PEKAN ROHANI ANAK SESI 1; BAPAKU YANG BAIK UNTUK KELAS SD 4,5,6, SMP, SMA


Beberapa hal yang perlu diunduh/ karena tampilan di sini tidak seperti pada materi yang ada di laptop saya

SESI 1 KELAS SEDANG DAN BESAR

Materi power point dapat anda unduh gratis di sini

BAPAKU YANG BAIK KLS SEDANG DAN BESAR

Video terkait

PROPERTY KELOMPOK 3

KARAKTER BAPA DALAM KOREK API

tautan KARAKTER BAPA DALAM KOREK API dapat anda print, dan siap gunting dengan ukuran box korek api.

lalu tempatkan tiap potongan pada box korek api dengan gambar API menghadap ke atas.

( property kelompok 3 dapat anda print dan tempel pada kertas tebal, gunting dengan gunting khusus , lalu diberi stick atau tidak boleh. Untuk property photo.

 

 

SESI 1

BAPAKU YANG BAIK

KELAS BESAR

SD 4-5-6. SMP. SMA

Tujuan  :

  • Anak-anak mengenal siapakah Bapa Surgawi mereka, bagaimana karakterNya, dan siapa saja wakil Bapa di dunia ini.

 

Karakter Bapa, Fungsi Bapa dan Hubungan Bapa dengan kita anak-anak-Nya:

64 BOX KOREK API dipersiapkan.

BOX KOREK API tidak mengandung GAS/ jadi dipakai BOX KOREK API biasa

Warna BOX KOREK API bisa berwarna-warni/ bebas.

Pakai BOX KOREK API DENGAN GAMBAR YANG SOPAN

Setiap BOX KOREK API akan berisi 1 kertas berisi ayat dan penjelasan tentang karakter BAPA, sbb:

 

 

 

 

 

 

 

BAPA SURGAWI

BAPA SURGAWI YANG MENCIPTAKAN AKU

  1. Allah adalah Bapaku

( Yohanes 8:42)

  1. Sebelum Bapaku membentuk aku dari rahim ibuku,

Bapaku telah mengenal aku.

( Yeremia 1:5)

  1. Bapaku menjadikan aku secara dahsyat dan ajaib.

( Mazmur 139:14)

  1. Bapaku menciptakan aku seturut gambar dan rupa-Nya.

( Kejadian 1: 26)

  1. Bapaku yang menenun aku dalam kandungan ibuku.

( Mazmur 139:13)

  1. Mata Bapaku melihat aku

pada saat aku di dalam kandungan ibuku.

( Mazmur 139:16)

  1. Bapaku menopang aku

waktu aku ada dalam kandungan ibuku.

( Mazmur 71:6)

  1. Bapaku telah menyebut namaku

sejak aku di dalam perut ibuku.

(Yesaya 49:1)

  1. Bapaku yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku

di hari kelahiranku.

( Mazmur 71:6)

  1. Bapaku menuliskan hari-hariku dalam kitab-Nya,

bahkan sebelum aku lahir sebagai seorang bayi.

( Mazmur 139:16)

  1. Bapaku telah menentukan di mana saja aku tinggal.

( Kisah Para Rasul 17: 26)

  1. Di dalam Bapa, aku hidup, aku bergerak, aku ada,

sebab aku adalah keturunan Bapaku.

( Kisah Para Rasul 17:28)

  1. Bapaku adalah kawanku sejak aku kecil!

( Yeremia 3:4)

 

BAPA SURGAWI  MENGENAL, MEMIKIRKAN DAN MEMPERHATIKAN AKU

  1. Bapaku di sorga adalah sempurna.

( Matius 5:48)

  1. Bapaku di sorga lebih baik daripada bapakku di dunia.

(Matius 7:11)

  1. Bapaku memikirkan aku.

( Mazmur 139: 17-18)

  1. Pikiran Bapaku tentang aku

lebih banyak daripada pasir di tepi laut.

( Mazmur 139:18)

  1. Bapaku mengenal aku.

( Mazmur 139:1)

  1. Bapaku mengetahui semua yang kulakukan,

kalau aku duduk atau berdiri, kalau aku berjalan atau berbaring.

( Mazmur 139:2)

  1. Bapaku mengerti apa yang kupikirkan.

( Mazmur 139:2)

  1. Bapaku mengetahui apa yang akan kukatakan,

sebelum perkataan itu kukeluarkan.

( Mazmur 139:4)

  1. Bapaku tahu jumlah rambut di kepalaku.

( Matius 10:30)

  1. Bapaku mengetahui

rancangan-rancangan apa yang ada pada-Nya mengenai aku,

yaitu rancangan damai sejahtera

dan bukan rancangan kecelakaan,

untuk memberikan kepadaku hari depan yang penuh harapan.

( Yeremia 29:11)

  1. Bapaku menuntun aku di jalan yang kekal

ketika jalanku serong.

( Mazmur 139:23-24)

BAPA SURGAWI MENGASIHI DAN MENYAYANGI AKU

  1. Bapaku adalah kasih.

( I Yohanes 4: 16)

  1. Bapaku mengasihi aku dengan kasih yang kekal.

( Yeremia 31:3)

  1. Bapaku penuh belas kasihan.

( II Korintus 1: 3)

  1. Bapaku di sorga sayang kepadaku.

( Mazmur 103:13)

  1. Bapaku mengasihi aku seperti Ia mengasihi Yesus, Putra-Nya.

( Yohanes 17:26)

  1. Bapaku telah mengasihi aku, dan telah mengutus Yesus, Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosaku.

( I Yohanes 4:10)

  1. Bapaku memberiku kuasa untuk menjadi anak-Nya,

ketika aku percaya kepadaNya dalam nama Yesus.

