KOTBAH JCA 37. UCAPAN BAHAGIA


UCAPAN BAHAGIA

MATIUS 5:4

 

BERBAHAGIALAH ORANG YANG BERDUKACITA KARENA MEREKA AKAN DIHIBUR.

  1. Berhabagia di dalam ucapan BAHAGIA tidak pernah dikaitkan dengan karena memiliki rumah bag istana, memakan makanan enak bag makanan raja, memiliki segalanya yang bersifat MATERI.

Mengapa? Karena kebahagiaan yang semacam itu/ yang kita pikir dapat diraih karena MATERI, ternyata bernilai sementara/ tidak kekal/ alias fana.

Mobil baru akan membuat kita senang mungkin bisa sampai hitungan bulan. Namun ketika dia sudah turun mesin, sudah terkena goresan, sudah pudar, dan tahunnya sudah berlalu, maka mobil itu memberi kesenangan kepada kita suatu kesenangan yang memudar nilainya, menurun, Itu adalah salah satu contoh; kesenangan/ kebahagiaan yang TIDAK KEKAL.

Pakaian baru mungkin akan membuat kita senang sampai hitungan minggu.

Uang banyak mungkin akan membuat kita senang sampai hitungan …tergantung uang itu akan dihabiskan dalam berapa lama, bila itu satu hari, ya hanya sampai satu hari saja.

Perhatikan bahwasannya dalam ucapan bahagia di Matius 5 ini, HAMPIR SEMUA NILAI KEBAHAGIAAN yang ditawarkan Yesus adalah BERNILAI KEKAL., artinya bisa kita data sbb:

  • Empunya kerajaan sorga : ayat 3 bernilai kekal
  • Dihibur : ayat 4 bisa bernilai kekal karena penghiburan dari Roh Kudus itu sempurna
  • Memiliki bumi; ayat 5 bernilai TIDAK KEKAL, namun ini artinya, baik di bumi maupun di surga kita mendapatkan karunia itu dari Tuhan, namun yang tidak bernilai kekal hanya 1/9 ini saja
  • Dipuaskan; ayat 6 bernilai kekal, karena kepuasan dari Tuhan adalah sempurna.
  • Beroleh kemurahan; ayat 7 bernilai kekal
  • Melihat Allah; ayat 8 beroleh kemurahan
  • Disebut anak-anak Allah, ayat 9 bernilai kekal
  • Empunya kerajaan sorga : ayat 10 bernilai kekal
  • Upahmu besar di sorga; ayat 12 bernilai kekal

Bahagia adalah ketika kita MENDAPATKAN SESUATU YANG BERNILAI KEKAL, yang kita kumpulkan ketika kita masih di bumi ini, dengan cara miskin di hadapan Allah, berdukacita, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci hati, membawa damai, dianiaya sebab kebenaran, dicela, dianiaya dan difitnahkan segala yang jahat, mengalami aniaya seperti nabi-nabi yang terdahulu.

  1. Perhatikan dalam semua ucapan bahagia, semua frase A adalah tindakan aktif, namun frase B adala tindakan pasif. Kebahagiaan adalah suatu PEMBERIAN ILAHI/ DARI TUHAN ketika kita sudah melakukan suatu TINDAKAN AKTIF.

Namun yang ditawarkan dunia adalah; kebahagiaan adalah karena sebuah HASIL dari USAHA kita untuk meraih kebahagiaan itu.

Contoh; Ada banyak orang yang berpikir bahwa kalau dia berusaha untuk mendapat banyak uang dengan bekerja keras, atau dengan menipu sana sini, dengan tidak jujur dalam keuangan, dengan banting tulang dengan sedemikian rupa untuk supaya bisa meraih harta sebanyak mungkin. Dia berpikir bahwa cara itu akan MENDATANGKAN KEKAYAAN sebagai HASIL dari upayanya meraih kebahagiaan itu.

Namun tidak jarang orang kaya merindukan saat-saat ketika masih miskin, karena pada saat miskin dulu keluarganya lebih punya waktu banyak untuk bercengkerama, dll. Jadi ketika dia menggunakan waktunya lebih gila kerja, dan uang yang didapat lebih banyak lagi, dia berharap dia bisa menjadi lebih bahagia, ternyata TIDAK JUGA. Karena waktu yang berharga bersama keluarga telah dia korbankan untuk yang namanya uang, sehingga hidupnya tidak mengalami keseimbangan, dan pada akhirnya waktu-waktu tidak dapat dikembalikan, uang yang dia miliki tidak dapat memutar balikkan waktu yang telah berlalu.

