SESI III MENJADI GURU YANG MENJADI TELADAN DALAM PERKATAAN


MENJADI GURU SEKOLAH MINGGU

YANG JADI TELADAN DALAM PERKATAAN

Disusun dengan anugrah Tuhan oleh Grace Sumilat S.MG

www.jeniuscaraalkitab.com

Tautan :

GAYA BAHASA PENDIDIK 2018

Tautan di atas berisi naskah, sesuai nomor kelompok pada materi ini.

Power Point dapat anda unduh gratis di sini:

TELADAN PERKATAAN 2018

 

Pendahuluan :

Pelayanan dan profesi sebagai GURU mendapat sorotan khusus dalam Alkitab, karena pekerjaan dan pelayanan sebagai guru menggunakan metode terbanyak adalah METODE PERKATAAN.

Mari kita lihat pada Yakobus 3: 1-11

Dosa karena lidah

3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru 1 ; e  sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi f menurut ukuran yang lebih berat. g  3:2 Sebab kita semua bersalah h dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, i  ia adalah orang sempurna, j  yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. k 

3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. l  3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.

3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan m  perkara-perkara yang besar.

Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. 3:6 Lidahpun adalah api 2 ; n  ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh o  dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. p 

3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, 3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun q  yang mematikan.

3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa r  Allah3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? 3:12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? s  Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar

 

Perkataan seorang guru akan menentukan

murid-muridnya akan memetik KEHIDUPAN dari perkataannya, ataukah sebaliknya memetik KEMATIAN dari perkataannya

yang suka digemakannya.

Lihat di Amsal 18:21

 

Tugas Kelompok

  1. Tiap kelompok minim terdiri dari 2 orang atau 3 orang. Sesuaikan jenis kelaminnya dengan kebutuhan naskah.
  2. Tiap kelompok mendapatkan lembaran artikel masing-masing. Tunjuk salah seorang pemimpin untuk membaca artikel tentang perkataan. ( DIBUTUHKAN 11 PEMIMPIN) Semua ayat terkait dalam artikel harus dibaca. Kelompok yang mendapat lembaran artikel yang sama boleh digabung dalam pembacaan ini, namun untuk mempersiapkan adegan, tetap harus dipisah tiap kelompok mempersiapkan diri masing-masing.DURASI PEMBACAAN ARTIKEL 3 MENIT.
  3. Pakai makalah ADEGAN KUASA PERKATAAN untuk mempersiapkan ADEGAN masing-masing.
  • Adegan dibagi dalam dua babak; PERKATAAN KEMATIAN, lalu dilanjutkan dengan PERKATAAN KEHIDUPAN.
  • Pakailah semua property yang diperlukan.Pakai alat yang ada di sekitar anda, buku, tas, ballpoint, piring, sapu, dll.
  • Kisah yang ada boleh dimodivikasi sendiri, atau diimprovisasi sendiri, sejauh tidak keluar dari judul adegan.
  • Abaikan contoh perkataan yang ada pada artikel. Hanya gunakan perkataan yang ada pada NASKAH ADEGAN, namun pengkalimatan tidak berlaku kaku, boleh dimodivikasi sendiri

DURASI LATIHAN ADEGAN 7 MENIT.

  1. Presentasi ADEGAN, 1 menit 15 detik perkataan kematian, 1 menit 15 detik perkatan kehidupan. ( Total 2,5 menit)
  2. Jika waktu telah habis, panitia bagian timer keeper akan meniup peluit panjang. Selesai tidak selesai kita akan beranjak ke kelompok lain. Kelompok yang belum selesai adegan, padahal waktu sudah habis, akan mendapat pengurangan nilai.
  3. Tiap kelompok akan dipanggil oleh pembicara setelah pembicara memberi ulasan singkat.
  4. Pada saat presentasi berlangsung, tidak boleh diperkenankan latihan lagi.
  5. Sedapat mungkin rekam adegan tiap kelompok tampil, untuk menjadi pengingat sampai kapan pun.
URUTAN TAMPIL OVER TIME/ ON TIME NILAI JURI
KELOMPOK 1
KELOMPOK 5
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
KELOMPOK 7
KELOMPOK 8
KELOMPOK 9
KELOMPOK 10
KELOMPOK 12
KELOMPOK 13
KELOMPOK 15
KELOMPOK 4
KELOMPOK 6
KELOMPOK 11
KELOMPOK 14
KELOMPOK 16
KELOMPOK 17
KELOMPOK 18
KELOMPOK 19
KELOMPOK 20
KELOMPOK 21

KELOMPOK 1 DAN KELOMPOK 5

 ADA KUASA PENCIPTAAN DALAM PERKATAAN

Berfirmanlah Allah: “ Jadilah terang.” Maka terang itu jadi. (Kejadian 1;3)
Di dalam perkataan/ucapan Tuhan mengandung kuasa menciptakan dari tidak ada menjadi ada.

Berfirmanlah Allah: ”Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1: 26)

Ketika manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan, manusia juga memiliki kuasa yang sama dalam perkataan/ucapannya. Kuasa yang diberikan pada manusia adalah kuasa untuk menguasai dan menaklukkan yang diciptakan Tuhan, yaitu seluruh bumi dan binatang-binatang yang ada di dalamnya, dan kuasa untuk memenuhinya dengan keturunan/anak-cucu.
Bagian Tuhan menciptakan, tetapi setelah itu, Tuhan memberi mandat pada manusia untuk berkuasa atas ciptaan-Nya yang lainnya.

Bagaimana cara menjalankan kuasa itu..?? Sama saja dengan rupa dan teladan Tuhan, yaitu lewat PERKATAAN.

Bukti pertama bahwa hal tersebut adalah benar;
Kejadian 2:19 Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya: dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nam makhluk itu.Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

Adam diberi wewenang istimewa oleh Tuhan untuk memberi nama-nama binatang. Dan Tuhan sama sekali tidak menginterupsi Adam, apapun yang Adam katakan tentang nama suatu binatang, misalnya GAJAH, maka binatang itu akan bernama GAJAH, tidak diganti menjadi SINGA.
Bagaimana mungkin si Adam bisa menyimpulkan bahwa tidak ada binatang mana pun yang sepadan dengan dia? Itu dimungkinkan karena dalam memberi nama-nama binatang tersebut Adam juga ikut menentukan spesifikasi binatang tersebut apa, misalnya GAJAH akan banyak beraktifitas melalui belalainya, tetapi KUDA memiliki kekuatan yang lebih dari binatang sejenis lainnya, sedangkan KELEDAI sanggup mengangkat beban berat, dll. Semua spesifikasi tersebut ditentukan oleh arti yang terkandung pada tiap nama binatang itu. Dari spesifikasi itulah Adam menyadari bahwa tidak ada yang sepadan dengan dia.
Bagaimana hal itu bisa terjadi…??? Lewat memberi nama, lewat PERKATAAN.
Pada kata bagaimana ia MENAMAINYA, dipakai kata asli QARA, yang mengandung arti:

Dalam TB : Memanggil, Panggillah, dipanggil, dipanggilnyalah , dipanggilnya, Kupanggil , memanggil-manggil, dipanggillah, memanggil-Mu , memanggil datang , kupanggilkah, dipanggil-Nyalah, kupanggil
berseru , berserulah , menyerukan, diserukan , berseru-seru, Serukanlah, diserukannya, kuserukan, seruku, menyeru-nyerukan, menyerukannya
berteriak-teriak, berteriak sekeras-kerasnya
disebut , disebutkan , menyebutkan, menyebut, kusebutkan, sebutkanlah, menyebutkannya, sebutkan, disebutkannyalah, disebut-sebut, dipanggil dengan disebutkan, kausebutkan

berkata
Kusebut, Sebutlah, Sebutkanlah, menyebutnya

menamai , menamainya , dinamai , dinamainya, menamakan, dinamainyalah, dinamailah, Namailah, diberikan nama, namanya
dinamai-Nya
mengundang, diundangnya, undangan
membacakan, dibacakan, membacanya, membacakannya, bacalah, diberikannyalah
mendatangkan

berpanggil-panggilan
memaklumkan, maklumkanlah, maklumkan, dimaklumkan , memaklumkannya
memberi, diberikan, diberi, Berilah, diberinya , memberikan
memberitakan
dikabarkan
termasyhur, Termasyhurlah
mengumumkan
baca, dibacakannya, dibacakannyalah, bacakan, dibacakanlah , dibaca, kaubacakannya menjadi nama, membaca, kaubacakan

dilekatkan
bertemu
didengar
Kutunjuk
DIGOLONGKAN
menumbuhkan
menunjuk
menggerakkan
menggenggam
mengajukan pengaduan
menganggap
menyelenggarakan
panggil
sampaikanlah
pahlawan-pahlawan perang
orang-orang undangan
menyuruh
mengadakan
diundang, umumkan undangan-Nya, undanglah
kata
disampaikan, kusampaikan
memberitahukan
menawarkan
mengajak
dikerahkan, mengerahkan

digolongkan = berbicara mengenai spesifikasi bukan?

 

 

KELOMPOK  2

PERKATAAN YANG MEMOTIVASI

Amsal 24:26

Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.

kata TEPAT berarti:

benar
jelas
lurus hati
tepat

wauu..jawaban yang tepat digambarkan seperti kecupan di bibir.

Siapa sih yang tidak suka dikecup bibirnya?
Kecupan yang hangat akan menumbuhkan gelora cinta.

Demikian juga perkataan yang TEPAT, BENAR,JELAS, didasari dari motivasi HATI YANG LURUS, akan menumbuhkan gelora cinta bagi yang mendengarnya.

Misalnya seperti ini:
-dalam hal memuji. Mengapa kita takut orang yang kita puji akan SOMBONG. Sedangkan sombongnya atau tidaknya dia kan itu tanggung jawab dia di hadapan TUHAN, yang penting bagi kita adalah bagaimana memuji secara TEPAT, BENAR, JELAS, dan didasari oleh motivasi yang LURUS HATI.

– contoh : Ada seorang pianis gereja yang telah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, datang tepat waktu saat berlatih, siap dengan semua lagu- main dengan performa yang prima, selalu berinovasi pada permainannya, selalu mau bekerja secara team dengan organis gereja atau pemimpin pujian, dll, dan permainannya telah menyemangati anda dalam ibadah, anda memuji Tuhan dengan sangat terbantu sekali pada kepiawaiannya dan kecintaannya pada Tuhan dan pada pelayanan musik tersebut. Sudah tepat saat anda berkata demikian:

“Ibu Lincie..saya sangat diberkati sekali dengan permainan musik anda, saat memuji Tuhan tadi, saya merasakan intro anda, semua accord yang anda mainkan, serasa semakin membuat saya bersemangat memuji Tuhan. Terima kasih ya.”

Di saat itulah saya seperti sedang ‘mengecup bibir’ ibu Lincie dengan perkataan saya, artinya saya sedang membangkitkan gelora ibu Lincie sehingga di lain hari dia lebih bergelora lagi dalam melayani Tuhan di bidang musik.

Lho kalau ibu Lincie merasakan ‘kecupan bibir’ ini dia akan lebih luar biasa lagi nanti di hari ke depan. Tapi kalau dia sombong, walau tidak ada yang memuji pun dia tetap bisa sombong dari dalam hatinya. Kalaupun gara-gara ucapan kita dia jadi sombong, itu bukan urusan kita. Itu murni urusan dia dengan Tuhan. Tetapi tugas kita untuk ‘mengecup bibirnya’/ membangkitkan hasratnya untuk lebih bergelora lagi bagi Tuhan, lewat ucapan kita, sudah kita lakukan dengan tepat, tidak berlebihan, motivasi kita lurus.

Tapi ini contoh pujian yang berlebihan

“Wah ibu Lincie memang pianis yang saya rasa, adalah pianis terbaik di bumi dan di surga….” ( sangat bombastis/ mengada-ada)

Beda lagi kalau ada pianis lain yang motivasi hatinya iri, dia akan berkata perkataan yang tidak tepat seperti ini

“Ibu Lincie..tadi mainnya sih sudah bagus, namun sayang sekali menurut saya anda terlalu berlebihan dalam memilih accord yang terlalu jazzie”

Jelas-jelas motiv perkataannya iri hati.

Atmosfir iri hati seperti ini jika dibudayakan oleh sebuah komunitas tidak akan menciptakan ‘kecupan di bibir’ yang menjamur di mana-mana. Akibatnya di tempat itu akan dijumpai ‘robot-robot’ yang berjalan dan beraktifitas tanpa gelora cinta, tanpa ada sesuatu yang membara/passion/hasrat yang berapi-api. Semuanya tampak normal, bahkan mungkin teratur, semuanya oke, tetapi tidak ada ‘rasa’-nya, tidak ada ‘hasrat’-nya, tidak ada ‘kehangatan’ di dalamnya, dan tentunya jika tidak ada hasrat- maka akan MINIM KREATIFITAS/ MINIM INOVASI.

Tetapi ketika perkataan kita tidak tepat, semisal seperti ini:
Ada seorang penjaga perpustakaan gereja yang selalu datang terlambat, kartu kartu perpustakaan tidak dirapikan, buku buku tidak disampul dan berdebu, tidak pernah tersenyum, dll

Tetapi karena anda sedang jatuh cinta pada penjaga perpustakaan itu, anda bisa mengeluarkan pujian yang tidak tulus seperti ini

“Aduh….perpustakaan ini semakin maju ya sejak kamu yang mengelolanya….bener bener beda banget lho !”

(ngegombal….ini adalah perkataan yang tidak tepat- tidak akan berimbas seperti sebuah kecupan di bibir- karena si penjaga perpustakaan itu tahu dengan sendirinya bahwa pria ini tidak  benar dalam ucapannya- dia sendiri bakalan sadar bahwa dia itu sebenarnya bukan penjaga perpustakaan yang baik)

Sebaliknya ( bukan dalam hal pujian lagi- melainkan dalam hal teguran) , ucapan kita dalam hal teguran harus juga memenuhi kriteria TEPAT, BENAR, JELAS, dan dari LURUS HATI

Contoh:
“Neng Lia…perpustakaan ini akan lebih menarik bila buku-buku ini bersih, dan disampul rapi. Dan pengunjung perpustakaan ini akan lebih semangat bila Neng Lia datang tepat waktu dan memastikan semua kartu lengkap dan pencatatannya lebih teliti.”
( perhatikan di sini- tidak ada kata negatif seperti DEBU, KOTOR, TERLAMBAT- tetapi dipakai kata BERSIH,DISAMPUL, TEPAT WAKTU-TELITI”

Walaupun itu teguran, tetapi karena motivasi penyampaiannya dengan lurus hati, dan memakai kata-kata yang tepat dan benar sesuai fakta, maka itu tetap berpengaruh seperti kecupan di bibir, dia akan lebih termotivasi untuk jadi penjaga perpustakaan yang lebih baik. Dia akan memperhatikan ucapan anda dan tidak akan marah.

tetapi jika kita menegur dengan tidak tepat, contoh:
“Dasar Neng Lia ini ya ..bener bener malas, masa buku buku bisa berdebu gini, masa ruangan perpustakaan kog nggak menarik seperti ini, siapa yang mau ke sini kalau begini caranya? Nah..kartu kartu aja berserakan kaya begini…apa apan ini…???”

Ini sih bukan kecupan di bibir- tapi tamparan di pipi.

Inginkah keluarga kita memiliki hasrat yang membara dan bergelora bagai orang yang mendapatkan kecupan di bibir…??