( Yohanes 1: 12)

  1. Bapaku mengaruniakan kasih yang besar kepadaku,

sehingga aku disebut anak-Nya.

( I Yohanes 3:1)

  1. Bapaku adalah milikku ketika aku mengakui Yesus.

(I Yohanes 2:23)

  1. Bapaku tidak memperhitungkan pelanggaranku,

melalui karya salib Kristus.

( II Korintus 5:19)

  1. Bapaku menyerahkan Yesus, Anak-Nya sendiri bagiku,

bagaimanakah mungkin

Bapaku tidak mengaruniakan segala sesuatu kepadaku

bersama-sama dengan Yesus?

( Roma 8:32)

  1. Kasih Bapaku tidak dapat terpisahkan dariku,

baik oleh maut, maupun hidup,

baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah,

baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,

atau kuasa-kuasa , baik yang di atas, maupun yang ada di bawah,

ataupun sesuatu makhluk lain.

( Roma 8: 38-39)

  1. Bapaku membaharui aku dalam kasih-Nya.

( Zefanya 3:17)

  1. Bapaku menjadikan aku harta kesayangan-Nya sendiri,

jika aku taat kepadaNya.

( Keluaran 19:5)

  1. Bapaku menjawab aku dan memberitahukan kepadaku

hal-hal besar yang tidak terpahami ,

yakni hal-hal yang tidak kuketahui,

ketika aku berseru kepada-Nya.

( Yeremia 33:3)

  1. Bapaku bergirang karena aku dengan sukacita,

Dia bersorak-sorai karena aku dengan sorak-sorai.

( Zefanya 3:17)

  1. Bapaku ada di pihakku, siapakah yang akan melawan aku?

( Roma 8:31)

 

BAPA SURGAWI MENYEDIAKAN KEBUTUHANKU

  1. Bapaku seperti seorang gembala

 

yang menggembalakan domba-dombaNya.

(Yesaya 40:11)

  1. Bapaku berbuat baik kepadaku.

( Yeremia 32:40)

  1. Bapaku mendengar seruan doaku.

(Yeremia 29:12)

  1. Bapaku yang di sorga adalah murah hati.

( Lukas 6:36)

  1. Bapaku yang di sorga tahu memberi

pemberian yang baik kepadaku,

karena aku adalah anak-Nya.

( Matius 7:11)

  1. Setiap pemberian yang baik

dan setiap anugerah yang sempurna

datangnya dari Bapaku.

( Yakobus 1:17)

  1. Bapaku yang di sorga tahu

bahwa aku memerlukan makanan, minuman, dan juga pakaian.

(Matius 6:31-33)

  1. Bapaku memelihara hidupku,

karena aku jauh melebihi burung-burung di udara

yang juga dipelihara oleh-Nya.

(Matius 6:26)

  1. Bapaku memberikan apa yang diinginkan hatiku,

karena aku bergembira karena Dia.

( Mazmur 37:4)

 

BAPA SURGAWI ADALAH PAHLAWAN DAN SAHABATKU

  1. Bapaku ada di dekatku,

Dia menjadi pahlawanku yang memberi kemenangan kepadaku.

( Zefanya 3:17)

  1. Bapaku melindungi aku,

karena aku lebih berharga

dari pada banyak burung pipit yang juga dilindungi-Nya.

( Matius 10:29-31)

  1. Bapaku, menghibur aku.

( II Tesalonika 2:16-17)

  1. Bapaku menghibur aku, ketika aku menderita.

( II Korintus 1:3-4)

  1. Bapaku memberi pengharapan yang baik kepadaku.

( II Tesalonika 2:16-17)

  1. Bapaku menguatkan hatiku.

( II Tesalonika 2:16-17)

  1. Bapaku dekat kepadaku ketika aku patah hati.

( Mazmur 34:19)

  1. Bapaku menyelamatkan aku ketika jiwaku remuk.

( Mazmur 34:19)

  1. Bapaku menghapus segala air mataku.

( Wahyu 21: 4)

  1. Bapakulah yang mengerjakan di dalamku

baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya .

( Filipi 2: 13)

  1. Bapaku dapat melakukan jauh lebih banyak

dari pada yang aku doakan atau pikirkan,

seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam aku.

( Efesus 3:20)

  1. Bapaku selalu ada di mana pun aku berada.

( Mazmur 139:7)

  1. Bapaku ada di kediaman-Nya yang kudus,

Dia adalah Bapa bagi anak yatim.

Bapaku memberi tempat tinggal

kepada orang-orang yang sebatang kara.

(Mazmur 68:6-7)

  1. Sekalipuku meninggalkan aku,

namun Bapa menyambut aku.

(Mazmur 27:10)

 

 

Pembicara akan mengajak anak-anak memperkatakan ayat emas di Mazmur 103:13 ( 5 menit)

OPENING CLASS : Memperkatakan Firman Ayat THEMA

Mazmur 103:13

Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,

demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

Jelaskan pada anak-anak bahwa kita sudah sering mendengar dan mengenal tentang Yesus, ataupun tentang Roh Kudus. Kali ini kita akan lebih mengenal pribadi Bapa Surgawi kita.

Ada 5 hal yang kita ketahui tentang Bapa.

  1. Bapa Surgawi yang menciptakan aku
  2. Bapa Surgawi mengenal, memikirkan dan memperhatikan aku
  3. Bapa Surgawi mengasihi dan menyayangi aku
  4. Bapa Surgawi menyediakan kebutuhanku
  5. Bapa Surgawi adalah pahlawan dan sahabatku.

