DRAMA TUNGGAL MARIA MAGDALENA UNTUK PASKAH GURU, STAFF DAN KARYAWAN.


Materi ini adalah pengembangan dari materi

 

CERITA DRAMA TUNGGAL DI HARI KENAIKAN

 

 

maria magdalena modern
maria magdalena modern

Kalau pada tulisan tersebut diperuntukkan bagi hari kenaikan, naskah tersebut saya edit habis-habisan untuk moment paskah bagi guru dan karyawan serta staff sekolah kristen/ katolik

Naskah ini pernah dipentaskan di Paskah Staff, guru dan karyawan Sekolah Tri Tunggal, Semarang, tanggal 28 April 2012 yang lalu bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan kami yang ke 14, Puji Tuhan !!

Naskah ini dilengkapi dengan 10 klip yang tidak sah bagi saya mencantumkan klip itu di sini, karna tidak mengurus ijin nya. Maka jika anda ingin memiliki klip yang sama, anda boleh mengedit sendiri dari banyak film tentang Yesus yang anda miliki atau hasil browsing di YouTube. Minta hikmat Tuhan dalam memilih klip yang akan diambil, karna ada beberapa film yang tampaknya rohani, tetapi penafsiran terlalu bebas/ liberal, sehingga akhirnya jadi ‘sekular’

Untuk memudahkan anda, klip tersebut akan saya beri judul, agar anda terpandu memilih klip tersesuai, setiap klip tidak lebih dari 1 menit saja, sehingga tidak menyita begitu banyak waktu.

Naskah ini dilengkapi juga dengan Song, pada saat Song, anda boleh menyanyi solo, ataupun menghadirkan soloist jika pemeran Maria Magdalena tidak bertalenta menyanyi, atau anda bisa libatkan jemaat ikut bernyanyi.

Jika anda menginginkan persiapan yang perfect, maka saya sarankan anda browsing di konkordansi online di http://www.sabda, semua ayat yang memuat mengenai Maria Magdalena ini, dan jangan dibaca ayat tersebut saja, melainkan semua ayat tersebut dan perikopnya sekaligus, sehingga anda memiliki gambaran yang utuh mengenai Maria Magdalena ini.

Tafsiran mengenai Maria Magdalena mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal tidak saya cantumkan dalam naskah ini, karna itu masih berupa perdebatan. Jadi daripada kita ribut, mending tidak saya masukkan, toh sisi -sisi kehidupan lain dari Maria Magdalena bisa kita angkat ke permukaan dan tidak kalah apiknya.

Sementara anda pentas secara tunggal (tidak ada pemain drama lainnya), siapkan seorang pemain keyboard/ piano untuk mengiringi terus selama anda acting, sehingga suasana tidak tampak kosong. Ada baiknya sebelumnya anda pastikan dahulu tangga nada mana yang sesuai dengan suara anda

Di tengah-tengah naskah ini, ada juga NARASI bertema PASSION yang saya baca (jadi tidak saya hafalkan), dan saya sendirikan di bawah sebagai lampiran, sehingga anda siap print secara terpisah dan siap dibaca di pementasan drama tunggal ini.

Drama tunggal ini adalah sesi KHOTBAH, jadi jika anda memakai naskah ini, naskah ini sendiri sudah sarat dengan Firman Tuhan, jadi merupakan acara khotbah itu sendiri, bukan acara pementasan untuk pertunjukan tambahan.

Jika anda ingin lebih dalam mendalami mengenai kuasa bahasa sentuhan yang dibahas dalam beberapa alinea naskah ini, dapat anda buka di

KUASA BAHASA SENTUHAN YANG MENCERDASKAN

Selain naskah Passion itu, anda harus menghafalkan dialog tunggal ini, walaupun kata-katanya tidak harus persis, tetapi anda harus menyampaikan point-point yang ada di dalamnya.

Pada saat memperkenalkan diri, saya langsung berkenalan dengan pengunjung PASKAH,

Siapa nama anda? Kalau nama saya Maria Magdalena.

Anda tinggal di Semarang ini…? Kalau saya tinggal di Israel

Anda naik apa kemari tadi…? Kalau saya tadi ke sini naik ONTA

Setelah selesai berkenalan, saya kembali ke panggung, dan berkata pada audience Sebelum berangkat ke sini, saya sudah belajar dulu bahasa Indonesia, dan saya sudah mencicipi lunpia semarang yang sangat enak sekali, ….

(baru setelah itu masuk ke naskah selanjutnya)

Metode yang digunakan di sini : Metode Peran (Audio Visual), Metode Kostum (Visual dan Benda 3 Dimensi), Metode Musik, Metode Orang ( karna membahas Biografi dari Maria Magdalena), Metode Skriptura karna bersumberkan Firman Tuhan, Metode Audio Visual (karna ada Film yang diputarkan), dan Metode Orang ( karna ada sesi wawancara di awal perkenalan) , Metode Narasi (karna ada naskah seni yang dibaca di tengah acara).

