47. TARIAN DAN NARASI ‘MARIA GADIS YANG ISTIMEWA’ DI HARI NATAL


MINGGU KE 47
GABUNGAN SEMUA KELAS

TARIAN MARIA
(SIKAP HATI: KUDUS / HOLY)
KUDUS DALAM PERGAULAN

TAYANGAN DI ATAS HANYALAH BEBERAPA CUPLIKAN, HANYA UNTUK MEMBERI GAMBARAN SECARA SINGKAT SAJA.

JIKA ANDA INGIN MELIHAT REKAMAN PENUH DAPAT MELIHAT PADA TAYANGAN INI:

AKU SI MARIA
AKU SI MARIA

Naskah ini bisa dipakai untuk:

  • Siaran Radio Program Anak maupun Dewasa
  • Tarian Tunggal bagi kelas gabung Pra Natal, atau untuk Acara Natal
  • Pentas Tarian Kelompok bagi Natal Sekolah Minggu atau Natal Umum
  • Cerpen yang diprint untuk hadiah anak pra remaja menjelang natal.
  • (KHUSUS untuk Cerpen dan Siaran Radio, saya sarankan anda menggunakan naskah lama yang belum diedit untuk TARIAN ini…..KLIK DI JUDUL INI CERITA NARASI DAN PANTOMIM GURU DI MOMENT NATAL)

JENIS TARIAN DI SINI ADALAH : TARIAN SPONTANITAS. (artinya tetap dilatih, tetapi gerakan-gerakannya adalah spontanitas dari sang penari, musiknya pun spontanitas dari sang pianis, jadi setiap latihan bisa saja gerakan atau alunan musiknya berbeda, jadi yang paten di sini hanyalah naskah / narasinya. ) (Jika anda memiliki koreografer yang sanggup membuatkan tarian paten itu akan lebih baik)

Berbeda dengan Surat Yusuf, yang  dibacakan oleh guru Pria, maka jika guru yang pertugas Guru perempuan, diganti dengan CERITA NARASI yang mengedepankan tokoh Maria ini.

Naskah ini sebenarnya adalah naskah siaran radio untuk anak-anak yang pernah disiarkan di RADIO SAHABAT KEHIDUPAN, MADIUN, saat saya masih pelayanan di sana DULU. Karna pewahyuan yang ada di tulisan ini sangat apik, sayang sekali kalau naskah ini dibiarkan begitu saja.

Kami menampilkan naskah ini dengan acara TARIAN TUNGGAL MARIA, yang telah dipakai dalam Kelas Gabung, GPDI Bayeman, Magelang, dan Natal Umum GPDI Kharisma, Kalinegoro, Desember 2011 ini. Pada awalnya ada kekawatiran, naskah yang kalau dibaca membutuhkan waktu 20 menit ini, akan membuat anak-anak bosan dan rebut sendiri, ternyata kekawatiran itu tidak terjadi, justru anak-anak sangat diberkati oleh Tuhan melalui tarian tunggal ini. Dan anak-anak terbukti bisa menyerap isi cerita saat mereka bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di akhir/ kesimpulan.

Cerita ini dikemas dengan cara,

Disediakan 3 orang narrator yang terdiri dari 2 orang narrator guru putri atau murid perempuan kelas besar yang telah dilatih, dan 1 orang narrator guru pria atau satu murid pria yang telah dilatih.

Narator Tunggal Jika narator di gereja anda hanya ada satu orang, boleh juga dibaca oleh satu orang, dengan catatan, sang narrator pandai berganti-ganti suara dan karakter suara. (Untuk tehnik ini bisa anda buka di YouTube saya dengan nama Kanal SusanGraceWidiono, dan anda pelajari tehnik pergantian suara dengan menggunakan 5 macam resonansi)

Narator  membaca dengan intonasi yang indah . Agar suasana tidak monoton, ada Pemeran Tarian Tunggal Maria (nanti akan diberi penjelasan gambaran sekilas mengenai tarian ini)

Untuk mempercantik suasana, sediakan satu orang pianis.

Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan 4 penari: (jika di gereja anda memiliki Penari Pria selain Penari Perempuan

  • Penari pemeran Yesaya
  • Penari pemeran bunda
  • Penari pemeran ayah
  • (dua atau tiga) Penari pemeran putri-putri kecil
  • Penari pemeran Gabriel
  • Penari pemeran TUHAN
  • Setidaknya 3 penari pemeran teman-teman Maria
  • Dan 1 penari pemeran Maria
  • Boleh juga diisi dengan Penari pemeran Yusuf, tunangan Maria

Tips untuk guru narrator tunggal (jika SDM yang ada terbatas):

Naskah yang ada, dapat diberi tambahan di samping dialog, dengan pensil: mana suara Tuhan, mana suara Gabriel, Maria, dll, agar memudahkan mengingatkan pergantian suara. Bisa juga diberi warna-warna dengan stabillo.

Rekaman?

Jika memungkinkan rekaman atau LIFE, saya tetap menganjurkan Life, baik dalam narasi, piano maupun tarian. Karna metode orang adalah metode tertinggi, dibandingkan metode lain. Dengan membuat rekaman, anda telah mengganti Life dengan metode AUDIO.

Maria Gadis yang Istimewa

Narator 1:Cerita ini bukanlah merupakan kejadian yang persis dengan peristiwa yang sebenarnya, melainkan hanyalah hasil perenungan dari cerita yang ada di Alkitab, tepatnya yang tertulis dalam Lukas pasal 1:26-38.Narator 2: (jika ada penari Yesaya, penari Yesaya masuk di bagian ini, jika anda memilih acara Tarian Tunggal Maria, biarkan bagian ini hanya diisi oleh Narator dan musik terlebih dahulu) ( Yesaya memilih stage yang tinggi dan tetap di tempat sampai ada penjelasan Yesaya meninggalkan panggung, selama Yesaya berbicara, ia menari, tetapi selama tidak diceritakan ia berbicara, ia mematung)Pada jaman dahulu kala…..hiduplah seorang Nabi yang diurapi Tuhan, ia biasa dipanggil dengan nama Yesaya. Jauh sebelum Tuhan Yesus lahir, Yesaya menyerukan suara TuhanNarator 3“Sesungguhnya , seorang gadis akan mengandung, dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yes 7:14, revisi kata ‘perempuan muda’ menjadi kata ‘gadis’ disesuaikan dengan terjemahan New King James Version yang menggunakan kata ‘virgin’, oleh Grace, redaksi, karna perbedaan yang sangat mencolok antara perempuan muda, dengan ‘gadis’, sedangkan penggunaan kata ‘perawan’ agak asing bagi telinga anak-anak)Narator 1

Suara nabi Yesaya itu menggema…..dari hari ke hari , dari minggu ke minggu……bulan ke bulan …dari tahun ke tahun……

Narator 2 (tarian Yesaya)

“Sesungguhnya , seorang gadis akan mengandung, dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”

Narator 1 : (Jika ada penari pemeran Ibu , masuk pada bagian ini)

Setiap ibu yang melahirkan bayi perempuan nan cantik dan lucu, menimang-nimang dengan penuh kasih sayang, sambil berbisik pada bayi mungilnya

Narator 2

‘Mungkinkah engkau gadis yang terpilih itu, sayang?’

Narator 1 (Jika ada penari pemeran Ayah, masuk pada bagian ini)

Sang ayah tersenyum simpul dan bertanya-tanya dalam hati,

Narator 3

‘mungkinkah anak perempuanku yang akan terpilih, menjadi ibu-Nya Imanuel itu?’

Narator 1 (Jika ada penari putrid-putri kecil ,masuk di bagian ini)

Ketika bayi mungil itu semakin lama semakin besar…..

Semua Ayah dan Ibu mengajarkan pada anak-anak mereka tentang apa yang Tuhan Firmankan…

Dan ketika sampai pada cerita tetang Nabi Yesaya……

Sang Ayah dan Bunda mulai berkata kepada putri-putrinya

Narator 2 dan 3: (tarian Yesaya di tempatnya, serta tarian duet ayah dan bunda)

‘ seorang gadis akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel’

Narator 2 (tarian putrid putrid kecil)

“Oh yah?”

Narator 1

Wajahnya terkejut, matanya berbinar-binar, pipinya memerah, ia bertanya-tanya dalam hatinya

Narator 2

‘mungkinkah aku yang dipilih Tuhan menjadi ibu-Nya Imanuel itu….waaaau….seandainya…..’