Maka kita akan bagi kelompok, dalam 5 kelompok, dan tiap kelompok akan mendapat UNDIAN, undian ini mengandung, NOMOR KELOMPOK, THEMA KELOMPOK serta METODE PENTAS.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KELOMPOK 1.

Thema; BAPA SURGAWI YANG MENCIPTAKAN AKU

METODE: PERFORMANCE INTONASI PUISI DENGAN DIIRINGI MUSIK LEMBUT

Mendapat box korek api dari nomor 1-13

KELOMPOK 2.

Thema; BAPA SURGAWI MENGENAL, MEMIKIRKAN DAN MEMPERHATIKAN AKU

METODE; PERFORMANCE NARATOR DAN GUMAMAN PENDEK SECARA PERSONAL

Mendapat box korek api dari nomor 14-24

KELOMPOK 3.

Thema; BAPA SURGAWI MENGASIHI DAN MENYAYANGI AKU

METODE; PERFORMANCE POSE PHOTO TUNGGAL DENGAN PROPERTY yang disediakan : HATI DAN SALIB

Mendapat box korek api dari nomor 25-41

KELOMPOK 4.

BAPA SURGAWI MENYEDIAKAN KEBUTUHANKU

METODE; PERFORMANCE MUSIK RAPH VOCAL DAN BEATBOX MULUT

Mendapat box korek api dari nomor 42-50

KELOMPOK 5.

BAPA SURGAWI ADALAH PAHLAWAN DAN SAHABATKU

METODE; PERFORMANCE WARNA DENGAN disediakan KERTAS ORIGAMI FULL COLOUR

Mendapat box korek api dari nomor 51-64

 

 

 

UNDIAN

 

KLMPK 1

UNDIAN

 

KELMPK 2

UNDIAN

 

KLMPK 3

UNDIAN

 

KLMPK 4

UNDIAN

 

KLMPK 5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LATIHAN KELOMPOK ( 10 MENIT)

 

Tiap kelompok, setelah mendapat undian, akan diberi waktu latihan sebanyak 10 menit.

Pembina kelompok akan mendapatkan : LEMBARAN TENTANG BAPA SURGAWI ( seperti tampak pada materi ini, berwarna biru)

Hampir setiap anak dalam kelompok akan mendapatkan BOX KOREK API, untuk itu guru dapat memilih siapa yang akan membaca, dan siapa yang akan berperan dalam pentas nanti.

Box korek api bisa menjadi petunjuk bagi tiap anak, akan apa yang harus dia lakukan nanti, ketika gilirannya tiba.

Pembacaan harus urut nomor yang ada di dalam korek api, tidak boleh dibolak balik.

Waktu latihan cukup singkat, karena TIAP ANAK PEMBAWA BOX KOREK API bertanggung jawab terhadap adegan/suara/tampilan-nya masing-masing.

Jadi dalam latihan, hanya akan dicoba NARATOR membaca tentang BAPA SURGAWI sedangkan tiap anak akan bergiliran berdiri dan mempergakan performancenya masing-masing. Selebihnya performance akan berlaku secara semi spontan.

Mohon waktu 10 menit ini dimaksimalkan dengan baik.

Tata cara performance, tiap kelompok akan duduk melingkar, dan pada saat kelompok 1 tampil, maka kelompok lain akan duduk semua di lingkaran masing-masing. Lalu anak yang tampil akan berdiri bergantian satu per satu di lingkaran masing-masing.

ATAU BOLEH JUGA TIAP KELOMPOK MAJU KE DEPAN/ PANGGUNG

Penampilan kelompok maksimal 5 menit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TERMIN 1 BAPA MENCIPTAKAN AKU

Penjelasan pembicara saja tidak termasuk performance kelompok 1, adalah 5 menit

  • Memutarkan VIDEO penciptaan manusia dalam rahim ibu, ajak mereka menonton bersama
  • Performance kelompok 1. ( mohon diiringi dengan lagu Kau Mengerti Lebih Dulu, karya Franky Sihombing) , maksimal 5 menit
  • Pembicara akan menunjuk salah satu anak / siapa yang berani memberi komentar tentang BAGAIMANA BAPA MENCIPTAKAN KITA.

( berikan hadiah langsung; pensil , ballpoint, dll)

  • Ulasan pembicara. Mazmur 139:13-16

 

TERMIN 2 BAPA MENGENAL, MEMIKIRKAN DAN MEMPERHATIKAN AKU

Penjelasan pembicara saja tidak termasuk performance kelompok 2, adalah 5 menit

  • PERFORMANCE KELOMPOK 2 ( mohon diiringi dengan lagu Kau Tetap Allah, diciptakan oleh Julita Manik) maksimal 5 menit
  • Setelah itu Pembicara akan mengkisahkan kisah nyata; ANAK YANG HILANG DITEMUKAN DI HARI NATAL
  • Pembicara akan menunjuk salah satu anak / siapa yang berani memilih dari barang-barang yang dipajang, yang dapat mengingatkan kamu tentang ayahmu di bumi, untuk menceritakan BAGAIMANA AYAH DI BUMI/ AYAH KANDUNG, MENGENAL, MEMIKIRKAN ATAU MEMPERHATIKANMU.

( berikan hadiah langsung; pensil , ballpoint, dll)

  • Ulasan pembicara: Mazmur 139: 1-6, 23-24. Kalau bapa di dunia saja mengenal, memikirkan dan memperhatikan kita sedemikian rupa, apalagi BAPA SURGAWI akan lebih lagi mengenal, memperhatikan dan memikirkan kita.

