Kesaksian Sembuh dari Sakit


#KesaksianSembuhDariSakit*1

Hari itu seorang panitia menghubungi saya. Meminta saya melayani sebuah seminar di Kalimantan Utara, di Malinau. Saya buruan mencatat tanggal yang diminta, kapan harus berangkat atau pulang.

Seperti biasa, saya bercakap dengan yayank saya. Putri saya mengingatkan “Lha mama hari itu kan mesti mengajar di SIL ( Sekolah Injil Liburan) di Sengkaling?” Oh ya benar …saya baru sadar acara di Sengkaling itu belum saya tandai di tanggalan.

Saya menelephone panitia dan mengatakan “Maaf, saya sudah ada agenda lain, silahkan mencari pembicara lain.”

Lantas mereka malahan meminta tolong saya untuk mencarikan pengganti. Buruan saya mencari pembicara lain. Namun beberapa pertanyaan beliau tidak dapat saya jawab karena informasi tentang hal-hal itu juga belum dikabarkan oleh panitia kepada saya. Saya cukup bingung karena waktu tinggal seminggu lagi. Tiba-tiba saya dapat ide, kalau sekiranya acara SIL itu bisa ditukar, di mana saya bawakan sesi saya di Rabu, maka saya tetap dapat melayani di Malinau hari Kamis berangkat dan melayani di sana hari Jumat, Sabtu pulang dan Minggu sudah di tempat untuk melayani sebagai keyboardis di gereja saya.

Saya pastikan dulu ke panitia pengundang, apakah hari Kamis malam saya bisa dipastikan rapat online persiapan pelayanan musik tersebut.

Saya juga pastikan dulu ke ibu Titin Simangunsong apakah kami dapat bertukar jadwal untuk KKR di acara SIL GPdI Siloam Kota Wisata Batu. Ternyata bisa diatur.

Sebelum berangkat saya test Swab, dan dinyatakan negatif. Ada hamba Tuhan yang sponsori biayanya, praise the Lord. Tanpa surat pernyataan negatif, tentunya panitia mau tidak mau harus mencari orang lain lagi.

Wauuu…perjalanan ke Malinau pun tiba.Saya naik travel ke bandara Juanda, Surabaya. Setibanya di sana saya merinding, karena begitu banyak orang di bandara, begitu penuh. Pemandangan seperti itu menurut saya adalah pemandangan terpadat yang pernah saya jumpai dari semua perjalanan yang pernah saya lalui di bandara mana pun.

Sekelebat saya membayangkan virus berterbangan di bandara itu.

Tiba di Balikpapan, naik pesawat berikutnya menuju Tarakan. Di sana saya telah ditunggu seorang sopir yang menemani saya makan siang dan mengantar saya sampai di speed boat. Perjalanan dengan speedboat memakan waktu 3 jam untuk tiba di Malinau. Sepanjang jalan saya ada rekam beberapa detik perjalanan di speed dan saya upload di status WhatsApp. Beberapa orang koment dan mengkhawatirkan saya. Saya tersenyum simpul saja, karena bagi saya ini bukan apa-apa. Apa sih yang enggak untuk anak-anak di Indonesia?? Saya sangat antusias dan mencintai mereka semua. Perjalanan yang jauh ini bukan apa-apa. Sungguh.

Setibanya di Malinau, saya dijemput panitia yang telah menunggu keterlambatan tibanya speed sekitar 1 jam, karena speed memang tiba lebih lama daripada biasanya.

Saya diantar dengan mobil menuju hotel. Hotel tidak jauh dari pelabuhan tadi. Oh seperti ini Malinau…

Penggiat anak di sana sangat antusias. Saat saya ceritakan betapa kawatirnya teman-teman saya saat menyaksikan story saya hari kemarin di perjalanan, mereka bertepuk tangan terharu.