Narator 1 (semua penari lain: ayah, bunda, putrid kecil meninggalkan panggung) (tiga penari teman Maria, dan Maria masuk di bagian ini, jika ada penarinya) (Jika anda memakai naskah ini untuk Tarian tunggal, Maria masuk di bagian ini, setelah sebelumnya hanya diisi oleh Narator dan musik saja)

Seperti biasa,para gadis senang bertemu dan berkumpul dengan teman-teman seusianya. Seorang gadis berkata kepada teman-temannya

Narator 2

“Kemarin Ayah-ku berkata bahwa suatu saat nanti akan ada seorang gadis yang akan mengandung seorang anak laki-laki yang disebut ….”

Narator 1

“Immanuel kan?”

Narator 2

“Aku sudah tahu, kira-kira sebulan yang lalu Ibuku juga menceritakan hal itu…..itu semua adalah Firman Tuhan yang disampaikan lewat seorang Nabi yang….”

Narator 1

“aaaah,” (memotong pembicaraan) “aku juga udah tahu, maksudmu Nabi Yesaya kan? Itu kan cerita yang udah lama banget…kalian ini nggak gaul  deh!”

Narator 2

“coba bayangin kalau ternyata kamu yang terpilih….apa kamu mau?”

Narator 1

“kalau aku sih, senang sih senang, siapa yang nggak seneng sih terpilih jadi ibu-Nya Imanuel itu, tapi, terus terang, aku takut…!”

Narator 2

“Apa yang kau takutkan?”

Narator 1 (nada narrator)

Tentu saja akan ada ketakutan jika terpilih menjadi Ibu-Nya Imanuel, atau Juruslamat itu, …

(Nada narrator) Pada jaman itu, jika ada seorang gadis yang mengandung, padahal ia belum mempunyai suami, pastilah ia akan dianggap sebagai gadis yang tidak baik, dan dia akan dilontari batu sampai mati.  (Ul 22:23-24)

Narator 2

Seorang gadis bernama Maria yang ada di tengah-tengah gadis-gadis itu, dari tadi terdiam, ia hanya mendengarkan perkataan dan ocehan teman-temannya. (penari Maria yang dari tadi mematung, melamun, kini mulai menari)

Narator 1 (Jika ada penari Yusuf, masuk di bagian ini)

‘Dilontari batu sampai mati? Ihhhh ngeri…’pikir Maria . Sesekali ia memikirkan Yusuf, pemuda tampan pujaan hatinya. Yusuf yang ia sayangi, kini telah menjadi tunangannya, tidak lama lagi mereka akan menikah. ‘jangan sampai ada sesuatu apapun yang memisahkanku dari Yusuf…’ bisiknya dalam hati ‘aku sangat menyayangi dia’ tambahnya pula.

Narator 2

“Maria…!”

Narator 1

“ eh….iya?”

Narator 2

“Jangan ngelamun aja donk!”

Narator 1

Maria pun hanya tersenyum malu. Ia tidak ingin teman-temannya tahu, bahwa ia sedang memikirkan Yusuf, tunangannya.

Narator 2

Waktu terus berlalu, semua orang menunggu-nunggu, kapankah saatnya Imanuel itu lahir, kapankah kiranya Juruslamat atau Mesias itu lahir?

…..telah lama berselang sejak Nabi Yesaya yang terkenal itu menyerukan suara

Tuhan

Hari ke hari, semua orang menunggu-nunggu

Minggu ke minggu, semua orang berharap harap cemas

Bulan ke bulan, setiap gadis berdebar-debar

Tahun ke tahun, orang –orang mulai bertanya “jangan-jangan Nabi Yesaya itu  salah?”

Narator 1

Waktu terus melaju, berpacu dengan putaran bumi

Tidak ada berita apa-apa

Tidak ada sesuatu yang istimewa

Sampai suatu waktu tiba………..

Dalam bulan yang keenam…..

Suara Tuhan memenuhi surga…..(sejak saat ini Penari Maria mematung di sebuah titk panggung)

Narator 3 (Penari Gabriel dan Penari pemeran Tuhan memasuki ruangan)

“Gabriel….., Gabriel…..”

Narator 2

“Ya…Tuhan.”

Narator 3

Pergilah ke Galilea….ke sebuah kota bernama Nasaret”

Narator 2

“Siapa yang harus aku jumpai kali ini Tuhan?”