 

 

 

 

ANAK YANG HILANG DITEMUKAN DI HARI NATAL

Kisah ini tentang kesaksian pada suatu hari Natal. Pemuda ini menjalani kehidupan bebas sebebas-bebasnya pada waktu muda, lalu datanglah kesempatan untuk bertemu dengan Tuhan, bertobat dan sebagai ucapan syukur pemuda ini melayani pekerjaan Tuhan. Kehidupan terus berlalu hingga dia membangun keluarga. Berhubung dia berasal dari keluarga pengusaha yang cukup kaya di Jakarta, maka istrinya didorong ayah ibunya untuk segera hamil. Kelahiran sang cucu sangat dinanti-nanti. Keluarga besarnya sangat mengelu-elukan lahirnya seorang putera, yang dipandang penting sebagai bagian dari generasi penerus.

Ketika akhirnya istrinya hamil, sangat senanglah keluarga besar ini. Kebutuhan sang istri dan bayinya sangat diperhatikan dengan seksama. Pemeriksaan dokter dilakukan secara teratur. Pada waktu kehamilan bulan kedelapan, sang istri segera dilarikan ke Rumah Sakit karena ada kemungkinan kelahiran bayi prematur. Kejadian ini ternyata serius karena istri dan anak yang dikandungnya menghadapi pergumulan hidup dan mati. Team dokter ahli sudah mengerahkan segenap kemampuan mereka, namun ternyata apa mau dikata, istri dan anaknya tak tertolong. Inilah pukulan berat bagi si pemuda. Ia bertanya kepada Tuhan, “Mengapa? Mengapa istri dan bayinya harus dipanggil pulang secepat ini? Mengapa Tuhan tidak menolong? Mengapa Tuhan tidak mendengar doanya? Mengapa Tuhan membiarkan mereka meninggalkannya? Mengapa dia tidak diberi kesempatan untuk hidup bahagia bersama istri dan anaknya? Mengapa?”

Itulah pukulan hebat dan luar biasa bagi pemuda ini. Dia marah sekali kepada Tuhan. Dia juga marah kepada keluarga besarnya yang “memaksa” mereka untuk punya anak segera. Pukulan hebat ini membuat dia tidak percaya lagi bahwa Tuhan itu baik, bahwa keluarganya juga baik. Seperti sang anak bungsu yang hilang dalam kisah Alkitab, dia melarikan diri dari rumah keluarga besarnya, dia melarikan diri dari Tuhan, dia pergi jauh membawa uang untuk dipakai berfoya-foya. Dia pakai uangnya untuk hidup seenaknya, hidup sebebas-bebasnya, hingga uangnya habis. Selama berfoya-foya dia tidak dapat dihubungi siapapun, sehingga ketika ayahnya meninggal, dia tidak tahu dan tidak menghadiri pemakaman ayahnya.

Setelah menjadi miskin, dia tidak berani pulang ke rumah orang tuanya. Dia pergi ke tanah kelahirannya di Medan. Dia hidup menggelandang, dia hidup sebagai orang jalanan, dia hidup diantara para preman. Dia hidup seenaknya dan sesukanya.

Pada hari-hari menjelang Natal dia ingat bahwa sebentar lagi akan ada perayaan Natal. Ingat Natal, dia ingat Tuhan. Tapi hanya kepahitan yang memenuhi hatinya saat itu. Malam itu di bawah kolong langit yang cerah dia masih marah kepada Tuhan. Dia memaki-maki Tuhan. Dia lampiaskan sakit hatinya kepada Tuhan. Dia tunjuk jarinya ke langit sambil mengata-ngatai Tuhan.

Puas dengan cara itu, dia akhirnya tertunduk kelelahan. Sementara hatinya masih diliputi kemarahan, terdengar sayup-sayup  senandung yang berkata, “How could I forget His love, how could I forget His mercy….. He satisfies, he satisfies, he satisfies my desire….”

Hatinya tersentuh. Dia ingat kasih Tuhan. Dia ingat pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Dia ingat kemurahan-Nya. Dia ingat pengampunan-Nya. Dia ingat. Rupanya dia tidak dapat lari dari Roh Tuhan yang mengejarnya terus kemanapun dia pergi.

Pelan-pelan dia bangkit. Ia cari suara nyanyian itu. Ternyata suara itu berasal dari sebuah gereja kecil di sebuah gang. Ada beberapa anak muda sedang mempersiapkan acara Natal di situ. Dengan malu-malu dia mendekati mereka.

“Maaf, kami tidak memberikan sumbangan saat ini,” kata salah satu dari anak muda di gereja itu.
“Oh, saya tidak minta apa-apa. Saya tidak layak masuk ke dalam gereja. Biarkan saya duduk di depan pintu ini saja.” Dia terus mendengarkan mereka latihan lagu-lagu Natal. Sementara itu Roh Kudus memulihkan hatinya, menyembuhkan luka batinnya, memberi damai sejahtera yang tidak pernah dia rasakan bertahun-tahun selama pelariannya.

Pada perayaan Natal saat itu dia akhirnya berani masuk ke gereja kecil itu, namun di deretan paling belakang. Dia menikmati kehadiran Tuhan di gereja kecil dan sederhana itu. Dan sejak itu hidupnya dipulihkan kembali. Dengan pertolongan Tuhan, dia mulai bekerja dengan halal. Dia mengajak teman-teman gelandangannya untuk bekerja mengolah kain-kain sisa dari industri garmen di sekitar situ, untuk dijadikan kain perca dan dijadikan barang-barang yang bernilai tambah tinggi. Dari situ dia mulai membangun kehidupan baru. Akhirnya dia kembali ke Jakarta, kembali kepada keluarganya, kembali meneruskan bisnis keluarganya. Kisah ini diceritakan kembali oleh teman sang pemuda, Pdt. Yusuf dari GBI Emporium Jakarta.