ANDA SIAP …?

DRAMA TUNGGAL

EVERLASTING LOVE

MARIA MAGDALENA

Shalom, perkanalkan, namaku Maria Magdalena, aku disebut demikian, karna aku berasal dari Magdala, karna banyak nama Maria, untuk membedakan satu dengan yang lain, kami memakai tanda di belakang nama kami masing-masing, ada Maria ibu Yesus, dan masih banyak Maria-Maria lainnya.

Tentu saudara-sarudari mengenal Guruku. Dia adalah Yesus dari Nasaret yang lahir di Betlehem (KLIP 1, KELAHIRAN YESUS)

Sebelum mengenal Guru, hidupku sungguh liar, dalam diriku ada 7 Setan yang bercokol dalam diriku, tak heran aku menjadi seorang perempuan yang pemarah, mudah curiga, mudah tersingung, stress, berkali-kali ingin bunuh diri, tidak bisa setia pada satu orang sebagai pasangan, selalu dibayang-bayangi masa lalu yang suram dan kekuatiran tentang masa depan, emosiku sering meledak-ledak tak terkendalikan, aku mencari ketenangan dari satu pelukan laki-laki ke pelukan laki-laki yang lain, tetapi hatiku toh tidak pernah tenang juga, tidak ada yang benar-benar bisa memuaskan hatiku, aku mencari-mencari dan mencari sesuatu yang bisa membuat aku merasa puas dan lega….tetapi semua laki-laki yang kujumpai tetap tidak dapat memberikan apa yang aku cari

Sampai akhirnya…..(KLIP 2,  KLIP MARIA MAGDALENA DISEMBUHKAN DARI 7 ROH JAHAT, CARI DI YOUTUBE DENGAN KATA KUNCI MARIA MAGDALENA)

Guru Yesus, memang hebat, Dialah yang berhasil mengusir 7 roh jahat yang bercokol dalam hidupku, kini aku memiliki hidup yang berbeda dari yang dulu, aku tidak kecanduan pria lagi, karna kini dalam hatiku ada kedamaian yang tidak dapat dijelaskan dengan 1000 kata sekalipun.  Kedamaian itu membuat aku tidak memerlukan lagi rayuan pria pria gombal itu. Aku sangat bersyukur dapat mengalami perjumpaan dengan Yesus yang sanggup mengubah segenap hidupku

Sejak saat itu aku memutuskan untuk melayani Guru, mengikut Dia kemana pun Dia pergi,( SONG: INGAT KASIH-NYA)

bersama-sama dengan teman-temanku yang juga telah ditolong oleh Guru, teman-temanku itu bernama Yohana Istri Khusa, bendahara Yohanes dan Susana, dan banyak perempuan-perempuan lainnya.  Guruku memiliki 12 murid dan ada juga pengikut-pengikut lainnya, jadi kamilah yang memasak buat mereka, kami yang memuatkan mereka minum teh, kopi atau apa saja,  kami yang mencuci baju mereka, tahu sendiri kan..betapa sibuknya Guru kami itu, sampai-sampai rombongan kami tidak sempat makan, bagaimana mau makan, orang banyak selalu berbondong-bondong mengejar Guru kemanapun Dia pergi, alhasil terkadang makanan yang sudah kami masak pun tidak sempat dimakan.

Darimana kami mendapatkan uang untuk membeli tepung, sayur, gula,  dan bahan-bahan makanan lainnya? Kami melayani Yesus dengan kekayaan kami sendiri, kami tidak mau merepotkan Guru, kami memakai uang kami sendiri. Itulah cara kami menunjukkan kasih kami kepada Guru, kami melayani Guru dengan waktu kami, tenaga kami, dan juga sampai ke kantong kami. Kalau kita mengasihi Yesus, kita tidak akan hitung-hitungan dengan Dia, karna yang Dia lakukan buta kita sudah tidak ternilai dengan uang.

Karna kami melayani rombongan Guru, kami melihat semua mujizat yang dilakukan Guru, dan semua teladan Guru, pernah pagi-pagi benar kami kebingungan karna Guru menghilang…kami coba panggil-panggil…”Guru…guru…!!” tidak ada jawaban. Akhirnya teman-teman pun mencari-Nya, ternyata Dia ada di temapt sepi, sudah sejak pagiiiiiiiii pagi buta Dia berdoa,Dia bergaul dengan Bapa-Nya. Waaaau betapa dahsyat….bukankah kami kemarin lembur sampai malam…rasanya masih capek dan ngantuk, tetapi bagi Guru, tiap pagi adalah suatu MAGNET CINTA untuk Dia bercakap-cakap dengan Bapa-Nya secara khusus.

Bagaimana dengan kita…? Adakah kita menjadikan hubungan pribadi kita dengan Tuhan sebagai landasan aktifitas kita sepanjang hari menjadi saluran berkat buat anak-anak didik kita, rekan kerja kita, dan lapisan masyarakat Semarang ini?

