MATERI REAT-REAT SMA; HOW CAN WE STAY IN JESUS WAY?


MATERI INI PERNAH DISAMPAIKAN DI REAT-REAT SMA NEGRI 3 MAGELANG

POWER POINT INI TERKAIT DALAM DUA JUDUL :

HOW CAN WE STAY IN JESUS WAY?

DENGAN

MELESAT MENUJU SASARAN ILAHI

HOW WE CAN STAY IN JESUS WAY OKE

SESI III

HOW CAN WE STAY IN JESUS WAY ?

Kalau kita sudah tahu pentingnya kita bertumbuh, dan kita sudah tahu bahwa Tuhan memiliki master plan yang luar biasa buat hidup kita jauh di atas semua rencana pribadi kita, dan hati kita sudah mau sepakat dengan rencana Tuhan atas hidup pribadi kita, sampai di satu titik kita berkata YA pada Tuhan, …………….

Nah sekarang , bagaimana caranya agar kita tetap pada JALUR TUHAN?

Tuhan mau kita tetap di jalur-Nya, tetapi Iblis sangat menggoda kita untuk mengalami penyimpangan, pergeseran, penyesatan, pelarian, pembangkangan, kompromistis, dan masih banyak jurus lainnya.

Untuk kita tetap pada jalur Tuhan, ada beberapa rambu-rambu lalu lintas yang perlu kita cermati dan waspadai:

  1. Memahami Tingkatan Kehendak Tuhan

Sebelum kita mengetahui bagaimana kita bisa bertahan tetap stabil berada di jalan Tuhan, kita harus memahami dahulu :

  • tingkatan kehendak Tuhan
  • bagimana cara mengetahui kehendak Allah?

Roma 12:2

Baik, berkenan dan yang sempurna

Ternyata kehendak Allah itu mempunyai jenjang atau level. Mungkin kalau seorang guru, itu ada standart nilainya misalnya 7, 8 dan 10. Kalau dalam permainan tembak point, ada lingkaran luar lingkaran dalam lingkaran tengah dan titik tengah.

Bagaimana mengetahui kehendak Allah?

Berubah oleh pembaharuan budi, artinya berubah dari cara berpikir duniawi kepada cara berpikir surgawi. Standar dunia berbeda dengan standart Allah, yang bagi dunia nilai 9 di mata Tuhan belum tentu bernilai sembilan. Tapi yang di mata dunia bernilai 6 mungkin di mata Tuhan bernilai 10.

Mengapa harus mengubah pola pikir ? Karna sasaran dunia jauh dengan sasaran Allah

Faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang?
• Factor budaya masyarakat tempat seseorang dibesarkan
• Factor didikan keluarga
• Factor kepercayaan atau religi seseorang
• Factor impian atau cita-cita seseorang
• Factor pengalaman yang pernah dialami seseorang

Petrus dipengaruhi budaya masyarakat setempat, sehingga tidak mengerti kehendak Allah yang sempurna bahwa keselamatan juga untuk bangsa-bangsa non Yahudi, Tuhan mengubah budi pekertinya atau paradikmanya dengan memberinya visi atau pengelihatan tentang bintang yang haram dan yang tidak haram.

Saul dipengaruhi oleh didikan keluarga yang selalu berkata kamu dari suku terkecil, (suku benyamin) dari kaum keluarga terkecil, kamu anak kecil dan lain sebagainya sehingga ketika ditunjuk jadi raja, sekalipun dia tinggi perawakannya tetapi dia merasa kecil, dia bersembunyi. Pola pikir saul harus dirubah oleh Tuhan, bahwa di mata keluarga dia merasa kecil, tetapi Tuhan menunjuk dia menjadi raja.

Timotius orang yang minder, karna dia masih muda belum berpengalaman, dan sebagainya, tetapi pola pikir ini harus dirubah, Paulus mengatakan “ Janganlah kamu dipandang rendah sebab kamu muda, jadilah teladan dalam perkataanmu…kesucianmu….” Paulus mengubah pola pikir Timotius bahwa kewibawaan sejati bukan dari factor senioritas umur tetapi dari teladan karakter.

Yosua dan Kaleb mempercayai Tuhan oleh karena itu pola pikir mereka sangat berbeda dengan sepuluh pengintai lainnya yang tidak menaruh percaya kepada Tuhan. Pada akhirnya terbuktilah bahwa Yosua dan Kaleb ada dalam kehendak Tuhan yang sempurna karna mengikuti pola pikirnya Tuhan. Masuk dalam tanah perjanjiannya Tuhan.