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

 

Barang-barang yang di pajang: ( BISA MOHON DIPERSIAPKAN PANITIA PENYELENGGARA) ;

Tas, dompet, piring, pensil, buku, Alkitab, raket, bola, makanan ( misalnya roti/ donat), tanggalan, jam tangan, pensil warna, buku gambar, sepatu, dll ( apa saja, barang-barang yang ada di rumah, bisa yang menyangkut study atau hobby, tempat bekal makanan ke sekolah, tempat bekal minuman ke sekolah, baju, topi, kacamata, dll)

 

TERMIN 3 BAPA MENGASIHI DAN MENYAYANGI AKU

Penjelasan pembicara saja tidak termasuk performance kelompok 3, adalah 5 menit

 

  • Performance kelompok 3 maksimal 5 menit
  • Setelah itu Pembicara akan mengajak semua anak-anak untuk menyanyikan lagu S’PERTI BAPA SAYANG ANAKNYA, diciptakan oleh Julita Manik, ( atau bisa juga mengajak semua jemaat menyanyi)
  • Pembicara menceritakan THE STORY BEHIND THE SONG, bagaimana Julita Manik, pencipta lagu S’PERTI BAPA SAYANG ANAKNYA, dan juga lagu BAPA YANG KEKAL, tersentuh oleh kesaksian seorang pendeta dengan anaknya.
  • Pembicara akan menunjuk salah satu anak / siapa yang berani memilih dari barang-barang yang dipajang (- sama dengan yang dipersiapkan di termin 2) , yang dapat mengingatkan kamu tentang ayahmu di bumi, untuk menceritakan BAGAIMANA AYAH DI BUMI BEGITU MENGASIHI DAN MENYAYANGIMU.

( berikan hadiah langsung; pensil , ballpoint, dll)

  • Ulasan pembicara: MENGULAS AYAT EMAS MAZMUR 103:13 Kalau bapa di dunia saja begitu mengasihi kita, apalagi BAPA SURGAWI akan lebih lagi mengasihi dan menyayangi kita. Bapa Surgawi sampai memberikan Yesus kepada kita, untuk menyelamatkan kita.

 

 

“Sperti Bapa Sayang Anaknya”

 

Bapa besar sungguh kasih setiaMu
Nyata sungguh perlindunganMu
Tak satu kuasa mampu pisahkan
Aku dari kasihMu

 

Bapa ajar ku s’lalu hormatiMu
Ajarku s’turut perintahMu
B’rikanku hati ‘tuk menyembahMu
Dan bersyukur s’tiap waktu

 

Reff :
S’perti Bapa sayang anakNya
Demikianlah Engkau mengasihiku
Kau jadikan biji mataMu
Kau berikan s’mua yang ada padaMu

 

S’perti Bapa sayang anakNya
Demikianlah Kau menuntun langkahku
Hari depan indah Kau beri

RancanganMu yang terbaik bagiku

 

KESAKSIAN JULITA MANIK, PENCIPTA LAGU S’PERTI BAPA SAYANG ANAKNYA DAN LAGU BAPA YANG KEKAL

 

Ada 2 lagu thema Bapa yang saya tulis.
Pertama kali saya menulis lagu “S’perti Bapa Sayang Anaknya”, dan yang kedua “Bapa Yang Kekal”. Bagi saya pribadi, lagu yang terakhir ini punya kesan yang sangat dalam, karena menyadarkan saya, bahwa selamanya saya punya Bapa yang tidak pernah meninggalkan saya, dan selamanya saya menjadi anak Bapa.
Lagu ini bukanlah berdasarkan pengalaman pribadi saya, tetapi kisah kasih yang sangat sederhana dari seorang hamba Tuhan kepada anak laki-lakinya.
Berikut ceritanya ……

Suatu ketika hamba Tuhan ini mengajak istri dan kedua anaknya pergi ke mall untuk berbelanja barang-barang kebutuhan mereka. Masing-masing sudah diberikan uang untuk membeli keperluan masing-masing. Sesampainya di mall, mereka berpisah karena kebutuhan yang akan dibeli berbeda-beda tempatnya. Istri hamba Tuhan ini berjalan bersama anak perempuan, sedangkan suaminya berjalan bersama anak laki-laki.

Hamba Tuhan ini bercerita, anak laki-lakinya ingin sekali membeli sepasang sepatu, yang bisa dipakai saat melayani sebagai singer di gereja, tetapi ketika dilihat harganya di luar budget yang diberikan. Dia tidak tega minta tambahan uang kepada papanya, karena dia tahu papanya juga punya kebutuhan penting untuk dibeli.

Melihat harga yang mahal, papa mengajak anaknya untuk mencari sepatu lain di toko lainnya. Kemudian mereka berpisah supaya lebih leluasa dalam mencari.
Beberapa saat kemudian, hamba Tuhan ini mencari anaknya, dan ia menemukan anaknya terpaku di depan etalase toko yang telah mereka datangi bersama tadi, memandangi sepatu mahal yang sangat diinginkan tapi tidak mampu untuk membelinya.
Sangat menginginkan, tapi tidak tega minta kepada papa.

Saat itu rasa kasih yang dalam sebagai papa memenuhi hamba Tuhan ini.
Ia menghampiri anaknya dan mengajaknya untuk membeli sepatu itu.
“Jangan papa, sepatu ini mahal, papa juga punya kebutuhan yang harus dibeli”, demikian seru sang anak.
Papanya berkata, “Tidak apa-apa nak, papa tunda dulu membeli yang papa butuhkan. Kamu layak memperoleh sepatu ini, apalagi kamu akan pakai sepatu ini untuk melayani Tuhan.” Sepatu pun dibeli. Sang anak pulang dengan bahagia.