KLIP 3 (YESUS MEMBANGKITKAN ANAK MUDA DARI KEMATIAN)

Ada  seorang anak muda yang diabangkitkan Yesus dari kematian.  Dalam berbagai kesempatan aku melihat Yesus memangkitkan orang mati dengan sentuhan. Dia juga dalam beberapa kesempatan menyembuhkan orang sakit dengan menyentuh mereka, salah satu contoh saat Guru menyembuhkan ibu mertua Petrus dari sakit demam, Guru memegang tangan ibu itu,  bahkan ada orang yang menjamah jumbai jubah yang menempel di tubuh-Nya pun mengalami kesembuhan. Guru kami pun mengatakan bahwa dari Tubuh-Nya mengalir kuasa.  Di Perjanjian Lama juga aku baca Elisa menyembuhkan anak dari perempuan Sunem, dengan menggunakan sentuhan  seluruh tubuh, bahkan mayat orang yang terkena tulang-tulang dari jenazah  Elisa pun ikut bangkit…..Dahsyat….sungguh dahsyat.

Aku melihat bahwa dalam tubuh Guru kami mengalir kuasa kesembuhan, kuasa kebangkitan.  Mulai saat itu aku mengerti pentingnya kita menyalurkan kuasa Allah lewat tubuh kita. Memang kita tidak bermaksud memangkitkan mereka yang mati dalam arti yang sebenarnya, ataupun menyembuhkan yang  sakit dalam arti yang sebenarnya, tetapi….mereka mati jiwa, sudah tidak bersemangat lagi, sudah tidak perduli lagi akan kehidupan mereka, jiwa mereka sakit, sakit hati, kesepian, kelelahan, kekosongan, dan banyak yang lain…. Pernahkah  kita berpikir bahwa murid-murid di sini membutuhkan sentuhan kita yang penuh kasih, tidak sekedar salaman, senyum seadanya, sebuah formalitas antara guru dan murid, tetapi mereka membutuhkan sentuhan yang lahir dari kasih Allah, yang kita alirkan melalui sebuah sentuhan kasih. Pernahkah kita menyentuh kepala mereka dan berkata “Apa kabar kamu hari ini…mengapa kamu terlihat murung?” Ataukah kita sekedar datang, mengajar, dan pulang…tidak lagi memperdulikan murid-murid kita yang mungkin mengalami beban berat di keluarga mereka. Minimnya mereka akan kasih sayang orang tua mereka yang mungkin sibuk mencari materi di percaturan perdagangan yang mengalami persaingan ketat di akhir zaman ini? Minimnya mereka akan perhatian dan kepedulian kasih dari keluarga mereka, dan stressnya mereka akan jadwal mereka yang padat sampai mereka tak memiliki waktu untuk bermain lagi. Pernahkan kita mengajak bicara dengan khusus anak-anak yang kita anggap sebagai trouble maker di kelas, dan memegang pundak mereka sambil mengatakan “Kamu sangat berharga di mata Tuhan, dan saya sebagai gurumu mendoakan kamu setiap hari. Semua orang bilang kamu nakal, tetapi saya sebagai gurumu tidak mempercayai hal itu, saya percaya kamu anak yang luar biasa, Tuhan bekerja secara unik di dalam dirimu. Saya percaya itu dan saya akan melihat hasilnya…OKE..?”

Aku juga menyaksikan Guru meneduhkan angin ribut, saat kami sedang dalam perjalanan menggunakan kapal.

Klip 4 (YESUS MENEDUHKAN ANGIN RIBUT)

Dalam hidup kita sekarang ini, kita hampir-hampir tak pernah menghadapi angin ribut dalam arti yang sebenarnya, tetapi angin ribut itu bisa saja berupa

  • Angin ribut berupa Tekanan hidup yang mendera hidup kita, kebutuhan hidup yang semakin meningkat di jaman yang serba mahal ini, rasanya berapa pun uang yang kita dapatkan tidak dapat membuat kita merasa cukup. Ingin rasanya mengeluh, mengomel, menggerutu, walau kita tahu bahwa kita mesti mengucap syukur dalam segala perkara
  • Angin ribut berupa hmmmmmmmmmmmmmmm kegeraman melihat tingkah anak anak yang terkadang membuat emosi kita naik sampai ke ubun-ubun. Kita terkadang kehabisan akal, bagaimana cara memperlakukan anak ini, semua cara sudah dicoba tetapi hasilnya nihil. Mungkin memang ada satu cara yang belum kita tempuh, yaitu DOA untuk anak ini dengan penuh kasih, dengan menyebut namanya, dengan menyentuh dia dengan sentuhan lembut, bahkan terkadang disertai dengan air mata kasih yang mengalir di pipi dan hati.
  • Angin ribut itu berupa kelelahan fisik………..yang terkuras saat mengajar, menyelesaikan administrasi yang menumpuk serta pikiran yang terkuras saat harus membuat planning-planning pengajaran, membuat soal-soal serta mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
  • Angin ribut berupa kejenuhan…rutinitas yang itu-itu lagi…hari senin, senin dan senin lagi, bulan Juni dan sampai Juni lagi…rapat dan rapat lagi…bab satu dan bab satu lagi…….ingin rasanya keluar dari kotak ini
  • Angin ribut itu juga bisa berupa tuntutan antara keluarga dan pekerjaan, harus menjalankan dua peran, dalam rumah tangga mengatur rumah, dan dalam pekerjaan menyelesaikan semua tugas-tugas ini, mendidik anak orang banyak, disamping itu mendidik anak sendiri, mengurusi urusan kantor, disamping itu mendampingi suami dan menjadi penolong yang baik bagi dia. Istrif menelepon….”Pah…kog lama…?” Dia tidak tahu bahwa ada pekerjaan seabrek di kantor dan belum tersentuh sedikitpun.

