MINGGU VI PENGENALAN AKAN TUHAN SEJAK DARI DALAM RAHIM


MINGGU KE VI

Pengenalan akan Tuhan sejak dari Dalam Rahim

Banyak orang berkata seperti ini: “Untuk apa kelas janin itu? Janin itu kan belum mengerti apa-apa ?!”

Sejak kapankah kita mengenal Tuhan? Mazmur Daud dalam Mazmur 22: 11 menjawab pertanyaan ini.

Mazmur 22: 11

Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dari kandungan ibuku Engkaulah Allahku.

Dari ayat ini kita belajar bahwa ternyata pengenalan akan Tuhan ternyata sudah sejak dari dalam rahim. Yohanes Pembabtis juga mengawali pengenalannya akan Yesus, yang mana ia dirancang Tuhan untuk menjadi pembuka jalan bagi Yesus, juga sejak dari dalam rahim ibunya. (Luk 1:39-45)

Dalam minggu-minggu ke depan kita akan membahas bagaimana kita mengajak janin kita mengenal akan Tuhan, dengan cara bercerita alkitab kepadanya, membaca ayat mas dengan bersuara, memuji Tuhan, memberinya doa berkat setiap hari, dan lain-lain.

Namun dalam pertemuan kita kali ini kita akan lebih membahas bahwa peran Ibu sangat penting dalam mengajak anak bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, dan hal ini dimulai sejak dari dalam rahim

Mari kita perhatikan komentar Alkitab tentang raja-raja Yehuda

Salomo dibesarkan oleh Batsyeba, seorang ayah ( Daud ) yang bertugas mendidik, dan Ibu ( Batsyeba) yang bertugas mengajar (Amsal 1: 8)

Hal yang sama ditegaskan dan diulangi lagi di Amal 6:20 bahwa tugas ayah adalah memberi perintah, sedang tugas ibu adalah mengajar.

Batsyeba adalah seorang ibu yang memperjuangkan tercapainya Visi Tuhan dalam diri anaknya (Salomo) I Raj 1: 22-27

Setelah Salomo mati, kedudukan raja dilanjutkan oleh anaknya bernama Rehabeam bin Salomo

Salomo menikahi wanita-wanita dari bangsa asing penyembah berhala. Hal inilah yang menjadi sebuah titik awal  degradasi / penurunan dalam bangsa Israel, dimana mereka mulai berubah setia dalam mengikut Tuhan, dan mulai menyembah berhala.

Siapakah yang mengajar Rehabeam? Rehabeam diajar dan dibesarkan oleh seorang wanita dari bangsa Amon, bangsa penyembah berhala, (I Raj 14: 21) nama ibunya ialah Naama seorang perempuan Amon. Penyebutan ini diulangi lagi di ayat 31.

Setelah Rehabeam mati, kedudukan raja dilanjutkan oleh anaknya : Abiam bin Rehabeam ( I Raj 15:2)  nama ibunya adalah Maaka anak Abisolam. Siapakah Maaka itu? Maaka adalah seorang penyembah berhala (I Raja 15: 13)

Berbeda sekali dengan Timotius , II Tim 1: 5 Timotius dibesarkan dari neneknya ( Lois)  dan ibunya (Eunike)  yang menurunkan iman kepadanya.

Iman dapat diturunkan kepada anak dan cucu dari seorang perempuan yang takut akan Tuhan. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Iman didapat dari pendengaran akan Firman Tuhan (Rom 10:17). Saat seorang ibu mengajar anaknya hidup takut akan Tuhan, hidup mengenal Tuhan, saat itulah iman seseorang dapat bertumbuh. Iman ini dapat bertumbuh sejak dalam kandungan, mengapa? Karna di dunia Medis ditemukan fakta bahwa janin berusia 4 bulan sudah dapat mendengar suara dari luar tubuh ibunya. Saat itulah saat yang sangat primer untuk mengajarkan seorang janin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Bukanlah sebuah kebetulan seorang perempuan diberi kemampuan berbicara yang lebih daripada seorang pria, saya percaya salah satunya adalah karna perempuan diberi tugas untuk ‘mengajar’.

Apakah anak kita kelak akan bertumbuh mengenal Tuhan? Ataukah akan bertumbuh menjadi anak yang tidak mengasihi Tuhan, memberontak terhadap Tuhan…?

Para ibu sebagai “pengajar” yang mengajar sejak ia mengandung anak-anaknyalah yang dapat menjawab pertanyaan ini. Apakah kita mau jadi Naama akhir zaman, ataukah kita mau menjadi Eunike akhir zaman?

Mari berkomitment, menjadi seorang ibu yang mengajar anak mengenal Tuhan sejak dari dalam kandungan/rahim kita

Tinggalkan komentar