Narator 3

“Waktunya telah tiba”

Narator 2

“Apakah Tuhan sudah memilih seorang gadis…..untuk ikut dalam rencana huuuebat itu? Apakah saat kelahiran Imanuel, Juruslamat, Yesus Kristus itu sudah tiba sekarang, siapakah gadis yang beruntung itu?”

Narator 3

“Ya…Aku sudah memilih seorang gadis….”

Narator 2

“ Siapakah gadis yang beruntung itu, Tuhan?”

Narator 3

“Nama gadis yang telah Kupilih itu adalah ‘Maria’ “

Narator 2

“Maria? Maria yang mana Tuhan..? Banyak sekali gadis yang bernama Maria…..!”

Narator 3

“Tapi hanya satu saja gadis bernama Maria, yang bertunangan dengan seorang

pemuda bernama Yusuf”

Narator 2

“Yusuf….? Pemuda bernama Yusuf juga banyak Tuhan! Yusuf yang mana yang Tuhan maksudkan?”

Narator 3

“Yusuf yang berasal dari keluarga Daud, dia adalah keturunan Daud”

Narator 2

“Ooooh, Yusuf yang tukang kayu itu? Yusuf yang tulus hati itu? Oh ya..aku tahu, dia telah bertunangan dengan seorang gadis yang baik, gadis itu bernama Maria”

Narator 3

“Ya…betul, merekalah yang Kumaksudkan.”

Narator 2

“Baik Tuhan, aku akan memberitakan berita bahagia ini pada Maria yang telah Tuhan pilih”

Narator 1 (Pada bagian ini pemeran Tuhan meninggalkan panggung)

Betapa senangnya menyampaikan berita bahagia ini pada Maria….

Maria adalah seorang gadis yang telah dipilih Tuhan,

Narator 2

“Waaaau, bagaimana ya nanti, maukah Maria ikut dalam rencana huuuebatNya Tuhan itu?”

Narator 1

Sementara itu Maria sedang ada di rumah…. (Maria menari kembali)

Baru saja ia memikirkan perkataan-perkataan Ayah Ibunya dulu…..bahwa suatu ketika akan ada seorang gadis yang akan mengandung, dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel…..Mengapa ya akhir-akhir ini, perkataan-perkataan ayah ibunya itu terngiang-ngiang lagi di telinganya, …..mengapa pula ya perkataan nabi Yesaya itu seperti terdengar lagi di telinganya…..Hati Maria berdebar-debar tak menentu.

Narator 2

“Salam,”

“Tuhan telah memilih kamu, Tuhan sendiri besertamu…”

Narator 1

“Hah?”

Maria menoleh dengan terkejut, di pintu rumahnya tiba-tiba ada seorang berdiri, menghalangi masuknya sinar matahari. Ia mengangkat kepala mencoba mengenali wajah orang asing itu. Namun sinar yang menyilaukan itu menghalanginya. Hatinya semakin berdebar. ‘di-pi-lih? Tu-han be-ser-ta-ku?, apa artinya?’ kata-kata malaikat itu membuat Maria bertanya-tanya dalam hati. Jangan-jangan….jangan-jangan….akulah gadis yang terpilih itu….Ketakutan mulai merayapi Maria….ia gemetar, ia tidak tahu harus berbicara apa. Ia juga tidak mengerti apa yang dikatakan Malaikat itu. Belum selesai Maria menjawab pertanyaan hatinya sendiri, Malaikat itu berbicara lagi

Narator 2

“Jangan takut hai Maria…sebab engkau diberkati oleh Tuhan.”

Narator 1

‘Dari mana ia tahu bahwa aku takut?’

“Diberkati?” Tanya Maria lagi dalam hati, ia sungguh-sungguh terheran-heran. Narator 2

“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi, Dan Tuhan akan mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud, bapa leluhur-Nya dan Ia akan menjadi raja atas keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan”

Narator 1

Perkataan malaikat itu membuat Maria mengerti…..semua yang diceritakan Ayah Ibunya sejak ia kecil itu , kini ada di hadapannya, ialah gadis yang terpilih itu…..

’Aku? benarkah itu? Benarkah aku akan mengandung dan melahirkan Juruslamat?’

Maria menggosok-gosok matanya dengan jari-jari tangannya, jangan-jangan aku sedang bermimpi. ‘Tidak, aku tidak sedang bermimpi!’ Pikirannya melayang-layang, banyak pertanyaan melintas di pikirannya….’Bagaimana nanti kalau aku  dianggap sebagai gadis yang tidak baik? Bagaimana nanti kalau Yusuf tahu bahwa aku mengandung, bagaimana menjelaskannya? Apakah dia percaya kalau aku telah dipilih Tuhan untuk menjadi Ibu bagi Juruslamat? Padahal….sebentar lagi pernikahan itu akan berlangsung, bisa-bisa aku   di-lon-ta-ri ba-tu sam-pai ma-ti oleh orang-orang seNasaret ini…., dan Yusuf…?

Wajah Yusuf tergambar di pelupuk matanya, bagaimana kalau Yusuf sampai menceraikan dia?

“Mana mungkin?”  “Aku kan seorang gadis? Aku kan belum menikah dengan Yusuf?”

Narator 2

“Maria,”  “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Tuhan akan menaungi kamu, Maria, itulah sebabnya, anak yang lahir itu disebut Anak Allah….”

Narator 1

‘Roh Kudus?’ Rasa damai memenuhi hatinya saat Malaikat itu mengatakan ‘kuasa Tuhan akan menaungi engkau’

Narator 2

Malaikat Gabriel kemudian berbalik, dan berjalan ke pintu. Ia berhenti sejenak dan berkata “Elisabet, saudaramu, yang sudah tua itupun , sekarang ini sedang mengandung.”

Narator 1

Mendengar itu, Maria pun terheran-heran, bagaimana mungkin Elisabet yang sudah tua itu bisa mengandung….

Narator 2

“iyah…bagi Allah tidak ada yang mustahil” (setelah ini penari pemeran Gabriel meninggalkan panggung)

Narator 1

‘Bagi Allah tidak ada yang mustahil?’ renung Maria dalam hati ‘iya ya….benar juga…bagi Allah tidak ada yang mustahil!’

Maria mulai mengerti maksud Tuhan dalam hidupnya. Ia segera tertunduk, semua bayangan buruk itu kembali melintas di pikirannya, …anggapan buruk….Yusuf….lontaran batu….pernikahan…..kata-kata itu seperti menari-nari di pikirannya

‘Tapi Tuhan sudah memilih aku, dan aku ini adalah Hamba Tuhan’

Hati Maria bergejolak. Seolah-olah ada kasih Tuhan yang melingkupi hatinya. Hati Maria bergejolak, ia mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan juga dengan segenap kekuatannya. Sambil menitikkan  air mata pergumulan , Maria mengambil suatu keputusan yang sebenarnya tidak mudah

“ Aku ini adalah hamba Tuhan…..” katanya sungguh-sungguh kepada Malaikat itu, air mata bahagia memenuhi pelupuk matanya. “ Terjadilah padaku seperti yang engkau katakan tadi!” tambahnya dengan yakin. Seketika kedamaian itu membanjiri hatinya.

Janji Tuhan bahwa kuasa Tuhan akan menaunginya…yah….janji itu terasa amat melegakan.  Malaikat itu tersenyum puas, saat Maria mengangkat kepalanya lagi, malaikat itu telah lenyap. Hati Maria masih berdebar, rasanya di rumah mungilnya itu, peristiwa itu belum juga berlalu. Semua peristiwa itu masih terasa di hatinya, dan semua perkataan malaikat ini, kata demi kata masih terngiang-ngiang di telinganya….hatinya dipenuhi rasa syukur pada Tuhan, wajahnya pun berseri-seri. Maria pun sujud menyembah Tuhan dan membisikkan doanya “Ya, Tuhan, jadilah kehendak-Mu, apapun yang terjadi, aku mau taat, karna aku ini hamba-Mu”

Narator 2 (Malaikat Gabriel memasuki panggung lagi dan berputar-putar, sementara itu pemeran Tuhan sudah ada juga memasuki panggung melalui arah yang berlainan dengan Gabriel, Maria mematung)

Malaikat Gabriel pun kembali ke surga….Sambil tersenyum simpul ia sangat

bersemangat untuk melaporkan hasil perjalannya pada Tuhan

“Dia mau Tuhan! dia mau Tuhan!”