Inginkah isteri anda masak dengan lebih enak lagi…??
Inginkah anak-anak anda mendapatkan nilai lebih oke lagi di sekolah..??
Inginkah suami anda mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih luar biasa lagi..??
Inginkah murid-murid sekolah minggu anda lebih cinta Tuhan lagi..??
Ingin punya anak buah di kantor yang penuh kreatifitas dan inovasi???

berikan mereka ‘kecupan bibir’ ( eit…tapi bukan kecupan beneran !), tapi kecupan dalam arti KATA-KATA YANG TEPAT-BENAR-JELAS dan didasari oleh MOTIVASI HATI YANG LURUS- menegur dengan kasih, bukan menegur dengan judes/jutek/kasar/menyinggung perasaan. Juga memuji dengan tulus, memberikan dorongan yang tepat, dan memberikan apresiasi yang wajar, tidak dibuat-buat, tidak dilebih-lebihkan.

Bapa di surga saja tidak pernah pelit pujian pada Anak-Nya saat berkata
“Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”

Sedangkan kita ini sering tidak seimbang- kita sering menegur dengan kasar tanpa takut orang yang kita tegur tersinggung/sakit hati/dendam, atau di ekstrem yang lain takut menegur pada orang yang memang perlu ditegur, akhirnya yang terjadi adalah orang-orang ini terus berjalan dalam kesalahan mereka, tambahan lagi takut memuji dengan wajar karena alasan takut orang yang kita puji jadi sombong…hanya gara gara kita menakutkan apa yang bukan jadi tanggung jawab kita ( takut orang itu sombong, padahal kan itu tanggung jawab dia di hadapan Tuhan) akibarnya kita jadi pelit pujian, pelit kata ‘terima kasih’. Atau pada ekstrem lainnya terlalu mengobral pujian sehingga orang-orang yang anda puji sudah tidak bisa lagi percaya manakala anda sedang memuji benar benar dengan ketulusan hati anda, mereka sudah tidak dapat lagi membedakan kapan anda tulus hati dan
kapan anda mengobral pujian pada hal hal yang tidak tepat.

Ini salah.

Kita harus berani berkata tegas tanpa menyakiti, menegur dengan kasih, agar orang tidak tersinggung tetapi tetap kita bantu melihat sisi sisi kelemahan yang harus diubah,DENGAN cara ini, lingkungan kita, komunitas kita tidak dipenuhi dengan orang-orang yang sakit hati,

dan kita juga harus berlatih memuji dengan tulus, agar lingkungan kita dipenuhi dengan orang-orang yang berhasrat- bukan kerja seperti robot. Jangan pelit pujian pada orang-orang yang memang layak menerima apresiasi. Ndak perlu takut mereka sombong. Latih mereka untuk berkata/menjawab “Puji Tuhan, semua hanya oleh karena anugrah Tuhan”

 

 

KELOMPOK 3, 7,8,9,10,12,13,15

PERKATAAN YANG MENGGEMBALAKAN BANYAK ORANG

Ams 10:21

Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.

Bagaimana cara nya menggembalakan banyak orang? Dengan jadi orang benar dalam PERKATAAN, UCAPAN.
Perkataan dan ucapan bibir yang bagaimanakah itu yang disebut menggembalakan?

Menggembalakan yang bagaimana maksudnya?

Ucapan dan Perkataan yang mengobati yang terluka ( seperti gembala merawat dombanya yang sedang sakit)

Ucapan dan Perkataan yang menggiring kepada jalan yang benar ( seperti gembala menggiring domba ke kandang)

Ucapan dan Perkataan yang membawa ke makanan sehat/ kepada pemenuhan akan kebutuhan/ berupa nasihat yang tepat, doa yang menguatkan, bahkan kalau perlu disertai pesan Tuhan ( bagi yang berkarunia menasihati atau bernubuat) (seperti gembala yang menggiring domba ke rumput hijau)

Ucapan dan Perkataan yang menolong suatu proses kelahiran baru /membawa orang-orang dapat BERBUAH dengan selamat, artinya bagaimana caranya menghasilkan sesuatu dengan cara yang aman, jujur, berhati-hati, tetapi tetap berani ( bagai gembala yang menolong domba yang sedang bersalin)

Ucapan dan Perkataan yang membebaskan dari mangsa yang buas, berupa memberi perkataan yang membebaskan dari serangan keputusasaan, intimidasi, gambar diri yang rusak, minder, superior (lawan kata dari minder), dll ( seperti gembala yang melepaskan domba dari cengkraman singa dan beruang).

Contoh “Ayo..kamu pasti bisa” “Siapa bilang kamu tidak memiliki kemampuan untuk itu? Saya lihat kamu sebenarnya bisa kog!” “Bagus! Maju terus” “Jangan dengarkan apa kata mereka, dengarkan apa kata saya, kamu sudah melakukan hal yang terpuji, maju terus !”, “Terimakasih, kamu telah berbuat sesuatu.” “Hai…jangan bangga diri donk, masih banyak hal yang harus kita pelajari di hari ke depan, jangan cepat puas ya” ‘kehadiranmu sangat berarti dalam tim ini.”dll.

Perkataan seperti itu bisa menolong orang lepas dari keminderan, superior, gambar diri yang rusak, dll

Seorang gembala tidak saja menggunting bulu domba pada musimnya, atau menyembelih domba serta lemak-lemaknya, tetapi proses untuk mencapai hasil panen ternak ini adalah bagaimana menggembalakan mereka.

Apakah anda ingin orang banyak yang sedang anda pimpin membuahkan hasil mereka secara maksimal, baik itu di perusahaan, baik itu di instansi, ataupun di organisasi?
Belajarlah jadi pemimpin yang mengucapkan kata-kata yang MENGGEMBALAKAN

TETAPI orang BODOH mati karena kurang akal budi.

orang bodoh adalah pemimpin yang tidak menggembalakan, tetapi meruntuhkan, membuang, menuntun pada kesesatan, membiarkan musuh menerkam, tidak memberikan nasihat yang tepat, dll

akibatnya bukan BULU TEBAL pada acara pengguntingan bulu domba, atau DAGING DOMBA BERLEMAK, tetapi akibatnya domba-domba itu justru mati.

Untuk itu butuh akal budi untuk punya ucapan yang menggembalakan.

Mari minta akal budi pada Tuhan untuk berlatih mengucapkan ucapan ucapan yang menggembalakan.

 

 

 

KELOMPOK 4

PERKATAAN YANG MENYEMBUHKAN VS YANG MELUKAI HATI

 

Amsal 15:4 Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati

Jadi apa yang dimaksudkan dengan lidah lembut?
Apakah lidah itu bertulang? Oh ya , sebenarnya lidah tetap memiliki tulang, dalam ilmu kedokteran.
Jadi apakah ada lidah kasar??

Lidah lembut adalah bukan saat diraba dia halus atau kasar.
Lidah lembut bukan perkara anda sedang sariawan dan lidah pecah-pecah atau sedang sehat lidahnya…

Lidah lembut adalah lidah yang berkata-kata dengan lembut.
Sedangkan lidah curang melukai hati.

Apakah lidah curang digambarkan sesuatu benda tajam yang dapat menusuk dan menimbulkan luka??

Saya sangat kagum dengan bagaimana Salomo sang raja hebat itu, selalu memiliki penggambaran yang mudah ditangkap, mudah dicerna, mudah dimengerti. Dia mengajak kita menggunakan imajinasi indera peraba, bagaimana kain yang sedemikian lembut/ karpet dibandingkan dengan ujung mata pisau yang sedemikian tajam. Bagaimana kaki kita nyaman bersentuhan dengan yang lembut-lembut, dan bagaimana sesuatu yang tajam dapat melukai, jadi biasanya kaki kita menghindari berjalan dengan bebas di daerah yang banyak paku bekas.

Lembut tajamnya sebuah ucapan bukan ditentukan oleh kriteria INTONASI, tetapi dari kriteria PILIHAN KATA/ DIKSI-nya.