Namun Yesus menawarkan sebuah konsep yang sama sekali berbeda. Ketika kita mau melakukan tindakan aktif untuk mengejar nilai yang kekal, di situlah KEBAHAGIAAN diberikan oleh Tuhan sebagai PEMBERIAN sehingga kita tinggal menerimanya saja secara pasif.

Ini adalah sebuah hukum. Hukum TAKE and GIVE di dalam kerajaan sorga. Hukum ilahi. Ketika kita take, maka Tuhan memberikan give. Take-nya adalah mengejar nilai-nilai kekekalan, maka Tuhan akan memberikan juga kebahagiaan yang bernilai kekal, sama sekali tidak fana.

  1. Kata berbahagia di sini BUKAN KATA KEADAAN, tetapi KATA PERINTAH karena ada ‘lah di setiap ucapan bahagia ini. Bukan BERBAHAGIA YA…tetapi BERBAHAGIALAH, itu adalah suatu PERINTAH. Mengapa berbahagia kog diperintahkan? Karena untuk mengejar yang bernilai kekal memang terkadang secara emosi, kita harus TEKOR/ TOMBOK/ ( bahasa Jawa) maksudnya kita harus DEVISIT secara emosi. Mengejar sesuatu yang bernilai kekal, terkadang kita harus menangis, berkorban perasaan, merelakan diri untuk terluka, dihina, diejek, dll. Justru karena itulah Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa BERSUKACITA adalah sebuah EMOSI yang dapat menjadi suatu PERINTAH untuk kita memilih atau memutuskan untuk BERBAHAGIA di atas semua tangisan, air mata, kerelaan hati, dll. Bagaimana caranya? Caranya adalah:

Sadarilah bahwa emosi tidak selalu harus DARI DALAM KE LUAR, artinya kita marah, lalu wajah kita terlihat kesal, kita sedih lalu wajah kita terlihat mau menangis, dst.

Tetapi emosi juga bisa kita setel DARI LUAR KE DALAM, artinya ketika kita putuskan untuk BERBAHAGIA, maka pada saat kita bersedih, kita memaksa diri untuk tersenyum, menyanyi, bersyukur, dll, maka itu bisa mempengaruhi emosi kita yang di dalam, bisa terhanyut dalam semangat baru, terus bergerak maju, masuk dalam pertobatan, mendapat kekuatan dari sukacita itu, dll. Contoh:

Daud berkata pada dirinya sendiri; Pujilah Tuhan hai jiwaku !!

Mzm 103:1 Dari Daud. Pujilah TUHAN, h  hai jiwaku 1 ! i  Pujilah nama-Nya j  yang kudus, hai segenap batinku!

 

Mengapa Daud bisa seperti itu? Mengapa bicara pada diri sendiri seperti itu? Karena Daud ingin menyemangati dirinya sendiri, ketika dia Bete, dia galau, dia stress atau dalam tekanan.

Bagaimana bisa seperti itu?

Di otak kita ada yang namanya SISTIM LIMBIK, sistim limbik ini yang mengatur salah satunya EMOSI kita. Ketika emosi kita kita putuskan untuk melakukan EMOSI POSITIF, di situlah di pikiran bawah sadar kita akan merekam memory emosi positif itu, dan ketika pikiran bawah sadar kita naik ke permukaan pada pikiran sadar, hasilnya adalah emosi positif, ketika emosi positif itu menguasai pikiran sadar kita, maka kita akan menjadi orang yang cerdas secara emosi, dapat mengendalikan emosi kita dengan baik.

  1. Spesial Matius 5:4 UCAPAN BAHAGIA

Berdukacita; Pentheo.

Lukas 19:41 Yesus menangisi Yerusalem

II Petrus 2: 7-8 Berdukacita karena orang yang berdosa

Roma 14:17 Roh Kudus menjadi sumber sukacita kita ketika kita hidup dalam kebenaran dan damai sejahtera

Kisah Rasul 20:19 dukacita karena mengalami banyak pencobaan

 

Tulisan yang lengkap dapat dibaca di :

http://www.berbagirhema.wordpress.com

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar