KUMPULAN PUISI SAYA


TIADA TERBANTAHKAN

by grace (Nov 2013, KENDARI)

Saat duduk di kaki-Mu
Urapan baru membanjiriku

Saat menanti di hadirat-Mu
Kepuasan menjadi bagianku

Saat melihat perbuatan-Mu
Decak kagum atas karya-Mu

Saat menyelam dalam sungai-Mu
Kutemui cinta-Mu menggenangiku

Tiada terbantahkan

Engkaulah segalanya.

SEMAKIN MEMBARA
by: grace

Diam-diam makin membara

Cinta menetap dalam dada
Tiada terbungkam
Tak bisa diam

Rahasia terkuak
bisik-bisik terhenyak
menjerumuskanku dalam lamunan banyak
tak bisa tidak
tiada kuasa menolak

Dahsyat bara membakar hati
menanti
hari
lagi

Rhema dari-Mu
membuat aku jatuh
cinta
lagi

menanti
lagi
rahasia hati

mengisi lamunanku
dengan kata rahasia-Mu

aku cinta rhema dari-Mu.

lamunanku
dibelenggu
akan
cinta
pada kata-Mu
dan
rahasia-Mu

Kendari, 12 November 2o13

Guru

susan grace

 

Empat huruf itu G U R U

Menerbangkan anganku pada mereka….

Yah…mereka

Merekalah guru-guruku yang mencetak aku menjadi guru

Dulu sebelum jadi guru

aku berlagu

“engkau patriot pahlawan bangsa..tanpa tanda jasa”

Heah…pahlawan ?!

Sekarang setelah jadi guru

Aku terharu

Aku baru tahu

Guru

Lebih dari itu

“Engkau Patriot pahlawan bangsa…..mataku berkaca-kaca………tanpa tanda jasa”

Bu Erni guru Injil-ku, yang rajin tersenyum padaku

Bu Debora guru TK-ku, yang menemaniku main ayunan

Bu Pendeta yang juga guru koorku , pertama kali mengajarkanku nafas perut.

Bu Erna guru pianoku, yang pertama kali menyentuhkan jariku pada tuts-tuts hitam putih

Pak Silitonga yang tidak segan-segan menulis not angka panjang lebar di papan tulis dan mengajak kami sekelas menyanyi sambil mengetuk-ngetukkan penggaris panjang nya

Pak Darman yang membuat aku jatuh cinta pada bahasa dan budaya jawa

sampai akhirnya akupun menikahi pria jawa

Bu Emmy guru les pianoku yang berkata di hari pertama kelas waktu itu “ Kalau mau menekuni musik harus serius! Kalau main-main percuma ! Apa kamu serius ?”

Bu Anis guru seni musik smp-ku yang mengenalkanku pada not balok

Pak Roby guru ekonomi SMA-ku, rambutnya putih, ia berkata seperti ini. “Modal utama seseorang yang akan membuat sebuah usaha, bukanlah modal uang…melainkan ide yang cemerlang” Kata-katanya menancap di pikiranku

Pak Sany dosen musik yang sudah kuanggap seperti ayahku sendiri.

Aku ingin jadi guru yang benar-benar guru

Digugu lan ditiru

Bukannya  wagu tur kliru

Ajari aku murid-muridku…

Ayo ajari…

Ajari aku bersabar…karna kasih itu sabar

Entah sudah berapa kali aku tak sabar

Ajari aku kendali diri….karna kasih itu tidak pemarah dan tidak menyiman kesalahan orang lain

Entah sudah berapa kali aku emosi

Ajari aku bekerja keras  karna kasih itu sabar menanggung segala sesuatu

Entah sudah berapa kali aku kelelahan menggali bakatmu dalam-dalam

Ajari aku melihat bakatmu, mengasah keterampilanmu, dan memberimu kesempatan untuk mencoba …..karna kasih itu percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu

Sudah waktunya aku mencoret kata-kata “kamu itu anak buangan, kamu itu anak kampungan, kamu itu anak jalanan” dari otak dan hatiku

Ajari aku berbicara dengan lembut …karna kasih itu lemah lembut

Entah sudah berapa kali aku melontarkan kata-kata kasar

Ajari aku vokus…karna kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri

Entah sudah berapa kali aku terjebak dalam kesibukan dan abaikanmu

Ajari aku merendahkan hati karna kasih itu tidak memegahkan diri dan tidak sombong

Entah sudah berapa kali aku menepuk dada dan menegakkan kepala

Terima kasih murid-muridku

Karena kalian juga adalah

Guruku

Beri aku kesempatan kedua

Yeah?

———————————————————————————ini semua gara-gara bu Wicha !!   21 Juni 2006 .  16.00 . Perpisahan SMP Krissa thn ajaran 2005-2006.

INDONESIA ISTIMEWA DI MATA TUHAN

buah karya : Grace

(ide dari Yesaya 42:1-17, puisi ini dibuat Kamis, 1 Agt 2011, 3 hari sebelum Viciel meninggal, dalam naskah Konser Doa untuk Indonesia)

Pulau-pulau yang berbaris rapi dari Sabang hingga Merauke

Besar kecil bertebaran bagai batu-batu dalam genggaman tangan TUHAN

“Aku cinta pulau-pulau ini…” bisik Tuhan mesra

Orang Batak, Jawa, Madura, Ambon….dan masih banyak lagi….

ada yang putih, coklat, sawo matang, hitam manis, atau bahkan hitam legam

“Aku suka warna-warni ini…” gumam Tuhan dengan  sunggingan senyum di ujung bibir-Nya

Terdengar angklung, gamelan, musik bambu dari desa-desa..

“mmmmm mmmmm mmmmm” Tuhan pun ikut berdendang sembari kaki-Nya mengetuk ngetuk mengikuti irama desa

Gedung-gedung pencakar langit tak mau kalah mendengungkan kebisingan kota

“Aku mau memerintah di setiap KOTA” begitu tekad Tuhan atas setiap kota yang ada dalam catatan-Nya.

Gunung-gunung menjulang tinggi,

sungai-sungai berkelak-kelok,

telaga berwarna warna,

padang gurun sepi nan asri,

hutan lebat jantung dunia,

bukit batu tegar nan perkasa,

mata Tuhan mengikuti setiap kelokannya dan

desiran angin di atasnya.

Nafas Tuhan ada atas setiap jengkal tanah Indonesia

Berbondong-bondong orang Indonesia ingin mengenal Pencipta-nya

mereka berlelah-lelah tanpa tahu Siapa Jalan Kebenaran dan Hidup yang sesungguhnya.

Merah putih, tanda kesucian karna darah-Mu telah dicurahkan

Basahi Indonesia dengan Darah-Mu

Sucikan Indonesia dengan kuasa Salib-Mu

Kerberanian dari Singa Yehuda membanjiri negri ini.

Jadikan kami terang atas bangsa ini Tuhan

Bersinar, berbinar, berpendar, …….Sampai Indonesia diselamatkan.

Tinggalkan komentar