Jadi walaupun bicaranya mendayu-dayu, intonasinya manis bak penyiar radio, ataupun praisecenter TV, tapi kalau pilihan kata-katanya kasar, melukai, dan menyakiti, ya itu artinya sama saja.

Contoh ” Aduuuuuhhhhh kamu cantik-cantik kog bodoh” ( dengan intonasi manis dan lembut)

Tapi walaupun bicaranya tidak seindah intonasi penyair puisi, kalau pilihan kata-katanya menghibur, menguatkan, meneguhkan, membangkitkan semangat, menyembuhkan, meneduhkan hati, nah itu baru namanya lidah lembut yang disebut sebagai pohon kehidupan.

Contoh “Orang secantik kamu akan lebih ashik ya kalau ditambah dengan Smart. Ayo, kamu pasti bisa !” ( dengan intonasi datar biasa)

Jangan salah pengertian di sini, Salomo bukan bicara mengenai “Intonasi gemulainya putri Solo”, sama sekali bukan

POHON KEHIDUPAN

Apa itu pohon kehidupan??

Wahyu 22:2
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan 1 y yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. z

artinya perkataan yang lembut dapat menyembuhkan, dapat menjadi obat.

Apakah perkataan kita dapat menyembuhkan sakit hati..??
Apakah perkataan kita dapat menyembuhkan trauma masa lalu..??
Apakah perkataan kita dapat menyembuhkan kenangan pahit..??
Apakah perkataan kita dapat menyembuhkan hubungan yang rusak?? Apakah perkataan kita dapat menyembuhkan tubuh yang sakit?

ataukah justru lidah curang yang dapat melukai hati yang ada pada kita??

Apakah perkataan kita justru melukai perasaan orang lain..??
Apakah perkataan kita justru membuat orang sakit hati..??
Apakah perkataan kita justru membuat orang patah semangat..??
Apakah perkataan kita justru membuat orang kuatir dan cemas..??
Apakah perkataan kita justru membuat orang pusing/sakit lainnya..??

Contoh perkataan yang keluar dari lidah lembut:

“Sudahlah nggak papa…Tuhan pasti punya rencana indah di balik ini semua. Ampuni saja ya.”

“Kalau kamu berusaha pasti bisa nak.”

“Tuhan pasti sanggup menyembukan, jangan kuatir Om”

“Ayo…aku percaya kalau kamu mau mengubah kebiasaan lama, kamu pasti bisa berubah”

Contoh perkataan yang keluar dari lidah curang.

“Iya memang dia itu keterlaluan, sudahlah…nanti kalau ada kesempatan, kita balas saja. Emangnya kita nggak bisa lebih jahat. Bisa kog !”

“Lha gitu aja nggak bisa…dasar otak udang !”

“Huiiihh… parah ini Om..jangan-jangan Om terkena penyakit kangker, ngeri ya Om.”

“Dari dulu memang kamu ini nggak berubah berubah !”

 

 

 

 

 

 

 

KELOMPOK 6

PERKATAAN YANG LAHIR DARI SEBUAH KEPUTUSAN/ PRINSIP HIDUP

 

1 Samuel 24:1-8
Konteks
24:1 (24-2) Ketika Saul pulang sesudah memburu orang Filistin itu, diberitahukanlah kepadanya, demikian: “Ketahuilah, Daud ada di padang gurun En-Gedi. i ” 24:2 (24-3) Kemudian Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari j Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. 24:3 (24-4) Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua k dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, l tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu. 24:4 (24-5) Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud:

“Telah tiba hari yang dikatakan m TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik. n ”

Maka Daud bangun, lalu memotong o punca jubah Saul dengan diam-diam. 24:5 (24-6) Kemudian berdebar-debarlah hati p Daud, karena ia telah memotong punca Saul; 24:6 (24-7) lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya:

“Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi q TUHAN 1 , yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.” 24:7 (24-8)

Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya.

Perhatikan pada persitiwa ini ada dua kalimat, bagaimana UCAPAN dari orang-orangnya Daud ( sekitar total berjumlah 400 orang yang mengikuti Daud sejak dari Gua Adulam I Sam 22:2) BANYAK lawan SATU. Bagaimana OPINI/ pendapat publik VS pendapat DAUD.

dan kalimat kedua adalah bagaimana UCAPAN dari DAUD kepada orang-orangnya itu.

Siapa yang menang? Satu atau Banyak?

Tergantung, jika DAUD terpengaruh ucapan orang-orangnya untuk memperlakukan SAUL secara wajar (wajar dalam hal ini adalah membalas dendam, ini adalah kesempatan emas, karena mereka selama ini sudah jadi buron tanpa pasal yang jelas ),memperlakukan secara wajar yaitu dengan cara membunuh SAUL dikala dia lengah.

atau, sebaliknya DAUD yang hanya SATU orang saja ini, mempengaruhi orang BANYAK, untuk jangan menjamah orang yang diurapi TUHAN.

Yang terjadi adalah DAUD tidak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh ucapan yang dilatarbelkangi motiv balas dendam, tetapi yang terjadi adalah DAUD MENCEGAH ORANG-ORANGNYA DENGAN PERKATAAN ITU, yaitu kalimat-kalimat yang dipengaruhi oleh motiv hati Daud untuk MENGAMPUNI, MENGHORMATI orang yang saat itu masih berkedudukan sebagai raja, dan sebagai raja, dia bukan raja sembarangan, karena Saul adalah raja yang diurapi Tuhan.

Daud tidak mau jadi raja dengan cara murahan, yaitu dengan cara membunuh raja yang sebelumnya. Itu bukan sifat kesatria, Daud tahu bahwa janji Tuhan suatu saat akan digenapi Tuhan dengan waktu dan cara Tuhan yang tentunya bukan dengan cara murahan seperti ini.

Perthatikan ayat 8 Dan Daud MENCEGAH orang-orangnya dengan PERKATAAN ITU; ia TIDAK MENGIZINKAN MEREKA BANGKIT MENYERANG SAUL.

Bagaimana Daud bisa mencegah orang-orang belatar belakang berangasan ini…??? Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada dirinya yang hanya seorang diri yang punya pendapat yang berbeda.

Caranya gampang saja.

Sejak dulu, Sejak awal, Sejak lama. Daud telah memutuskan mengampuni Saul, telah memutuskan untuk tidak mau membalas dendam. Sehingga ketika kesempatan itu tiba, provokasi itu melanda, banyak orang mendukung pembalasan dendam itu, situasi seolah-olah ‘diizinkan’ oleh Tuhan…sekali lagi saya katakan – ‘seolah-olah’….
pada situasi itu banyak yang kompor-komporin, panas-panasin.

Karena sejak lama telah diputuskan seperti itu, maka kesempatan untuk membalas dendam itu BUKANLAH suatu KESEMPATAN yang DITUNGGU-TUNGGUH OLEH DAUD.

Jadi yang dilakukan Daud pada saat itu adalah MEREDAM amarah mereka, kebencian mereka, keinginan mereka untuk menyerang, tangan mereka yang sudah teracung dengan tombak atau pedang…

Kesempatan untuk membalas dendam itu DATANG TERLAMBAT, karena Daud sudah keburu mengambil ketetapan hati untuk mengampuni, dan akhirnya Daud tidak mudah terpancing, tetapi justru dapat memberi pengaruh yang baik.

Terbukti bahwa SEBUAH KEPUTUSAN HATI/ KETETAPAN HATI ternyata akan berpengaruh besar terhadap ucapan anda yang keluar dengan intonasi yakin seyakin-yakinnya, tidak goyah, tidak ragu. Dan kuasa dari perkataan yang keluar dari sebuah ketetapan hati ternyata BISA MENANG MELAWAN ARUS orang banyak yang sedang bergerak ke arah yang salah, walaupun kita hanya sendirian yang mengajak mereka semua berbalik ke arah yang benar.