Mengapa tidak kita minta saja Tuhan meneduhkan angin ribut itu…? Kita butuh hikmat Tuhan yang dapat menuntun kita untuk punya iman dan keberanian dan tekad yang bulad untuk melalui semuanya itu bersama dengan Tuhan.

KLIP 5 (YESUS MEMANGKU DAN MENGGENDONG SEORANG ANAK KECIL , PADA SAAT MENYAMPAIKAN TENTANG ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI- AMBIL DARI FILM YESUS VERSI KITAB LUKAS, SETELAH MELIHAT KLIP 5 TERSEBUT, LANGSUNG BACAKAN NASKAH PASSION INI)

PASSION

Passionlah yang menggerakkan Yesus melakukan semuanya, menyembuhkan orang sakit, melayani orang miskin, menghibur orang sedih, menumpangkan tangan atas anak-anak, membangkitkan orang mati, serta puncaknya mati di kayu salib. “Maka tergeraklah Hati-Nya oleh belas kasihan”

Passion tertinggi adalah KASIH  I Kor13:1-3 , kasih menghasilkan diantaranya belas kasihan. Belas kasihan menghadirkan diantaranya empati. Empati diantaranya menghasilkan aksi kasih. Aksi ini dalam bahasa Alkitabnya adalah : Perbuatan. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Jadi kesimpulannya Passion adalah wujud yang terlihat dari iman yang tak terlihat.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu sibuk sampai mengabaikan anak-anak.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu jaim sampai tidak pernah menyentuh anak-anak.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu merasa diri penting

sampai tidak memperhatikan kehadiran seorang anak

di tengah-tengah pembicaraan orang dewasa.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu sok suci

sampai harus menghapus ‘anak bangsa lain’ (Ruth, Rahab)

dari deretan silsilahnya, karna anak bangsa lain juga sangat berharga di mata-Nya.

 Itulah yang menyebabkan juga nama Naaman dan juga kisah Janda Sarfat

masuk dalam kisah-kisah terkenal, sekalipun mereka bukan anak negri.

Tuhan Yesus tidak pernah dikejar jadwal pelayanan berikutnya,

kota berikutnya, orang dewasa berikutnya yang menuntut jadwal yang padat,

dan ia tidak berkata pada wali murid

 “Maaf…saya sedang sibuk, bagaimana kalau jangan sekarang, kapan-kapan saja ya,

saya kan sering lewat sini..”,

hanya untuk sekedar mendoakan anak-anak, bercengkrama dengan anak-anak,

bergurau dengan mereka, membiarkan mereka bergelayutan di bahu-Nya,

memegang-megang ikat pinggang-Nya atau bahkan membelai-belai rambut-Nya,

Ia tidak pernah berkata pada anak-anak itu

“Adik-adik….kakak sudah ditunggu di desa sana, cukup ya mainnya…?”,

walaupun mungkin memang ia dikejar jadwal yang padat.

Sebaliknya mungkin Ia berkata pada orang dewasa itu

 “Maaf…saya tidak akan datang ke rumah Anda secepat yang anda kira…

karna saya ada tamu-tamu kecil yang sangat penting.”

Murid-murid-Nya yang merasa tersanjung di antara khalayak ramai

karna eksklusif dalam kelompok Yesus,

merasa kehadiran anak-anak kecil ini sangat tidak menguntungkan,

mereka ribut, mereka mengompol, mereka ‘nakal’, mereka rewel,

mereka ‘lucu’ mungkin, tetapi tidak bisa diam,

dan para wali murid ini bikin keadaan semakin runyam,

mereka ngotot ingin memenuhi keiinginan anak-anak mereka ketemu Orang terkenal, yaitu Guru mereka.

Tapi siapa bilang Yesus merasa kehadiran anak-anak kecil ini tidak menguntungkan? Yesus mengutip Maz 8:3 untuk menunjukkan

betapa beruntungnya kehadiran anak-anak

yang merupakan prajurit kerajaan Allah cilik ini.

Tapi siapa bilang Yesus terganggu dengan keributan anak-anak?

Ia pun siap membuat batu-batu berteriak, jika anak-anak dibungkam.