Hamba Tuhan ini berkata dalam kotbahnya, “Kalau saya bapa jasmani yang tidak sempurna dalam mengasihi, dapat memberikan segalanya kepada anak saya, apalagi Bapa di Surga kepada kita anak-anakNya. Dia mengasihi dengan kasih yang sempurna dan selama-lamanya, karena Dia adalah Bapa Yang Kekal.”

Kalimat yang diucapkan hamba Tuhan ini sangat mempengaruhi saya.
Berhari-hari saya memikirkannya dan merenungkannya, akhirnya saya menuliskan sebuah lagu yang diberi judul “Bapa Yang Kekal”.
Di ujung pembuatan lagu ini, di kamar saya menangis sejadi-jadinya.
Bukan tangisan dukacita, tapi sukacita, karena dikasihi oleh Bapa Di Surga yang tidak pernah meninggalkan saya. Dia selalu ada di samping saya.
Dan Dia mengasihi saya sebagai anakNya.

 

TERMIN 4 BAPAKU MENYEDIAKAN KEBUTUHANKU

Penjelasan pembicara saja tidak termasuk performance kelompok 4, adalah 5 menit

 

  • Performance kelompok 4 maksimal 5 menit
  • Setelah itu Pembicara akan mengajak semua anak menyanyikan lagu BAPA YANG KEKAL, diciptakan oleh Julita Manik, ( atau bisa juga mengajak semua jemaat menyanyi)
  • Pembicara menceritakan THE STORY BEHIND THE SONG, bagaimana Julita Manik, pencipta lagu S’PERTI BAPA SAYANG ANAKNYA, dan juga lagu BAPA YANG KEKAL, yang tersentuh oleh ayahnya yang menyediakan kebutuhannya, walaupun ayahnya bukanlah ayah yang sempurna.
  • Pembicara akan menunjuk salah satu anak / siapa yang berani memilih dari barang-barang yang dipajang (- sama dengan yang dipersiapkan di termin 2) , yang dapat mengingatkan kamu tentang ayahmu di bumi, untuk menceritakan BAGAIMANA AYAH DI BUMI BEGITU MENYEDIAKAN KEBUTUHANMU

( berikan hadiah langsung; pensil , ballpoint, dll)

  • Ulasan pembicara: Lukas 6:36 Bapamu adalah murah hati. Kalau bapa di dunia saja yang penuh kelemahan saja, begitu murah hati pada kita, apalagi Bapa Surgawi yang selalu memelihara kehidupan kita.

BAPA YANG KEKAL

Kasih yang sempurna telah ku t’rima dari-Mu

Bukan karena kebaikanku,

Hanya oleh kasih karunia-Mu, Kau pulihkan aku

Layakkanku ‘tuk dapat memanggil-Mu “Bapa”

 

Kau b’ri yang kupinta

Saat ku mencari ku mendapatkan

Ku ketuk pintu-Mu dan Kau bukakan

S’bab Kau Bapaku, Bapa yang kekal.

 

Tak ‘kan Kau biarkan aku melangkah hanya sendirian

Kau selalu ada bagiku

S’bab Kau Bapaku, Bapa yang kekal.

 

JULITA MANIK MENEMUKAN KASIH BAPA

Papa saya pulang ke rumah Bapa tahun 1991.
Saya memiliki dia sebagai bapa di dunia ini hanya selama 25 tahun saja.
Dan hampir sepanjang tahun-tahun yang kami lalui, sulit bagi saya merasakan kasihnya.
Kalau sepanjang pemenuhan kebutuhan hidup, sekolah, fasilitas, betul, papa mengasihi. Tapi secara jiwani saya sulit merasakannya.
Anak-anaknya tumbuh dalam didikan yang kaku dari papa.
Kalau papa ada di rumah, rasanya suasana tegang sekali. Anak-anak tidak bebas berekspresi, mengemukakan pendapat, apalagi meminta sesuatu.
Saya ke gereja hanya kalau papa dan mama sedang ada di rumah.
Karena mereka bertugas di luar kota, jadi hanya 2 minggu sekali datang mengunjungi anak-anaknya. Kalau papa sudah kembali ke luarkota, rasanya kehidupan menjadi merdeka.
Papa akan marah kepada mama kalau melakukan kesalahan, dan mama akan melampiaskan kemarahan kepada anak-anak. Karena papa orangnya sangat perfeksionis, jadi kalau sedang berada di rumah, semua harus berjalan sesuai prosedur.
Kapan harus menyalakan lampu (tidak boleh terlalu cepat juga tidak boleh terlambat), bahkan sampai membawa nampan saat menghidangkan teh untuk tamu ada prosedurnya. Kalau melakukan tidak seperti yang diperintahkan, kesalahan kecil sekalipun akan membuat papa marah dan ngambek dan bisa berlangsung berhari-hari.
Setiap akhir tahun kami rutin membuat kebaktian keluarga, dan selalu papa menyesali perbuatannya dan janji tidak akan mengulanginya lagi. Papa berjanji di tahun yang baru ia tidak akan gampang marah dan ngambek lagi. Dan janji itu hanya bertahan beberapa jam saja . Karena keesokan harinya papa sudah kembali kepada dirinya yang lama.

Begitu tegangnya suasana rumah, sehingga saya bertekad harus kuliah jauh dari kediaman kami. Dan saya diterima di ITB. Rasanya legaaaaa sekali. Paling nggak, selama setahun saya nggak perlu menginjakkan kaki di rumah (setahun sekali saya baru pulang ke rumah). Setahun saya nggak perlu merasakan suasana tegang. Setahun saya bebas dari intimidasi perasaan.
Tapi justru di Bandung saya mengenal Tuhan Yesus secara pribadi.
Saya yang tidak pernah ke gereja, tidak pernah sungguh-sungguh mencari Tuhan, tapi dikasihi Bapa Di Surga. Yesus mencari dan menemukan saya. Saya mulai mengenal kasih Bapa dan saya dipuaskan oleh kasihNya. Sejak saat itu saya mulai mendoakan keselamatan papa dan seluruh keluarga saya.

Semakin tua papa mulai pelan-pelan berubah. Ia ingin lebih dekat kepada anak-anaknya. Tapi anak-anak sudah kadung selalu ingin menjaga jarak dengan papa.
Saya ingat suatu malam kami anak-anaknya sedang rame-rame kumpul di ruang keluarga menonton TV sambil bercengkerama. Kemudian papa keluar dari kamarnya dan ingin menikmati kehangatan keluarga bersama anak-anak. Begitu papa bergabung, suasana langsung tegang, dan kemudian satu persatu anak-anak secara perlahan meninggalkan ruang keluarga dan kembali ke kamar masing-masing. Dan papa ditinggal sendirian.
Adik saya yang bungsu sangat kecewa pada didikan papa yang keras dan kaku, sehingga ia berkata kepada mama “Ma kalau papa meninggal,… kayaknya aku nggak bakalan nangis….”

Puji Tuhan di akhir hidupnya, papa sudah banyak berubah dan sebelum menghembuskan nafas terakhir Ia sudah menerima Tuhan Yesus sebagai
Juru Selamat pribadinya (Tuhan menjawab doa saya !!).
Sebenarnya papa adalah bapa yang baik, hanya ia tidak mengerti bagaimana menyalurkan kasih dengan semestinya kepada anak-anaknya.
Kesaksian hidupnya membuktikan papa adalah pekerja keras yang sangat bertanggung jawab kepada kehidupan anak istrinya. Semua kebutuhan hidup kami dipenuhi. Bahkan hal-hal kecilpun tak luput dari perhatiannya.
Saya ingat saat saya main keyboard di kamar kost saya di Bandung, papa melihat saya memainkannya di lantai karena tidak punya stand keyboard. Tanpa saya minta, papa membelikan stand keyboard. Saya sangat tersentuh saat itu.

Ketika papa sudah dikebumikan, kami buka tas kantornya (karena sehari sebelum meninggal papa masih ke kantor), dan kami menemukan di tas papa ada obat jerawat untuk adik saya yang bungsu yang memang saat itu wajahnya lagi jerawatan. Rasanya nggak mungkin papa yang kami kenal akan berbuat itu.
Saya percaya hati adik saya tersentuh. Di saat-saat terakhirnya, adik saya ada dalam pikiran papa.

Saya sangat mengerti ketika Tuhan Yesus berkata,
“Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga ! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.”
(Matius 7:11)

Papa yang sangat tidak sempurna dalam mengasihi kami, tetapi tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa Di Surga.

Kalau saya menyaksikan kehidupan kami sekeluarga, bukan karena saya tidak menghormati dan mengasihi papa (saya sungguh sangat menghormati dan mengasihinya). Saya percaya papa sangat mengasihi kami juga tapi tidak mengerti bagaimana seharusnya mengasihi. Latar belakang kehidupannya yang membuatnya tidak bisa menyalurkan kasih sebagaimana mestinya.

Saat ini saya percaya ada banyak anak yang merasa tidak berbapa, walaupun papa masih ada. Merasa tidak dikasihi, bahkan ada yang dianiaya secara fisik ataupun jiwani oleh papa sendiri.
Tapi kalau Anda sudah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Anda adalah orang yang paling berbahagia. Karena Yesus adalah Bapa Yang Kekal.
Sekalipun rasanya kita tidak dikasihi bapa jasmani, tapi kalau kita mengenal Dia sebagai Bapa Yang Kekal, kita adalah orang-orang yang lebih beruntung daripada yang selama hidupnya mengalami kasih bapa jasmani tapi tidak pernah mengenal kasih Bapa Yang Kekal.

Dan Bapa berkata :
“Mintalah maka akan diberikan kepadaMu
Carilah maka Engkau akan mendapatkan,
Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagiMu.”

Normalnya….
Seorang anak tidak akan takut meminta kepada bapanya.
Seorang anak tidak akan takut salah, saat meminta kepada bapanya.
Sebab ia adalah bapa, yang mengasihi anak-anaknya.

Bapa dunia yang ‘jahat’ saja demikian, apalagi Bapa Di Surga, Bapa Yang Kekal.

Semoga teman-teman diberkati dengan kesaksian sederhana ini.
Kalau kita mencari kasih yang sempurna pada bapa jasmani, maka kita akan kecewa. Karena sebaik apapun mereka masih tetap manusia yang tidak luput dari kelemahan dan ketidaksempurnaan.
Tapi kita tidak akan pernah kecewa saat mengandalkan kasih Bapa Di Surga.
Karena kasihNya sempurna, dan bukan hanya 60, 70 tahun bersama-sama kita, tetapi selama-lamanya Ia menjadi Bapa.
Dialah Bapa Yang Kekal.