Anda termasuk orang yang mudah terpancing, atau justru jadi provokatornya, ataukah justru penjadi peredam amuk massa…???

Awasi keputusan anda, yang akan memberi pengaruh pada situasi seperti apapun juga terhadap PILIHAN KATA APA YANG AKAN ANDA UCAPKAN.

Katakan pada kesempatan untuk membalas dendam atau kesempatan untuk berbuat dosa lainnya, “Maaf…kamu datang terlambat. aku sudah terlanjur membuat keputusan yang tidak mau kuubah lagi selamanya. Titik.”

Contoh:

“Maaf, saya sudah menetapkan hal ini. Kalau anda ingin berkonsultasi lebih jauh, lebih baik dengan isteri saya saja, ini nomor HP isteri saya…”

“Maaf, saya sudah menetapkan hal ini. Kami tidak pernah memberikan kuitansi kosong kepada siapa pun.”

“Maaf, saya sudah menetapkan hal ini. Sedapat mungkin kami jujur pada pasien kami. Tidak ada indikasi apa pun yang menggiring anda untuk harus operasi caesar. Anda sangat dimungkinkan melahirkan dengan cara spontan, karena semuanya sehat, tidak ada masalah apa-apa.”

Tetapi orang yang TERLAMBAT menentukan sikap hati, akan mudah terperangkap

contoh:

“Oh ya…??? wah lumayan juga kalau bisa nolongin dia…isteri saya nggak cemburuan kog..!”

“Oh ya…??? Dia akan ke apotik lain…?? Emmmm yeah…asal nggak sering-sering dia minta kuitansi kosong saya rasa…emmm gimana yeah…ya udah untuk kali ini nggak papa deh !”

“Oh ya…??? Bener juga ya ! Pemasukan kita lebih banyak kalau makin banyak yang operasi…Gini…cari cara apa yang dapat membuat dia yakin untuk operasi ya..??”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KELOMPOK 11

KATA-KATA IMAN DAPAT MENULAR

Rahab berkata (Yosua 2:8) “Tuhan TELAH memberikan negeri ini kepadamu.” Bukan menggunakan diksi ( pilihan kata) : Tuhan SEMOGA…….., Tuhan AKAN……,Tuhan HAMPIR……, Tuhan NYARIS….., Tuhan SEPERTINYA….., Tuhan KALAU JADI…., dst..tetapi menggunkan kata TELAH.


Iman selalu akan membuat perkataan seseorang mendahului apa yg telah dilihatnya dgn mata iman. Bukan dgn mata jasmani.

Perkataan iman Rahab ternyata berkuasa menularkan imannya pada dua pengintai yg justru sebagai org Israel malah menggunakan diksi “Tuhan AKAN…..” pada awalnya saat berbicara dgn Rahab. Namun perhatikan laporan 2 pengintai pada Yosua selepas bertemu dgn perempuan beriman raksasa ini! Mereka tertulari perkataan iman Rahab karena diksi yg mereka pakai di hadapan Yosua adalah “Tuhan TELAH…”

Kuasa perkataan yg keluar dari iman dapat menular.
Sebaliknya perkataan yg melemahkan pun dapat menyuntikkan ketakutan, kekawatiran dan keputusasaan.

Apapun kondisi ekonomi negara kita saat ini, saya salut pada pidato presiden yg menyuntikkan optimisme, tetapi tetap jujur dgn hal hal yg mana yg masih perlu diperbaiki.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KELOMPOK 14 DAN 16

 ADA IMAN DALAM SEPATAH KATA PUN

Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum
Matius 8:5-13
8:5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 8:6″Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh q dan ia sangat menderita.” 8:7 Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” 8:8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. r 8:9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” 8:10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman s sebesar ini 1 tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 8:11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat t dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, u 8:12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu v akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. w ” 8:13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu:”Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya. x ” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Seorang perwira di Kapernaum percaya, satu kata/sepatah kata saja dari Yesus dapat menyembuhkan hambanya.
Yang menarik di sini adalah jawabn Yesus kepada perwira itu bukanlah kalimat semacam ini “Pulanglah dan hambamu itu sekarang juga telah sembuh”, sama sekali bukan !
Tetapi Tuhan Yesus menjawab dengan kalimat “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.”
Jadi kesimpulannya kalimat kesembuhan itu siapa yang mengatakannya??
Saya rasa ya perwira Kapernaum itu sendiri yang kemudian berkata-kata sesuai dengan yang dia percaya.
Yesus tidak memperkatakan kesembuhan hamba dari perwira ini, tetapi Yesus justru mengatakan bahwa JADILAH KEPADAMU SEPERTI YANG ENGKAU PERCAYA.
Apa yang dipercayai oleh perwira ini, DIKATAKAN sebagai SEPATAH KATA yang berkuasa. Karena iman itu pasti akan mempengaruhi perkataan kita.
Jika kita cemas dan takut pasti kalimat yang muncul adalah “ Aduh…cilakak…aduh…dia pasti akan mati…”
Jika kita beriman maka kalimat yang muncul adalah “Dia pasti sembuh sekarang juga!”
Perhatikan kalimat terakhir pada Matius 8:13
Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Seandainya imannya berkata begini “Waaahhh bisa jadi sembuhnya minggu depan.”
Maka bisa jadi ayat 13 akan berbunyi lain, “Maka seminggu setelah itu, sembuhlah hambanya itu.”
Yesus tahu, bahwa perwira ini mengerti KUASA PERKATAAN, dia tahu bahwa sepatah kata saja dari Yesus dapat menyembuhkan. Yesus memuji imannya yang besar, walaupun dia bukan orang Israel. Oleh karena itu secara tidak langsung Yesus juga mau menegaskan bahwa apa yang kau percayai, apa yang kau katakan, akan terjadi. Karena ada kuasa bukan hanya pada perkataan Yesus, tetapi juga di dalam perkataan iman daripada perwira ini.

Kata-kata apa yang sering secara latah/klise diucapkan yang dapat MEMPERPENDEK UMUR/mengurangi tingkat kecerdasan seseorang/menghambat berkat turun, baik terhadap diri sendiri atau orang lain.
1. Mateng aku!
2. Mateng lu!
3. Mati aku!
4. Mati kamu!
5. Mampus deh gue!
6. Mampus deh lu!
7. Gila kali aku ni!
8. Gila kali dia tuh!
9. Gila lu…
10. Bodoh kali aku ni
11. Emang bodoh kau!
12. Bener-bener mampus deh gue!
13. Bener-bener mampus deh lu!
14. Sial!
15. Setengah mati aku jungkir balik!
16. Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala!
17. Setengah mati !
18. Rugi deh gue!
19. Cilakak dua belas!

 

 

 

 

KELOMPOK 17 DAN 18

PERKATAAN EDUKASI

PERKATAAN YANG MEREDAM INTIMIDASI

BAGAIMANA MENGGERAKKAN MASSA LEWAT PERKATAAN

Kuasa perkataan pemimpin yang bagaimana yang bisa menggerakkan orang yang dipimpinnya mencapai suatu goal / sasaran dengan pencapaian berdasarkan waktu yang akurat dan fantastis/ cepat.

Nehemia memang pemimpin yang keren abiz.

Pembangungan kembali tembok Yerusalem yang telah roboh tidak mudah, karena telinga rakyat yang membangun, sangat diganggu oleh serangan ejekan-ejekan orang dari luar yang membenci proyek pembangunan tembok Yerusalem ini.

Sebagai seorang pemimpin, perkataan Nehemia sangat berpengaruh.

Apakah dia akan menyerang balik ?
Apakah ia bahkan mengerahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk sakit hati secara korporat/ secara massal, dan menyerang balik dengan ucapan yang tidak kalah pedasnya?
Apakah dia akan menghabiskan waktu yang banyak sekali dalam mengatasi masalah ini?
Strategi apa yang dia jalankan?