Faktor impian atau cita-cita:
Rasul Paulus punya impian dan cita-cita baik orang Yahudi maupun Yunani mengenal Yesus, impian inilah yang membuat cara berpikirnya tidak terhenti sekalipun dia ada dalam penjara, pola pikirnya ini yang punya cita-cita justru membawanya menuliskan beberapa surat yang sampai sekarang kita baca di Alkitab. Dalam penjara Paulus ada dalam kehendak Allah yang sempurna.

Faktor pengalaman akan membentuk pola pikir seseorang, contohnya janda sarfat, dia berpengalaman bahwa dari tepung segenggam dan minyak sedikit biasanya hanya dapat menghasilkan roti yang sekali dimakan besok akan mati kelaparan, tetapi nabi mengubah pola berpikirnya bahwa “buatkan untuk aku dahulu’ bagu setelah itu untuk mu dan untuk anakmu…. Pola berpikir yang baru yang sesuai dengan maunya Tuhan membawa janda ini alami kehendak Tuhan yang sempurna dalam hidupnya yaitu alami mujijat pemeliharaan di masa sukar.

Semua faktor2 tersebut sangat mempengaruhi pola pikir kita. Padahal budaya, didikan keluarga, kepercayaan2 tertentu, impian-impian kita dan juga pengalaman kita tidak selamanya membawa cara berpikir yang selaras dengan cara berpikirnya Tuhan, tidak selamanya selaras dengan kehendak Tuhan yang sempurna, terkadang hanya sampai kategori baik, atau belum tentu juga termasuk kategori berkenan pada Allah, apalagi kategori sempurna. Itu belum tentu demikian.

Bagaimana sebenarnya pola pikir dunia yang berbeda dengan pola pikir Tuhan:
• Konsep kepemimpinan bahwa seorang pemimpin itu bertangan besi, padahal konsepnya Tuhan , definisi kepemimpinan itu identik dengan melayani
• Konsep keuangan dunia bahwa dengan pengorbanan sekecil-kecilnya mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya, konsepnya Tuhan hukum tabur tuai
• Konsep nilai dunia bahwa yang paling bernilai adalah ketenaran, kedudukan, dan kekayaan, orang dinilai hebat jika beruang banyak, terpandang dan dihormati orang banyak, sementara konsepnya Tuhan sangat berbeda bahwa itu semua hanyalah bonus jika kita mencari dahulu kerajaan Allah serta kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
• Konsep dunia dapat memisahkan antara urusan kepemimpinan dengan urusan keluarga, tetapi Alkitab mensyaratkan keberhasilan mengelola rumah tangga sebagai prasyarat mutlak untuk mengelola gereja Tuhan.
• Konsep dunia bahwa memiliki tabungan sebanyak-banyaknya dapat menjadikan kita bahagia, tertapi konsep ilahi bahwa di dunia gnengat dan karat akan merusakkannya., kumpulkan harta di surga

Jadi bagaimana kita bisa tahu kehendak Tuhan ? dengan memiliki cara berpikirnya Tuhan, bagaimana cara berpikirnya Tuhan kita bisa tahu, dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari. Semua yang baik belum tentu berkenan, yang berkenan belum tentu sempurna.

Tuhan Yesus mencapai kesempurnaan kehendak Tuhan, karena beberapa kali Bapa berseru dari surga, inilah anakku yang kukasihi kepadanyalah aku berkenan, degarkanlah Dia.

Ayo kita masuk dalam kehendak Tuhan yang sempurna dalam hidup kita. Amin

  1. BELAJAR DARI PRINSIP MAZMUR 1 DAN KEHIDUPAN KALEB

Prinsip Hidup dari Mazmur pasal 1

Ikan hidup tidak akan menjadi asin walau tinggal di air asin, tetapi ikan mati akan bisa diasinkan.

Ikut arus  (ibarat ikan asin)

  • Nasehat orang fasik
  • Jalan orang berdosa
  • Kumpulan pencemooh

Pertumbuhan yang membuahkan hasil (ibarat ikan hidup)

  • Kesukaan akan Firman Tuhan
  • Aktifitas Otak  merenung akan Firman Tuhan
  • Intensitas nya siang dan malam

Yosua 14; 6-15

Kaleb. Kita belajar dari seorang pribadi yang special bernama Kaleb. Dari seorang yang special, kita akan mempelajari bahwa dalam hidup kaleb banyak hal-hal yang juga special

