LEBIH MENDALAM TENTANG JUMBAI


JUMBAI

Punca Jubah pada bahasa aslinya adalah : TZITZIT – TEKLELET

n  KEPANG / ANYAMAN

n  4 HELAI YANG JIKA MENGGANTUNG TAMPAK 8 HELAI

n  DIKENAL SEBAGAI SHEMONEH KAFUL

n  WARNA BIRU LANGIT PADA TENGAH MALAM

n  LAMBANG KEHADIRAN ALLAH DI DALAM KEHIDUPAN YANG MENTAATI PERINTAH ALLAH

ASAL MUASAL JUMBAI

Bilangan 15: 32-41

Ketika bangsa Israel ada di padang gurun, didapati ada orang Israel yang mengumpulkan kayu api pada hari sabat, dan akhirnya orang itu dihukum mati atas perintah Tuhan. Padang gurun kehidupan yang sangat keras terkadang membuat seseorang memiliki prioritas yang salah dalam hidupnya, dan menjadikan hari perhentian Tuhan sebagai hari untuk ‘bekerja’. Kesalahan prioritas itu bukanlah hal sepele di hadapan Tuhan, karna mengakibatkan ‘kematian’. Kematian ini menggambarkan juga kematian yang akan dialami secara rohani, jika seseorang salah menempatkan prioritas dalam hidupnya.  Seharusnya orang Israel dan kita menjadikan Tuhan sebagai sumber berkat, sehingga saat seseorang berhenti bekerja pada hari sabat sebenarnya dia sedang menaruh iman percaya pada Tuhan yang sanggup memelihara kita.

Mulai dari peristiwa inilah, lahir sebuah perintah untuk membuat jumbai yang harus dikenakan oleh seluruh orang Israel. Tujuan perintah ini adalah, dimana Tuhan ingin menggunakan jumbai itu sebagai alat pengingat agar bangsa Israel selalu mengingat segala perintah Tuhan, dan perintah itu tidak terbatas hanya pada perintah mengenai hari sabat saja, tetapi juga meliputi perintah-perintah lainnya. Ketika mereka mengingat perintah –perintah Tuhan itu, diharapkan mereka tidak hidup dengan sekehendak hatinya sendiri, sekehendak matanya sendiri, agar mereka tidak hidup dalam ketidaksetiaan dan agar mereka hidup dalam kekudusan. Dan yang paling penting adalah supaya Tuhan menjadi Allah bagi kita.

Tuhan tahu kecenderungan hati manusia adalah melakukan hal yang sebaliknya dari semuanya itu. Setiap melihat jumbai –jumbai itu, Tuhan ingin kita selalu ingat akan SEGALA PERINTAH TUHAN.

Warna ungu kebiru-biruan adalah warna wajib yang tidak dapat diubah dengan warna lain, karna warna ini menggambarkan warna biru langit pada tengah malam, yang melambangkan adanya kehadiran Allah pada kehidupan yang mentaati perintah Allah.

KOSTUM DIPAKAI SEBAGAI SIMBOLIK ALKITAB

Pemakian Jumbai oleh Tuhan sebagai ALAT PERAGA/ ALAT PENGINGAT/ SIMBOL HIDUP DALAM KEBENARAN bukanlah hal yang terlalu mengherankan karna dalam Alkitab kita banyak menjumpai adanya pemakaian hal-hal yang terkait dengan kostum sebagai simbol, hal itu dapat kita ketahui dari beberapa ayat sbb:

Pengkotbah 9:8

Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.

Warna pakaian yang putih melambangkan kehidupan dalam kekudusan

Ester 4:1

Perkabungan Mordekai mengoyakkan pakaiannya sebagai tanda perkabungan

Yoel 2: 13

Tuhan menginginkan mengoyakkan pakaian sebagai tanda pertobatan yang sungguh-sungguh, dan jangan hanya dijadikan sebagai ‘budaya’ saja.

Dan masih banyak lagi contoh dari ayat lain, namun kita tidak membahas hal ini secara lebih mendalam, melainkan hanya memperbandingkan pemakaian Alkitab dalam menggunakan Kostum sebagai simbol-simbol.

PEMAKAIAN JUMBAI

  • Harus berwarna ungu kebiru-biruan, tidak perduli apa warna jubah mereka
  • Sebagai simbol untuk hidup dalam kebenaran
  • Harus dipakai oleh siapa saja di punca jubah mereka
  • Harus dipakai dimana saja
  • Harus dipakai kapan saja
  • Harus dipakai apa pun acaranya
  • Harus dipakai oleh semua usia , dari bayi sampai orang tua
  • Harus dipakai oleh siapapun tidak perduli apapun jabatannya.

Tinggalkan komentar