Kewaspadaan terhadap orang-orang yang menentang pembangunan
4:1 Ketika Sanbalat c mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati.

Ia mengolok-olokkan orang Yahudi 1 4:2 dan berkata di hadapan saudara-saudaranya d dan tentara Samaria: “Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing e yang sudah terbakar habis seperti ini?” 4:3 Lalu berkatalah Tobia, f orang Amon itu, yang ada di dekatnya: “Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu g mereka.” 4:4

Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. h Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri 2 dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan. 4:5 Jangan Kaututupi kesalahan i mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, j karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.

Nehemia melakukan edukasi doa, dan doa edukasi. Doa yang dinaikkan tetapi memakai kata KAMI, karena mewakili seluruh rakyat, dan pada doa ini, sekaligus Nehemia melatih mereka untuk punya sikap hati yang tepat. SEMUA HINAAN DAN CERCAAN MEREKA ditujukan kepada TUHAN, dan sikap itu ditunjukkan kepada mereka. Jadi karena ditujukan kepada Tuhan, kita serahkan saja apa yang telah mereka tabur itu kepada Tuhan, biarlah mereka menuainya.

Kuasa perkataan daripada Nehemia sebagai seorang Pemimpin inilah yang sanggup membuat semua ejekan, hinaan, cercaan, intimidasi, tidak akan dapat sanggup menghentikan langkah mereka untuk membangun kembali tembok Yerusalem.

4:6 Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati. 4:7

Coba bayangkan kalau Nehemia berkata kalimat seperti ini:
‘Kurang ajar sekali mereka itu, berani beraninya mereka menghina kita. Mereka itu belum tahu siapa kita yang sebenarnya…begini saja, besok kalau mereka datang lagi ,kita akan katakan pada mereka bahwa mereka itu bangsa kelas tempe’

dan bayangkan kalau ayat berikutnya berkata seperti ini:
‘karena perang mulut itu tidak henti-hentinya, berlangsung, akhirnya pembangunan tembok itu juga tertunda selama beberapa bulan.’

ORANG yang menggunakan kuasa perkataan untuk membalas ejekan dengan ejekan, caci maki dengan caci maki, hinaan dengan hinaan akan melihat dalam hidupnya ada tembok-tembok yang terus terbuka, ada kebocoran yang menyebabkan hidupnya tidak aman, ada target-target yang tidak tercapai, karena waktunya banyak dihabiskan untuk melakukan yang bukan bagiannya, karena pembalasan adalah hak Tuhan. hak kita adalah mengampuni. Kewajiban kita terus berjalan ke depan, semua ejekan, hinaan dan cercaan itu cuma bumbu , agar pembangunan tembok itu tidak sepi.

Nehemia tidak terpancing. Dia justru pakai perkataannya untuk memacu semua rakyat terus bekerja, tetap Fokus pada tujuan mereka. bukan fokus pada bumbu bumbu yang meramaikan suasana.

Bagaimana bila orang itu yang memulai duluan, sedangkan kita hanya merasa sebagai pihak yang membalas saja
Biarlah mereka memulai dengan mengejek, dan mengakhiri dengan tercengang.

Mengapa bisa tercengang….karena mereka pada akhirnya tahu, bahwa Tuhan bekerja secara dahsyat dalam hidup kita.

Kalau mereka memulai dengan mengejek, kita memulai dengan doa pengampunan. Kalau mereka mengakhiri dengan tercengang, kita pun dapat mengakhiri semuanya dengan memuliakan nama Tuhan, karena kita sendiri sadar, bahwa itu semua karena anugrah Tuhan dalam menjawab doa-doa kita.

Pada akhirnya orang-orang yang mengejek bisa kita ajak berbalik menjadi pemuji nama Tuhan, ketika mereka melihat bahwa kita bukan anggota barisan orang-orang yang sakit hati, tetapi orang-orang yang lebih dari pemenang,karena Yesus yang mengasihi kita.

Maka selesailah tembok itu, pada tanggal dua puluh lima bulan Elul, dalam waktu lima puluh dua hari. ( Nehemia 6:15)

 

 

 

KELOMPOK 19

PERSUNGUTAN VS UCAPAN SYUKUR

Mengapa Kaleb dan Yosua adalah dua orang yang boleh masuk ke tanah Kanaan?
Karena hanya dua orang ini yang lolos AUDISI PROMISE LAND. Lho kog bisa…?? Apa kriterianya…??
Hanya yang bersungut-sungut TIDAK LEBIH DARI SEPULUH KALI, yang boleh masuk ke tanah KANAAN. Ternyata menurut catatan para malaikat pencatat semua ucapan berguna dan sia-sia dari bangsa Israel, hanya dua orang ini yang terbukti berdasarkan catatan, bersungut-sungutnya tidak lebih dari sepuluh kali.

PERSUNGUTAN akan menjauhkan kita dari TANAH PERJANJIAN, bahkan bisa membatalkan kita memasukinya. Tidak perduli Tuhan sudah menjanjikan, persungutan akan dapat menjadi kegagalan untuk kita meraihnya.
Bayangkanlah pada saat bangsa Israel berkata “Aduh, kita bisa mati di padang gurun ini….!! Hausnya luar biasa…mana nggak ada minuman lagi !”
Pada saat yang sama, Yosua dan Kaleb berkata ” Puji Tuhan, Engkau baik, Engkau pasti berikan kami air di perjalanan nanti, Engkau sanggup mengadakan air bagi kami, meskipun di padang gurun sekering ini…itu mudah bagiMu, sedangkan air laut saja sanggup Engkau keringkan Tuhan…Haleluya !!”
“Iya benar…aku setuju denganmu Yos!”

BIlangan 14: 22-23 Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah SEPULUH KALI mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku , pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya. tetapi hamba-Ku Kaleb, kerena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke nengeri yang telah dimasukinya itu, dan KETURUNANNYA akan memilikinya.

ayat 29-30 Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang DICATAT, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku. Bahwasannya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali KALEB BIN YEFUNE DAN YOSUA BIN NUN!

Lihatlah, ternyata sebuah PERKATAAN/UCAPAN SYUKUR pun punya kuasa yang dampaknya sampai bisa dirasakan anak cucu. Tentunya keturunan KALEB menjadi orang-orang yang luar biasa MAKMUR, karena mereka menduduki HEBRON, yang tersubur di antara tanah tersubur di seluruh muka bumi.

Perbandingan orang yang bersungut-sungut dengan yang mengucap syukur angkanya sangat fantastis, jutaan banding dua orang saja.

Mengapa anak cucunya ikut mencicipi berkat?
Secara teori dapat diteorikan sebenarnya. Begini.
Kaleb dan Yosua suka mengucap syukur, dan jarang bersungut-sungut. Bisa jadi persungutannya pernah, tetapi cepat bertobat. Nah, keluarganya, anak-anaknya, isterinya, orang-orang yang terdekat dengannya ikut mendengar ucapan mereka, ucapan dua ayah ini. Sehingga mereka pun ikut berpengharapan akan tanah perjanjian yang Tuhan janjikan. Memang haus, memang lapar, memang ada rasa bosan terhadap manna, memang ingin daging, memang capek, memang terasa tidak sampai-sampai pada tujuan, tetapi harapan mereka akan menduduki tanah perjanjian jauh lebih besar dan mengalahkan memang memang dan memang itu tadi. Yang mereka katakan bukan hausnya, laparnya, bosannya, tetapi yang mereka katakan adalah ‘nggak papa…ini kan sekarang…nantinya kalau kita udah sampai sana…pasti akan keren’
Sedangkan anak-anak dan isteri orang lain yang memiliki kepala keluarga suka bersungut-sungut, memberontak pada Tuhan, walaupun sudah lihat mujizat berkali-kali bukannya berharap akan mujizat berikutnya, malah selalu berputus asa dan mengeluh, mereka ini akan mendengar kepala keluarga yang bersungut, mengeluh, tidak mengucap syukur.
Akibatnya mereka pun bertumbuh menjadi pribadi yang mudah mengeluh, mudah bersungut-sungut. Itulah sebabnya walaupun yang umur 20 tahun ke bawah, ikut masuk dalam tanah perjanjian, anak-anaknya Kaleb lah yang berhasil menduduki HEBRON, karena kapasitas iman mereka cukup tangguh untuk menumpas penduduk asli yang notabene RAKSASA.
Darimana keberanian mereka untuk berperang itu…?? Bukankah ayah mereka, Kaleb, sudah tua..??
Dari iman yang terus diperkatakan sang ayah dan ternyata membekas di hati anak-anaknya.
AYAH yang berbeda. Ayah yang optimis, ayah yang selalu pegang janji Tuhan, ayah yang berkata-kata positif sesuai dengan iman dan harapan.

Tak heran pengelilingan tembok Yerikho tidak boleh ada perkataan apa pun, kecuali hanya untuk bersorak di akhir acara.
Generasi ini lahir dari didikan para ayah yang bersungut.
Bisa bisa jika mereka diijinkan berbicara maka tembok itu tidak jadi runtuh.

Ayo jadi ayah yang berbeda, jadi ibu yang berbeda, ayah dan ibu yang menemani anak-anak mencapai tanah KANAAN dan MENDUDUKINYA

Contoh ucapan ayah kebanyakan:

Sudahlah…nggak usah berani beraninya ingin jadi dokter…biaya kuliahnya mahal. Papa ndak punya uang.

Contoh ucapan ayah yg berbeda:
Kamu ingin kuliah di kedokteran? Baik, kita berdoa sejak sekarang, Tuhan pasti sanggup buka jalan jika Tuhan berkehendak. Belajar yg rajin ya nak, kamu jangan lihat papa, ttp harus lihat Papa di surga.

KELOMPOK 20

PERTENGKARAN MENYINGKIRKAN RASA NYAMAN TINGGAL DI RUMAH

 

Amsal 21: 9 Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.

Amsal 25; 24 Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.

Dua ayat di atas bukan karena copy paste, melainkan ;  dua ayat ersebut adalah dua ayat dari alamat yang berbeda tapi isinya sama !

Mana ada ya dua ayat yang sama persis isinya, padahal dari kitab yang sama, dengan kata-kata yang sama persis, juga dari penulis yang sama. Buktinya ada kog !

Pasti ayat ini adalah ayat yang penting, sampai-sampai Salomo menuliskan secara kembar dua kali.

Yang menarik dari ayat ini TIDAK berbunyi seperti ini:

Lebih baik ‘SUAMI’ tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.

Dalam ayat ini tidak ada kata ‘suami’ di dalam kalimatnya, melainkan lebih ditekankan kepada SERUMAH.

jadi ayat ini akan berlaku bagi pengaruh sifat perempuan yang akan berimbas pada orang yang serumah dengan dia, entah itu suaminyalah, anaknyalah, pembantunyalah, pegawainyalah…siapapun saja!

Jadi isteri-isteri yang sangat HOBBY bertengkar dengan suaminya, selalu memulai percikan pertengkaran…maka akan menghadapi kenyataan sbb:

Suami yang akan TIDAK BETAH di rumah,  dan akan memilih tinggal pada sudut sotoh rumah, sudah di sotoh, masih di sudutnya pula.

Sotoh rumah terkenal karena tempat Rahab menyembunyikan dua pengintai.

Sotoh adalah tempat BERSEMBUNYI yang paling enak, sepi, karena tidak  ada suara berisik, banyak angin sepoi-sepoi dan GAWATNYA adalah nggak bisa lakukan apa-apa di sana kecuali bersantai ria.

Jika ada para suami yang bersembunyi dari kenyataan, bersembunyi dari pekerjaan, bersembunyi dari banyak orang, bersembunyi dari Tuhan, bersembunyi dari anak-anak, bersembunyi dari keluarga, bersembunyi dari talentanya…

Jangan-jangan si isteri yang harus mawas diri dengan KUASA DARIPADA PERKATAAN YANG SELALU MENGAJAK PASANGAN UNTUK BERTENGKAR.

Jadi isteri-isteri yang sangat HOBBY bertengkar dengan ANAKNYA, selalu memulai percikan pertengkaran…maka akan menghadapi kenyataan sbb:

Anak-anak yang akan TIDAK BETAH di rumah,  dan akan memilih tinggal pada sudut sotoh rumah, sudah di sotoh, masih di sudutnya pula.

Jika ada para anak-anak yang bersembunyi dari tugas sekolah, bersembunyi dari pergaulan, bersembunyi dari tantangan hidup, bersembunyi dari jalan-jalan Tuhan, bersembunyi dari orang tuanya, bersembunyi dari guru-gurunya, bersembunyi dari talentanya…

Jangan-jangan  si ibu yang harus mawas diri dengan KUASA DARIPADA PERKATAAN YANG SELALU MENGAJAK ANAK-ANAK UNTUK BERTENGKAR.

Amsal 21: 19 Lebih baik tinggal di PADANG GURUN dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan PEMARAH

Nah… ini ayat mirip, tetapi ada beda tipisnya. Yaitu kata SUDUT SOTOH RUMAH diganti menjadi kata PADANG GURUN, selebihnya ayatnya kata-katanya sama, dan ada tambahan lagi tidak saja dikatakan;  perempuan yang suka bertengkar tetapi ada tambahan DAN PEMARAH.

Jika SUKA BERTENGKAR ini ditambah dengan kombinasi SUKA MARAH, maka yang terjadi akan lebih parah, si suami atau anak anak tidak saja akan MOJOK di rumah, tetapi tidak akan pulang, alias akan memilih tinggal di padang gurun.

Apa itu padang gurun? Tempat yang sepi memang, tidak  ada suara berisik, tidak ada yang marah-marah, tetapi gersang, walaupun ada kebebasan sebebas-bebasnya tetapi tidak pernah akan menemukan kesejukan dan keteduhan seperti jika tinggal di rumah dengan isteri atau ibu yang suka damai dan memiliki roh yang lemah lembut dan tentram.

Di padang gurun tidak ada  hasil apa-apa yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh ataupun pundi-pundi. Paling kalau pulang karena haus sebentar, dan akan balik ke padang gurun lagi. Bayangkanlah kalau padang gurun yang sangat tidak nyaman, seperti itu saja masih lebih nyaman dibandingkan tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan suka marah.

Catatan ini paling pertama adalah untuk saya sendiri, karena saya juga perempuan. Terima kasih kepada pak Salomo !

Ingin keluarga betah di rumah? Ingin semua anggota rumah betah tinggal di rumah?

Pakai perkatan untuk membangun. Belajar seni berkomunikasi, Redakan amarah. Berlatih berintonasi yang baik saat berbicara. Kendalikan urat leher dan melebar redupnya sorotan mata. Ukur Volume suara. Tersenyumlah,

Dan…selain keluarga pada betah, kita pun awet muda!

Salomo emang keren. Dia tahu bahwasannya keluarga yg kuat dan kokoh akan menjadi fondasi kuat dan kokohnya sebuah komunitas, bahkan bangsa dan negara. Dia tahu bahwasannya semacam narkoba, seks bebas, dlsb tdk akan melanda generasi muda, bila para isteri dan para ibu memiliki roh yg lemah lembut dan tenteram. Itulah sebabnya sampai 3 ayat diluncurkan demi mempertajam pengajaran ini.

Haleluya !!

 

KELOMPOK 21

PERTENGKARAN SUAMI DAN ISTERI MENCETAK GENERASI BEBAL

AMSAL 19:13 Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya, dan pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik.

BEBAL dalam bahasa aslinya artinya: orang bebal, orang bodoh.

PERTENGKARAN ( yang dilakukan oleh isteri) dalam versi beberapa Alkitab bahasa inggris digunakan beberapa kata yang berbeda:

CONTENTIOUS= perselisihan/ perdebatan
NAGGING = omelan
QUARRELING= pertengkaran

digambarkan seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik, Jadi walau setitik, tapi terus-terusan secara stabil, dan juga suaranya cukup mengganggu.

Setelah saya renung-renungkan kembali, baru terpikir belakangan. Mengapa digambarkan seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik?

Ada bendungan air yang banyak sekali, menumpuk numpuk dari atas, tetapi hanya ada lubang kecil untuk mengeluarkan air itu, sehingga lubang kecil yang kemungkinan adalah kebocoran itu, membuat air itu menetes setetes demi setetes. Akibatnya karena air banyak, sedang lubang keluar kecil, akhirnya lama sekali tetesan itu tidak henti-hentinya menitik.

1.Gambaran dari kekesalan yang menumpuk-numpuk di dada, tidak pernah dilepaskan pengampunan, tetapi yang ditumpuk adalah kekecewaan, dendam, sakit hati, amarah, trauma masa lalu, sehingga tabungan yang tersimpan itu STOKNYA banyak.

  1. Gambaran dari oleman yang tidak henti-hentinya, tidak puas-puasnya, sudah dikatakan sekali tidak pernah cukup, bisa dari pagi sampai malam bahkan sampai berhari-hari mengulang-ulang perkataan yang sama, yaitu berupa OMELAN. Orang yang mendengarnya bukannya berubah menjadi baik, malahan akan bosan dan malahan akan menutup telinganya karena terganggu oleh suara berisik itu. Terkadang yang mengganggu kita dan bisa bikin pusing bukannya suara truck yang begitu keras lewat sekali saja di depan rumah kita, tetapi justru suara alarm jam yang berbunyi terus dan tidak dimatikan, walau suaranya tidak sekeras suara truck lewat, tetapi STABIL-nya/ KONSTAN-nya itu bisa buat kepala pusing. Inginnya segera lari dan matikan itu alarm yang sangat mengganggu.
  2. Gambaran bahwa si pengomel menganggap “Ah ini kan cuma air setetes aja, aku kan nggak sampai kalap, cuma ngomel aja sih bukan perkara besar banget kan?” Tetapi dia tidak sadar bahwa yang dianggapnya kecil bagai setetes air itu bila terus-terusan ‘berbunyi’ sepanjang 24 jam dengan durasi setiap 5 menit sekali, maka ini bukan perkara sepele lagi, bahkan tiris air yang tak henti-hentinya menitik, jika itu mengenai batu besar sekalipun, si batu bisa lama-lama punya cekungan di titik tepat jatuhnya si air tirisan itu. Akibatnya bisa besar lho…kecerdasan si batu besar untuk tetap kokoh dan kuat pun jadi bisa tumpul kalau ditetesin terus-terusan.

Terkadang mama-mama ingin anaknya pandai dan taat, tapi sayang kaum hawa ini tidak menyadari bahwa kebebalan anaknya/ kebodohan anaknya adalah dikarenakan dia sendiri yang menjadi penyebabnya.

Dengan stok kata-kata yang banyak sekali, maka seorang perempuan dimungkinkan mengucapkan banyak kata-kata dalam sehari dibandingkan dengan para pria.

Dan jika perkataannya tidak dipakai untuk MEMBANGUN, MENGAJAR, MENASIHATI, MENGUATKAN, MENDOAKAN, MEMUJI TUHAN, MENDIDIK, tetapi sebaliknya dipakai untuk mengomel ( mengeluh, menggerutu terhadap keadaan, menyalahkan semua orang kecuali diri sendiri), bertengkar, dan berselisih bahkan berdebat, terutama dengan SANG SUAMI – simak lagi ayat di atas… maka yang terjadi adalah tanpa sadar dia sedang mencetak generasi yang BODOH/ BEBAL.

Kalau dipikir-pikir apa hubungannya ya?

Ada.

Kebebalan seseorang adalah karena dia memiliki kemampuan yang rendah dalam mendengar. Baik mendengar penjelasan guru di kelas, mendengarkan teman yang sedang mengemukakan pendapatnya, mendengarkan soal dibacakan, dll

Sehingga menghadapi orang bebal memang harus sabar, karena harus diberitahukan berulang-ulang, sulit untuk berubah, sulit menangkap, harus menggunakan berbagai cara/ metode, dll

Mengapa kemampuan mendengarnya itu rendah ya..???

Ya karena dia sudah terbiasa menutup telinga dari segala omelan, kemarahan, pertengkaran, yang suaranya seperti air yang menetes terus menerus secara stabil/ konstan, dan suaranya begitu mengganggu. Pada akhirnya aksi menutup telinga ini pun terbawa-bawa di sekolah.

Ingin punya anak yang cerdas…???

Hai para ibu…stop memercikan api pertengkaran dengan suami, stop mengomel, stop berdebat.

Ayo belajar tunduk pada suami. Hargai pendapatnya. Minta izin padanya, minta restu daripadanya. jadikan dia nahkodanya.

Lihatlah, jika ada kerukunan isteri terhadap suami, pasti daya konsentrasi anak akan meningkat, dan dia akan lebih peka mendengar pengarahan guru di sekolah.

Bagi para ayah. Apakah anda ingin anak anda bebal/bodoh? Dan tentu itu merupakan bencana/kerusakan ( dalam bahasa aslinya memang mengandung arti kerusakan) bagi anda. bukan?

Tapi kan itu salah isteri saya ..??

Stop menyalahkan. Apapun yang terjadi terhadap anak anda, anda sendiri yang akan terkena imbasnya. Mengapa saat teguran ayat ini ditujukan kepada kaum Hawa, mengapa kaum Adam dibawa-bawa/ ikut dituliskan di ayat ini?

karena ada tugas bagi kaum Adam:

-Bantu isteri anda sembuh dari trauma masa lalu, doakan, dan bantu dia mengampuni semua orang yang menyakitinya pada masa lalu.
-Bantu isteri anda mengungkapkan perasaannya ( agar tidak berubah menjadi omelan- yang malah tidak bisa menyembuhkan- omelan cenderung tidak didengarkan orang lain- dan saat dia tidak didengarkan dia akan semakin marah, semakin tidak puas dan semakin mengomel) – dan selesaikan setiap masalah diantara anda berdua sebelum matahari terbenam
-Anda adalah kepala keluarga, jadi problem emosi isteri anda adalah juga menjadi tanggung jawab anda untuk mencari solusinya, agar anak-anak tidak menjadi korban atas ketidakharmonisan isteri terhadap suaminya.
-Ambil waktu share-bicara empat mata dari hati ke hati-berdoa-saling mengampuni
-Jangan sepelekan omelan isteri, bantu dia untuk keluar dari ‘tabungan’ emosi negatif, bantu dia untuk sembuh secara emosi.

Amin.

 

lihat materi lainnya di
RETREAT GURU SEKOLAH MINGGU  se kota Ambarawa dengan thema

SMART

S= Sehat

M= Mawas Diri

A= Aktif

R= Rendah Hati

T= Teladan

Sesi 1. Menjadi Guru Sekolah Minggu yang Sehat Roh, Jiwa dan Tubuhnya

Sesi 2. Menjadi Guru Sekolah Minggu yang Mawas Diri dalam Kehidupannya

 

Sesi 3. Menjadi Guru Sekolah Minggu yang Aktif berinovasi dengan Metode Kreatif

Sesi 4. Menjadi Guru Sekolah Minggu yang Rendah Hati Mengembangkan Talenta

Sesi 5. Menjadi Guru Sekolah Minggu yang Menjadi Teladan dalam Perkataan.

Semua tautan bisa di klik di tautan di bawah ini, gratis;

SESI 1

SESI 2

SESI 3

SESI 4

SESI 5

Tinggalkan komentar