Tapi siapa bilang Yesus memelototi para wali murid,

 justru Yesus memelototi para murid-Nya yang tidak mengerti

bahwa salah satu hasrat-Nya yang terdalam adalah juga mengasihi anak-anak.

Hasrat itulah yang membuat Ia tersenyum menyambut anak-anak

 yang rindu datang kepada-Nya,

hasrat itulah yang menggerakkannya memberi sesi terbaru pada murid-murid-Nya

sebuah pelajaran penting yang tak boleh dilupakan :

“Jangan halang-halangi anak-anak itu datang kepada-Ku”

Menyayangi anak yang cantik, cakep, pandai, wangi, berpakaian rapi, cerdas, kritis, dan bertalenta itu sangat natural sekali, tanpa usaha yang keras, sudah otomatis anak-anak seperti ini menimbulkan kasih dan sayang dan seakan punya magnet untuk menyedot perhatian semua orang dewasa disekelilingnya, bahkan teman-teman seumurannya.

Contoh paling menyentuh adalah kisah mengenai Daud dan Mefiboset. Mefiboset orang yang pincang, dari keluarga yang sudah turun pamor, tinggal di tempat yang sepi dan tidak terkenal, dilupakan orang dan mengalami hilangnya masa kejayaan keluarga, kejayaan sang kakek yang adalah raja pertama Israel

Tetapi Daud yang mempunyai ikat janji dengan Yonatan, mencari Mefiboset ini, menyuruh orang menjemputnya, serta mengajaknya bicara dari hati-ke hati serta mengajaknya tinggal di istana, dan makan sehidangan dengan dia beserta keluarga besar kerajaan, beserta semua anak-anaknya yang lain. Daud menganggap Mefiboset pincang ini seperti anaknya sendiri.

Saat Mefiboset duduk di meja makan bersama pangeran lainnya, taplak istana yang mewah dan rapi menjuntai sampai ke lantai sedetik ketika menutupi kakinya yang pincang. Daud tidak melihat kakinya yang pincang, Daud tetap mengajaknya berbicara di meja makan, bercengkrama dengan dia sambil menikmati hidangan, dan terkadang ‘lupa’ akan kepincangannya sampai jamuan itu selesai dan Mefiboset beranjak pergi meninggalkan meja itu, barulah Daud sadar kembali Mefiboset itu pincang. Dan mungkin saja ia menegaskan pada semua pageran lainnya bahwa makan tidak akan dimulai jika Pangeran Mefiboset belum sampai di kursi makan yang sudah disediakan untuk dia. Pangeran-pangeran yang lain Cuma saling melirik mungkin, sambil merasa aneh dengan kata-kata Ayahanda mereka. Mefiboset…si pincang itu…? Harus ditunggu…? Tetapi Daud tetap dengan pandangan biasa, tidak ada yang aneh. Si pincang itu adalah juga pangeran di mata-DAUD.

Ini menggambarkan kasih Kristus pada anak-anak ‘pincang’.

‘Pincang’ karna tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya, walaupun dari keluarga berada. ‘Pincang ‘ karna perceraian orang tua. ‘Pincang’ karna lahir tanpa asuhan ayah. ‘Pincang’ karna goncangan meninggalnya orang tua di usianya yang masih dini. ‘Pincang’ karna himpitan ekonomi keluarga. ‘Pincang’ karna setiap hari hanya bertemankan guru les, pembantu, babu sitter, serta sopir, dan kurang belaian kasih sayang orang tua. ‘Pincang’ karna pelecehan seksual di tengah bobroknya moralitas masyarakat. ‘Pincang’ karna goncangan ekonomi keluarga imbas dari PHK massal. ‘Pincang’ karna sakit penyakit yang ‘aneh’ di mata masyarakat seperti hydrocephalus, autisme, down syndrome, hiper actif, dll.

Ikat janji Tuhan pada manusia dalam rangka keslamatan itulah yang membuat Tuhan datang sendiri ke dunia ini dan menjangkau serta mengangkat anak-anak ‘pincang’ ini menjadi anak-anak-Nya.

Mari pandang anak-anak ‘pincang’ ini dengan cara Tuhan memandang. Saat kita menyambut mereka dalam nama-Nya, dengan hasrat yang sama seperti hasrat-Nya, sama saja kita menyambut Yesus.

SONG : Brikanku hati…sperti hati-Mu..yang penuh belas kasihan…

Itulah sekelumit ceritaku mengenai kenanganku akan kebersamaan kami dengan  Guru. Sampai hari itu tiba, Guruku mengalami pergumulan berat saat berdoa di taman Getsemani.

Klip 6. YESUS DITANGKAP

Dia ditangkap oleh para serdadu. Aku melihat-Nya dengan mata kepalaku sendiri.  Aku dan Maria Ibu Yesus melihat dari dekat saat Dia disiksa dan disalibkan….darah-Nya bukan hanya diteteskan, melainkan DIPERAS sampai tetes terakhir.

Klip 7 YESUS DISALIBKAN

Dia …Dia yang sudah menolong hidupku…memberi teladan terbaik dalam hidupku…mengapa Dia harus disalibkan…? Apa salah-Nya..? Apa dosa-Nya…? Dia tidak pantas berada di antara dua penjahat di kanan dan kiri-Nya.

Aku Cuma bisa menangis tak tertahankan.

Oooooh Guruku….

Yusuf dari Arimatea meminta mayat Yesus, dan aku dan teman-temanku yang lain melihat sendiri dimana Dia dibaringkan. Aku tidak mau kehilangan moment sedikitpun dari Guruku yang kukasihi

Klip 8 YESUS DIKUBUR

Waktu Pak Yusuf dari Arimatea itu pulang, aku dan teman-temanku tidak mau pulang, kami tetap duduk di depan kubur itu, menatapi  pintu kubur yang tertutup rapat oleh batu besar….kami menangis sejadi-jadinya….kami menangis menangis dan menangis….aku dan teman-temanku, bahkan ada juga perempuan-perempuan lain yang mengikuti Yesus memasuki Yerusalem, saat itu ada juga bersama-sama dengan kami.

Akhirnya mau-tidak mau kami pun akhirnya pulang juga, sesampainya di rumah kami langsung mempersiapkan rempah-rempah, kami membelinya, mumpung hari sabat belum tiba. Keesokan harinya, saat hari sabat tiba, kami pun beristirahat sesuai ketentuan hukum taurat, tetapi begitu hari sabat telah lewat, kami segera, sepagi mungkin datang bergegas ke kubur , aku bersama teman-temanku yang lainnya, kami membawa rempah-rempah yang sudah kami persiapkan sebelumnya.

Di perjalanan kami berdiskusi bagaimana caranya menggulingkan batu itu. Tetapi, sesampainya di kubur itu………

Klip 9 YESUS BANGKIT

Ada yang mengatakan bahwa Yesus, Guruku, bangkit…., kami pun berlari ketakutan, dan kammi memberitahukan kepada murid-murid yang lain, bahwa mayat Guru dicuri orang….

Petrus dan Yohanes segera berlari ke kubur Guru, dan aku pun ikut berlari ke sana, dua orang itu pun menjumpai hal yang sama seperti yang kami temui, kubur itu kosong , jenazah Guru tidak ada,

Petrus dan Yohanes pun meninggalkan kubur kosong itu. Aku masih shock, aku pun menangis sejadi-jadinya, saat aku menengok lagi ke kubur itu, ada dua malaikat yang menangis dan berkata “Ibu..mengapa engaku menangis?”

“Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu dimana Ia diletakkan”

Dibelakangku tampak seseorang yang mendengar pembicaraan kami, pastilah ia tukang kebun yang menjaga pekuburan ini.  Tukang kebun itu juga menanyakan hal yang sama sepertif pertanyaan malaikat tadi “ Ibu..mengapa engkau menangis..? Siapakah yang engkau cari…?”

“Tuan, jika tuan mengambil Dia, katakanlah di mana Tuan meletkakkan Dia, supaya aku dapat mengambilnya”

Lalu aku mendengar dia memanggil namaku

“MARIA…”

Akupun menengok ke belakang….kaget…mendengar intonasi bicaranya kog seperti GURUKU…?

Akupun berteriak “Rabuniiiiiiiiiiiiii” yang artinya GURU.

Sekali lagi aku pun berlari menemui murid-murid lainnya dan kali ini aku berkata kepada mereka bahwa Guru telah bangkit, tetapi sayang mereka menganggap omonganku adalah omong kosong belaka.

Sampai suatu ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka semua

KLIP 9 YESUS MENAMPAKKAN DIRI PADA 12 ORANG MURIDNYA

Dia memerintahkan kami untuk bisa jadi saksi-Nya

KLIP 10 YESUS NAIK KE SORGA

Akhirnya Guru pun naik ke sorga, dan kami menjadi saksi dari semuannya itu.

Aku berjanji akan jadi saksi-Nya, menceritakan bagaimana aku telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Dia, bagaimana Dia telah mengubah segenap hidupku, bagaimana Dia telahd mati dan menebus hidupku dari hutang dosa, dan bagaimana Dia memberiku kuasa untuk menjadi saksi-Nya, dan bagaimana Roh Kudus diberikan-Nya untuk kami dapat melakukan tanda-tanda ajaib sambil memberitakan injil-Nya.

Apapun yang terjadi, walau ladang tidak menghasilkan, walau lembu terlepas dari kurungan, aku mau tetap setia mengiring Dia, dan mengasihi orang-orang yang aku layani, murid-muridku, rekan-rekan kerjaku, dan kalau bisa, mengasihi semua orang.