Yosua pasal 14 PEMBAGIAN TANAH KANAAN

• Ayat 6. Kaleb dan bani Yehuda datang menghadap Yosua. Sekalipun seangkatan, Kaleb tetap menghormati Yosua sebagai seorang pemimpin yang ditunjuk dan diurapi oleh Tuhan.
• Ayat 12. Ada tindakan pro aktif dari Kaleb untuk meraih/ mendapatkan wilayah. Tahukah Saudara bahwa Tuhan sudah mematok wilayah-wilayah buat kita, tetapi tetap kita harus mendapatkan wilayah itu dengan berjuang ? Kita harus membiasakan diri membuang konsep instant, dan mengejar konsep proses. Area kanaan sudah dibagi-bagi oleh Musa (14:1) area yang sudah dibagi-bagi itu diundi (13:6b) dan Tuhan sendiri yang akan menghalau musuh dari depan orang Israel, tetapi orang Israel harus tetap maju di medan peperangan, dan bekerja keras membuka hutan (Yos 17:16-18). Kemenangan sudah pasti di tangan (jaminan), sekalipun musuh mempunyai kereta besi dan kekuatan. Mengapa ? Karena peperangan adalah milik Tuhan. Tetapi Tuhan mau kita tetap melangkah dengan iman. Musa melangkah, dan Tuhan yang membuka jalan lautan. Sekalipun laut terbuka tetapi kalau mereka tidak mau menyeberang, tidak akan sampai di seberang.

• Kaleb mengulangi lagi janji Tuhan lewat Musa (ayat 9). Mengingat-ingat janji seperti seorang anak kecil yang percaya kepada janji-janji orang tuanya. Seorang anak kecil yang sudah tidak percaya lagi kepada orang tuanya biasanya karena orang tua sering melanggar janji, ketika Kalep selalu mengingat janji Tuhan, dia percaya sepenuhnya bahwa janji Tuhan itu ya dan amin

• Kaleb menghitung hari-harinya dengan bijaksana (ayat 7, ayat 10) Selama 45 tahun, Kaleb menghitung hari-harinya. Musa dalam Mazmur 90:12 menuliskan : Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana. Tahukah saudara, bahwa kebijaksanaan seseorang bisa dilihat dari bagaimana dia memanage waktu-waktunya? Kapan harus beristirahat, kapan harus belajar, kapan harus berekreasi, kapan harus menjalin hubungan, kapan harus membaca, kapan harus memasak, kapan harus bersaat teduh bersama Tuhan, kapan harus mendengar, kapan harus bicara (Pengk 3), Efesus 5:15-21 ciri-ciri orang yang arif/ bijak adalah:
o Memperhatikan dengan seksama cara hidup/ life style (yang dibentuk dari hari-ke hari) memilih arif bukan bebal
o Mempergunakan waktu yang ada, menyadari bahwa hari-hari ini jahat
o Mengerti kehendak Tuhan (spirit of excellence), cerdas secara roh, tidak bodoh secara roh
o Tidak penuh hawa nafsu
o Penuh dengan Roh Kudus
o Suka memuji Tuhan
o Suka mengucap syukur
o Rendah hati

Bayangkanlah Kaleb yang selama 5 tahun (bil 10:34) hidup berani menantang arus, berani tampil beda, berani bertindak bijaksanana. Semua orang menggerutu lebih dari 10 kali tetapi Kaleb dan Yosua lolos (Bilangan 14:20-22, 26) Kaleb mengikut Tuhan dengan sepenuh hati (ay 14:24, punya jiwa yang lain/ inggiris Defferent Spirit/ roh yang berbeda) Dan selama 40 tahun berikutnya Kaleb tetap konstan mengikut Tuhan dengan sepenuh Hati
• Kaleb mengikut Tuhan dengan sepenuh hati, hal ini dikatakan oleh:
o Tuhan sendiri (Bilangan 14:24)
o Musa (Yosua 14:9)
o Kaleb sendiri (Yosua 14:8)
o Yosua (Penulis kitab Yosua Yosua 14:14)
Orang yang mengitut Tuhan dengan sepenuh hati akan mendapat sertifikat dari Tuhan, pemimpin, teman seangkatan dan juga diterima oleh diri sendiri sebagai gambar diri. Salah saru cara untuk tidak jatuh dalam dosa adalah selalu berkata pada diri sendiri Kamu orang yang diurapi, kamu takut akan Tuhan, kamu mau mengikut Tuhan dengan segenap hati. II Korintu 10:18 Bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan

• Beberapa karakter Kaleb:
o Jujur (ay 7)
o Pemberani, Tidak gentar menghadapi raksasa (ay 14:15, 15:14)
o Rendah hati untuk trima berkat (ay 12) perhatikan kata mungkin….Yosua memberkati…..Itulah sebabnya….Kaleb sadar, ambisinya tidak akan menjadi ambisi yang kudus, jika tuhan tidak menyertai dengan berkat-Nya
• Kaleb senantiasa hidup dalam pemeliharaan Tuhan, dan tidak kuatir tentang hari depan (ay 10). Kaleb terus menjaga stamina rohaninya
• Tahukah saudara, bahwa kegigihan Kaleb diturunkan pada anak gadis dan kemenakannya? (baca Psl 15: 13-19)

Ayo Kaleb akhir jaman, Bangkit!

Tinggalkan komentar