MINGGU V. HANDMADE-NYA TUHAN YANG UNIK DAN MENARIK


MINGGU KE V

HAND MADE-NYA TUHAN YANG UNIK DAN MENARIK

Mazmur 139:13 sebab Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku.

Setiap anak adalah Hand Made-nya Tuhan, rajutan tangan Tuhan sendiri. Penciptaan janin dalam kandungan tidak seperti mesin pencetak, yang melakukan tanpa rasa, tanpa keunikan, kolosal dan massal. Melainkan penciptaan manusia di dalam rahim seorang ibu, mendapat sentuhan langsung dari tangan Sang Pencipta. Semua produk Hand Made tidak ada yang sama, walaupun menggunakan pola dan model yang sama, tetap hasil dari pengerjaannya tidak sama, hal inilah yang membedakan antara produk hand made dengan produk mesin.

Jika kita melihat bentuk kromosom, sangat mirip sekali dengan sebuah tenunan.

Sidik jari setiap orang tidak ada yang sama, warna suara setiap orang, bahkan anak kembar sekalipun tidak ada yang sama.

materi mengajar kelas janinSidik jari merupakan identitas pribadi yang tak mungkin ada yang menyamai nya, jika saja di dunia ini hidup 6 milyar orang, maka ada 6 milyar pola sidik jari pula yang ada dan belum ditemukan seseorang yang memiliki sidik jari yang sama dengan lain nya.

Karena keunikan nya tersebut, sidik jari dipakai oleh kepolisian dalam penyidikan sebuah kasus kejahatan (forensik), itu mengapa pada saat terjadi sebuah kejahatan maka TKP akan di clear up dan dilarang bagi siapa saja masuk karena ditakutkan akan merusak sidik jari penjahat yang mungkin tertinggal di barang bukti yang ada di TKP. Ada tiga jenis sidik jari yaitu Whor

Dalil Sidik Jari
Ada dalil atau aksioma yang melandasi daktiloskopi yang dicetuskan oleh Sir Francis Galton (1822-1916), yaitu:

1.      individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik.

2.      parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup,

3.      immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada

4.      Sidik jari dapat dirumuskan dan diklasifikasikan secara matematis.

Mari kita lihat contoh-contoh dalam Alkitab bahwa Tuhan membentuk dan menenun setiap anak begitu unik.

1.      Kain dan Habel adalah kakak beradik, namun mereka sangat berbeda: Kain menjadi petani, sedang Habel menjadi gembala kambing domba. Dua pekerjaan yang sangat berbeda sekali. (Kej 4: 1-2)

2.      Esau dan Yakub adalah anak kembar (Kej 25: 24-27), tetapi mereka sangat berbeda sekali. Esau memiliki ciri fisik sbb: warna kulitnya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu, sedang Yakub berkulit licin ( Kej 27: 11) Kesukaan dan tabiat mereka pun berbeda: Esau memiliki keahlian berburu dan suka tinggal di padang. Tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, dan suka tinggal di kemah. Kekuatan kedua orang ini berbeda ( Kej 25: 23) Si sulung akan menjadi hamba daripada si bungsu (Kej 25: 23)

3.      Eliab dan Daud adalah kakak beradik, namun demikian mereka sangat berbeda: Eliab memiliki paras yang bagus  perawakan yang tinggi (I Sam 16: 6-7), sedang Daud kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok ( I Sam 16: 12-13). Daud tidak bertubuh setinggi Eliab, kakaknya ( I Sam 17: 39). Tuhan memilih dan mengurapi Daud, bukan Eliab, sang kakak. ( I Sam 16:10)

Penerapan:

  • Biarkan Tuhan membentuk keunikan dalam diri setiap anak kita, janin kita saat ini
  • Terima anak kita apa adanya, jika dia lahir kelak, baik yang menyangkut jenis kelaminnya, warna kulitnya, raut wajahnya, dan juga dalam perkembangannya nanti dia lebih cenderung Dominan, Intim, Stabil atau Cermat, atau kombinasinya…..tetap terima dia dengan segala keunikannya.
  • Jangan membanding-bandingkan anak-anak kita antara satu anak dan lainnya, karna mereka tidak mungkin sama, mereka unik, karna ditenun oleh Hand-made-Nya tangan Tuhan sendiri. Biarkanlah mereka bertumbuh sesuai dengan keunikannya masing-masing. Kasihi mereka tanpa membeda-bedakan.

kisah nyata di irlandia utara:

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja untuk dijadikan budak atau pelayan.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica.

Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami
mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak
yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang
yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan
membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung
kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya
tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah
rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5
tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan.
Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang
mengingatnya.

Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak.
Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah
saya.

Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu
cekali pada Mommy!”
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya
menahannya, “Tunggu…, sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak
manis?”
“Nama saya Elic, Tante.”
“Eric? Eric… Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?”
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai
perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba
terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film
yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa
jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu.
Ya, saya harus mati…, mati…, mati… Ketika tinggal seinchi jarak
pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba
bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan
menjemputmu Eric…

Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan
Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” tTpi aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. ..

Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami
yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya
keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap
lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya
mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan
lamanya dan Eric..

Eric…
Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan
sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang
terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… Tidak terlihat sesuatu apa
pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan
kecil itu.

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. ..

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya
pun keluar dari ruangan itu… Air mata saya mengalir dengan deras.
Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai
menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat
seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat
itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian
kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!
Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini,
Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena
tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal
Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai
pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti
itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia
belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis
ini untukmu…”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia.. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.

============================

Tinggalkan komentar