Amin

DRAMA TUNGGAL

EVERLASTING LOVE

MARIA MAGDALENA

  1. PERKENALAN
  2. KELAHIRAN YESUS
  3. KLIP 1. KELAHIRAN YESUS
  4. 7 SETAN….ROH ROH APA SAJA…?
  5. KLIP 2 YESUS MENGUSIR 7 SETAN
  6. HIDUP BARU…DALAM KEDAMAIAN…DARI PERJUMPAAN DENGAN YESUS
  7. SONG: INGAT KASIH-NYA
  8. MEMUTUSKAN UNTUK MENGIKUT YESUS, BERSAMA YOHANA DAN SUSANA
  9. MELIHAT TELADAN YESUS DOA PAGI
  10. KLIP 3 YESUS MEMBANGKITKAN ORANG MATI
  11. MEMBANGKITKAN YANG MATI DENGAN SENTUHAN
  12. YESUS MENEDUHKAN ANGIN RIBUT
  13. KLIP 4 YESUS MENEDUHKAN ANGIN RIBUT
  14. ANGIN RIBUT?
    1. TEKANAN HIDUP
    2. TINGKAH ANAK-ANAK YANG SUPER
    3. KELELAHAN FISIK
    4. KEJENUHAN
    5. TUNTUTAN KELUARGA DAN PEKERJAAN
  1. KLIP 5 YESUS DAN ANAK KECIL- BELAS KASIHAN-
  2. NASKAH PASSION
  3. 17.                   . SONG : BRIKANKU HATI SEPERTI HATIMU YANG PENUH BELAS KASIHAN
  4. 18.                   KLIP 6 YESUS BERDOA DI GETSEMANI DAN DITANGKAP
  5. 19.                   KLIP 7 YESUS DISALIBKAN
  6. 20.                   KLIP 8 YESUS DIKUBURKAN
  7. 21.                   Klip 9 YESUS BANGKIT
  8. 22.                   Klip 10 YESUS NAIK KE SORGA
  9. 23.                   TEKAD UNTUK TETAP JADI SAKSINYA APAPUN YANG TERJADI, MENYALURKAN KASIH PADA TUHAN, KELUARGA, MURID-MURID, REKAN KERJA , DLL

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN PASSION TERPISAH

PASSION

Passionlah yang menggerakkan Yesus melakukan semuanya, menyembuhkan orang sakit, melayani orang miskin, menghibur orang sedih, menumpangkan tangan atas anak-anak, membangkitkan orang mati, serta puncaknya mati di kayu salib. “Maka tergeraklah Hati-Nya oleh belas kasihan”

Passion tertinggi adalah KASIH  I Kor13:1-3 , kasih menghasilkan diantaranya belas kasihan. Belas kasihan menghadirkan diantaranya empati. Empati diantaranya menghasilkan aksi kasih. Aksi ini dalam bahasa Alkitabnya adalah : Perbuatan. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Jadi kesimpulannya Passion adalah wujud yang terlihat dari iman yang tak terlihat.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu sibuk sampai mengabaikan anak-anak.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu jaim sampai tidak pernah menyentuh anak-anak.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu merasa diri penting

sampai tidak memperhatikan kehadiran seorang anak

di tengah-tengah pembicaraan orang dewasa.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu sok suci

sampai harus menghapus ‘anak bangsa lain’ (Ruth, Rahab)

dari deretan silsilahnya, karna anak bangsa lain juga sangat berharga di mata-Nya.

 Itulah yang menyebabkan juga nama Naaman dan juga kisah Janda Sarfat

masuk dalam kisah-kisah terkenal, sekalipun mereka bukan anak negri.

Tuhan Yesus tidak pernah dikejar jadwal pelayanan berikutnya,

kota berikutnya, orang dewasa berikutnya yang menuntut jadwal yang padat,

dan ia tidak berkata pada wali murid

 “Maaf…saya sedang sibuk, bagaimana kalau jangan sekarang, kapan-kapan saja ya,

saya kan sering lewat sini..”,

hanya untuk sekedar mendoakan anak-anak, bercengkrama dengan anak-anak,

bergurau dengan mereka, membiarkan mereka bergelayutan di bahu-Nya,

memegang-megang ikat pinggang-Nya atau bahkan membelai-belai rambut-Nya,

Ia tidak pernah berkata pada anak-anak itu

“Adik-adik….kakak sudah ditunggu di desa sana, cukup ya mainnya…?”,

walaupun mungkin memang ia dikejar jadwal yang padat.

Sebaliknya mungkin Ia berkata pada orang dewasa itu

 “Maaf…saya tidak akan datang ke rumah Anda secepat yang anda kira…

karna saya ada tamu-tamu kecil yang sangat penting.”

Murid-murid-Nya yang merasa tersanjung di antara khalayak ramai

karna eksklusif dalam kelompok Yesus,

merasa kehadiran anak-anak kecil ini sangat tidak menguntungkan,

mereka ribut, mereka mengompol, mereka ‘nakal’, mereka rewel,

mereka ‘lucu’ mungkin, tetapi tidak bisa diam,

dan para wali murid ini bikin keadaan semakin runyam,

mereka ngotot ingin memenuhi keiinginan anak-anak mereka ketemu Orang terkenal, yaitu Guru mereka.