Julita Manik

 

TERMIN 5 BAPAKU ADALAH PAHLAWAN DAN SAHABATKU

Penjelasan pembicara saja tidak termasuk performance kelompok 5, adalah 5 menit

  • Performance kelompok 5 maksimal 5 menit
  • Pembicara menceritakan Derek Redmond dan Pahlawannya.
  • Pembicara akan menunjuk salah satu anak / siapa yang berani memilih dari barang-barang yang dipajang (- sama dengan yang dipersiapkan di termin 2) , yang dapat mengingatkan kamu tentang ayahmu di bumi, untuk menceritakan BAGAIMANA AYAHMU SEBAGAI PAHLAWAN DAN SAHABAT BUATMU

( berikan hadiah langsung; pensil , ballpoint, dll)

  • Ulasan pembicara: Bapa surgawi begitu melindungi kita ( Mazmur 139:7-12) Kalau bapa di dunia saja begitu melindungi kita dan siap menjadi sahabat buat hidup kita, apalagi Bapa di Surga.

 

Derek Redmond adalah atlet lari yang berasal dari Inggris, seorang pemegang rekor nasional Inggris untuk lari 400 m, memenangkan medali emas untuk lari estafet 4×400 meter pada Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Eropa dan Pekan Olahraga antar negara Commonwealth. Pada Olimpiade Barcelona 1992 dia menjadi kandidat atlet lari cepat 400 m dan ada kisah yang menarik dari seorang Derek Redmond yang terjadi saat itu.
Saat pertandingan dimulai, semua berjalan baik-baik saja. Dengan cepat ia sudah memimpin hingga meter ke 225, itu artinya tinggal 175 meter lagi menuju garis finish dan sebentar lagi Derek akan memperoleh mendali yang salami ini diimpikannya (saya pikir semua atlet yang mengikuti olimpiade tentu mengharapkannya juga bukan?)
Tapi, hal yang tidak diduga justru terjadi di meter ke 225 tersebut. Tiba-tiba Darek merasakan sakit yang luar biasa pada kakinya hingga ia terus berusaha melangkah walaupun dengan ‘pincang’, melompat-lompat kecil bertumpu pada kaki kirinya, melambat, dan akhirnya rebah di tanah. Saat itu Derek bergumul dengan rasa sakit dan keinginannya untuk melanjutkan pertandingan, sementara di tribun ayahnya terlihat sangat gelisah hingga sang ayah pun segera melompat dari tempat duduknya dan mencari jalan tercepat menuju gelanggang pertandingan. Ia ingin segera menemui putranya. Meski sempat dihadang oleh petugas namun ia tak serta merta diam. Sang ayah mengatakan bahwa Derek (pria yang sedang menahan sakit itu) adalah anaknya hingga sang ayahpun akhirnya diijinkan masuk ke dalam lintasan lari tanpa peduli apa kata ribuan penonton disana. Dengan penuh kasih sang ayah memotivasi Derek, ia memapah puteranya dan mereka pun berjalan bersama-sama menuju garis finish untuk menyelesaikan pertandingan tersebut. Sekitar enam puluh lima ribu pasang mata yang hadir menyaksikannya, menyemangati mereka, bersorak, bertepuktangan bahkan sebagian meneteskan air mata. Kisah ayah dan anak itu kini seolah lebih penting daripada siapa pemenang lomba lari saat itu.

Memang Derek Redmond tak mendapat medali, bahkan ia didiskualifikasi dari perlombaan tersebut. Namun lihatlah komentar Ayahnya: “Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia!, Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”

Melalui kisah nyata tersebut pernahkah kita berpikir bagaimana Bapa yang di sorga memperlakukan dan mengasihi kita sebagai anakNYA? Apa yang dilakukan ayah Derek merupakan gambaran tentang hasrat hati Bapa di sorga yang rindu menolong kita. Ia selalu hadir untuk memberikan kekuatan ketika kita berjuang agar bisa sampai ke garis finish. Ayah Derek memotivasinya untuk menyelesaikan pertandingannya bukan menghakiminya. Mungkin saat ini kita sedang mengalami berbagai nyeri (bisa masalah, hambatan, hal-hal yang tidak diinginkan) dan terjatuh. Rasanya tak seorang pun mampu menolong kita untuk melangkah dan menyelesaikan ‘pertandingan’ ini.

Ingatlah, “Sesungguhnya tanganNya yang perkasa tidak akan pernah membiarkan kita tergeletak!”

Dia siap menopang agar kita tidak pernah berputus asa karena Dia tahu batas kekuatan kita. Karena“apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. (Mazmur 37:24)”

So, kalau saat ini kita sedang terjatuh dan merasakan ‘nyeri’ yang teramat sangat, janganlah tawar hati. Teguhkanlah hati kita dan percaya bahwa Dia tetap ada untuk memberi kita kemenangan. Karena DIA adalah BAPA yang baik yang ga akan ninggalin kita.

 

 

 

Siapakah wakil Bapa dalam hidup kita?

  • Ayah jasmani kita
  • Guru kita
  • Pendeta kita
  • Kakak pembimbing/ pemimpin kita
  • Orang yang lebih tua

Contoh:

Ester dan Mordekai

Timotius dan Paulus

 

Bagi kalian yang sudah tidak punya ayah, atau ayah kalian kejam/ jahat, jangan kawatir:

Bapaku ada di kediaman-Nya yang kudus,

Dia adalah Bapa bagi anak yatim.

Bapaku memberi tempat tinggal

kepada orang-orang yang sebatang kara.

(Mazmur 68:6-7)

Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku,

namun Bapa menyambut aku.

(Mazmur 27:10)

 

https://www.youtube.com/watch?v=05qN92Eybjo

A LOVE LETTER FROM FATHER GOD

https://www.youtube.com/watch?v=jbTmW_gtvrw

https://www.youtube.com/watch?v=GRK_rNeb8X4

Derek Redmond

https://www.youtube.com/watch?v=vn5C8Coi5qU

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s