Narator 3

“ Ya…Aku melihat dari sini, engkau melakukan tugasmu dengan baik, Gabriel…!”

Narator 2

” Ya….dan Maria itu orangnya….orangnya…..” (seperti sedang berpikir sambil berbicara)

Narator 3

“ Aku memilih siapa yang akan kupilih. Maria seorang gadis yang baik, dia menjaga hidupnya tetap kudus, dia tidak berpacaran dengan cara-cara yang sembarangan, dia taat kepadaKu, dia seorang yang rendah hati, dan dia mengasihi Aku”

Narator 2

“Berbahagialah Maria itu ya Tuhan, karena Engkau memilih dia. Ia adalah seorang gadis yang sangat beruntung dibandingkan dengan milyartan gadis lainnya….”

Narator 3

(Mat 12:50) “Tidak juga….”  “Siapa pun bisa jadi Maria-Maria!”

Narator 2

“Maksud Tuhan?”

Narator 3

“Siapapun yang melakukan kehendak Tuhan, mau menurut pada Tuhan, mau taat pada Tuhan, bagiku dia adalah juga Maria-Ku….”

Narator 2

“ Ooooh, begitu rupanya Tuhan.Jadi kalau adik-adik  mau jadi anak yang taat pada Tuhan, mau hidup kudus, dia juga istimewa bagiMu , seperti Maria?”

Narator 3

“Hemmmm, betul sekali Gabriel!”

(setelah itu, Maria yang dari tadi mematung itu pun mengajak dari penonton siapa yang akan ikut jadi Maria-marianya Tuhan, dengan menirukan tarian spontannya, musik terus mengiringi. NB: Akan lebih baik kalau penari pengikut Maria, sudah diberi tahu sebelumnya, walaupun tariannya tetap mendadak/ spontan.)

Kesimpulan :

  • Ajak penonton (anak-anak ataupun orang dewasa) menjawab pertanyaan ini:
    • Apakah sifat-sifat Maria itu?
    • Apakah Maria itu istimewa sekali (jawabannya adalah tidak, siapa pun kita bisa jadi Maria, kalau kita mau melakukan kehendak Bapa Matius 12:50)
    • Apakah kita bisa terpilih lagi menjadi Ibunya Juru slamat itu? (tidak bisa karna itu panggilan Maria secara khusus. Tetapi setiap kita akan dipanggil Tuhan dalam panggilan masing-masing, karna Yesus tidak akan datang lagi sebgai bayi, tetapi akan datang lagi sebagai Raja di atas segala raja. Kita harus berperan mempersiapkan sebanyak mungkin orang untuk siap menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
    • Bagaimana kalau laki-laki, apakah bisa jadi Maria? Bagi kita yang lelaki, Tuhan akan jadikan kita adik-adik-Nya jika kita mau melakukan kehendak Bapa di sorga (Mat 12: 50).
    • Apa saja kehendak Bapa di sorga itu…?
  • Buat Matius 12: 50 sebagai ayat mas/ ayat hafalan hari ini

Tips untuk pementasan:

  • Mimik Muka Penari akan sangat mempengaruhi juga, jadi tdk hanya gerakan tubuh saja yang diperhatikan, tetapi juga mimic muka.
  • Pakai kostum khusus, yang biasanya sesuai dengan karakter tokoh dan kondisi zaman pada saat itu
  • Bisa juga menyiapkan sayab untuk Gabriel
  • Make up juga mendukung
  • Sediakan property tari untuk Maria berganti ganti property seperti rangkaian bunga, pita, kipas, dll
  • Rekam acara ini dengan handycam agar ada dokumentasi
  • Bisa ajak penonton berpose bersama Maria , atau bersama Nabi Yesaya, dll di akhir acara
  • Gunakan lampu sorot dan permainan lighting jika ingin penampilan ini lebih memukau.
  • Perhatikan letak titik panggung, titik lokasi Yesaya, Tuhan, sorga, keluarga, obrolan para gadis, dan rumah Maria. (bedakan titik-titik tersebut)
  • Jika anda bisa berkreasi dengan memadukan nya dengan design grafis/ screen LCD akan lebih bagus, jadi background lokasi bisa lewat LCD)

 

zwani.com myspace graphic comments

Tinggalkan komentar