Tapi siapa bilang Yesus merasa kehadiran anak-anak kecil ini tidak menguntungkan? Yesus mengutip Maz 8:3 untuk menunjukkan

betapa beruntungnya kehadiran anak-anak

yang merupakan prajurit kerajaan Allah cilik ini.

Tapi siapa bilang Yesus terganggu dengan keributan anak-anak?

Ia pun siap membuat batu-batu berteriak, jika anak-anak dibungkam.

Tapi siapa bilang Yesus memelototi para wali murid,

 justru Yesus memelototi para murid-Nya yang tidak mengerti

bahwa salah satu hasrat-Nya yang terdalam adalah juga mengasihi anak-anak.

Hasrat itulah yang membuat Ia tersenyum menyambut anak-anak

 yang rindu datang kepada-Nya,

hasrat itulah yang menggerakkannya memberi sesi terbaru pada murid-murid-Nya

sebuah pelajaran penting yang tak boleh dilupakan :

“Jangan halang-halangi anak-anak itu datang kepada-Ku”

Menyayangi anak yang cantik, cakep, pandai, wangi, berpakaian rapi, cerdas, kritis, dan bertalenta itu sangat natural sekali, tanpa usaha yang keras, sudah otomatis anak-anak seperti ini menimbulkan kasih dan sayang dan seakan punya magnet untuk menyedot perhatian semua orang dewasa disekelilingnya, bahkan teman-teman seumurannya.

Contoh paling menyentuh adalah kisah mengenai Daud dan Mefiboset. Mefiboset orang yang pincang, dari keluarga yang sudah turun pamor, tinggal di tempat yang sepi dan tidak terkenal, dilupakan orang dan mengalami hilangnya masa kejayaan keluarga, kejayaan sang kakek yang adalah raja pertama Israel

Tetapi Daud yang mempunyai ikat janji dengan Yonatan, mencari Mefiboset ini, menyuruh orang menjemputnya, serta mengajaknya bicara dari hati-ke hati serta mengajaknya tinggal di istana, dan makan sehidangan dengan dia beserta keluarga besar kerajaan, beserta semua anak-anaknya yang lain. Daud menganggap Mefiboset pincang ini seperti anaknya sendiri.

Saat Mefiboset duduk di meja makan bersama pangeran lainnya, taplak istana yang mewah dan rapi menjuntai sampai ke lantai sedetik ketika menutupi kakinya yang pincang. Daud tidak melihat kakinya yang pincang, Daud tetap mengajaknya berbicara di meja makan, bercengkrama dengan dia sambil menikmati hidangan, dan terkadang ‘lupa’ akan kepincangannya sampai jamuan itu selesai dan Mefiboset beranjak pergi meninggalkan meja itu, barulah Daud sadar kembali Mefiboset itu pincang. Dan mungkin saja ia menegaskan pada semua pageran lainnya bahwa makan tidak akan dimulai jika Pangeran Mefiboset belum sampai di kursi makan yang sudah disediakan untuk dia. Pangeran-pangeran yang lain Cuma saling melirik mungkin, sambil merasa aneh dengan kata-kata Ayahanda mereka. Mefiboset…si pincang itu…? Harus ditunggu…? Tetapi Daud tetap dengan pandangan biasa, tidak ada yang aneh. Si pincang itu adalah juga pangeran di mata-DAUD.

Ini menggambarkan kasih Kristus pada anak-anak ‘pincang’.

‘Pincang’ karna tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya, walaupun dari keluarga berada. ‘Pincang ‘ karna perceraian orang tua. ‘Pincang’ karna lahir tanpa asuhan ayah. ‘Pincang’ karna goncangan meninggalnya orang tua di usianya yang masih dini. ‘Pincang’ karna himpitan ekonomi keluarga. ‘Pincang’ karna setiap hari hanya bertemankan guru les, pembantu, babu sitter, serta sopir, dan kurang belaian kasih sayang orang tua. ‘Pincang’ karna pelecehan seksual di tengah bobroknya moralitas masyarakat. ‘Pincang’ karna goncangan ekonomi keluarga imbas dari PHK massal. ‘Pincang’ karna sakit penyakit yang ‘aneh’ di mata masyarakat seperti hydrocephalus, autisme, down syndrome, hiper actif, dll.

Ikat janji Tuhan pada manusia dalam rangka keslamatan itulah yang membuat Tuhan datang sendiri ke dunia ini dan menjangkau serta mengangkat anak-anak ‘pincang’ ini menjadi anak-anak-Nya.

Mari pandang anak-anak ‘pincang’ ini dengan cara Tuhan memandang. Saat kita menyambut mereka dalam nama-Nya, dengan hasrat yang sama seperti hasrat-Nya, sama saja kita menyambut Yesus.

zwani.com myspace graphic comments

Tinggalkan komentar