Hari Sabtu saya pulang ke Kota Wisata Batu. Naik travel dari Surabaya ke Malang, satu mobil dengan penderita Covid yang tidak lolos PCR untuk ke kota Pontianak. Di mobil saya lengah, saya buka masker dan makan sore, sembari menunggu penumpang lain 1 jam lagi.Kemungkinan besar inilah awal dari segalanya…..

#KesaksianSembuhDariSakit*2

Sabtu saya tiba dari Malinau, Kalimantan Utara.

Minggu melayani sebagai keyboardis di gereja.

Senin, 28 Juni 2021 saya mengajar di Bina Keluarga Bahagia Online School kelas penggiat anak. Memang itu agenda terakhir untuk bulan Juni 2021.

Di dalam hati saya ada seperti keraguan membuat program mengajar untuk bulan Juli 2021. Entahlah, hati saya galau dan seperti menangkap sinyal untuk Juli ada sesuatu.

Mungkin karena melihat saya habis dari luar kota, murid-murid les musik saya ( 9 orang semuanya) yang tahu kalau saya ke luar daerah karena ada 1 kali hari les saya liburkan karena saya posisi di perjalanan pelayanan tersebut, 8 diantaranya meminta libur dulu, dengan alasan suasana Covid yang menggila melanda.

Dari dua hal ini; kegalauan saya akan adanya sinyal untuk bulan Juli 2021, dan murid-murid les musik yang meminta libur 1 bulan Juli ini, ada suara Tuhan di hati saya ” Sepanjang Juli ini kamu istirahat saja.” Suara itu sangat jelas.

Ohhh pantasan saya tidak ada hasrat membuat program bulan Juli di Bina Keluarga Bahagia Online School.

Senin berlalu.

Selasa sore….mulailah badai itu datang , dan benar saja, saya harus istirahat 1 bulan penuh.

29 Juni 2021 tercatat, saya mulai sakit.

Saya sangat kagum pada Tuhan, sebelum badai itu datang, Tuhan sudah beritahukan bahwa saya akan istirahat full di bulan Juli ini. Makanya Dia atur semua murid les, yang tidak semuanya saling kenal, bisa kompak meminta berhenti semua dari tatap muka les. I see. Saya mengerti ini pengaturan Tuhan. Saya mengerti Tuhan punya agenda khusus buat hidup saya.

#KesaksianSembuhDariSakit*3

Saya jatuh sakit dari tanggal 29 Juni 2021. Otomatis program Juli di Bina Keluarga Bahagia Online School saya offkan. Saya buruan membuat pengumuman libur di semua lini pelayanan Jenius Cara Alkitab.

Yang saya alami dan rasakan??

Badan lemas, tidak bertenaga, pusing, demam, tulang-tulang linu semua, batuk kering, kantung kemih sakit setelah buang air kecil, keringat dingin.

Ada sengatan-sengatan seperti sengatan listrik di kepala belakang bagian kiri. ( pada saat itu sehari mungkin ada 4-5 hentakan sengatan)

Huadeuwww….sakit apa ini??

Selasa, Rabu, Kamis, dan kemudian Jumatnya saya kontrol ke dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A tanggal 2 Juli 2021.

#KesaksianSembuhDariSakit*4

Tiba hari Jumat malam ( 2 Juli 2021) saya kontrol ke dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A Aris, berhubung Kamis penuh pasien dan baru bisa Jumat itu.

Gula darah 303, tensi 100/80, Test oksigen/ saturasi 94.

Menurut dokter Aris yang sangat berpengalaman menangani Covid, diduga saya menderita Covid-19 gejala ringan. Berhubung saya tidak test Swab atau PCR jadi ini hanya dugaan dokter semata-mata. Namun dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A adalah dokter yang kawakan dan banyak pasien dari luar kota bahkan datang ke tempat praktek beliau di Kota Wisata Batu, karena beliau sudah tidak diragukan lagi, sering menangani pasien covid, dan beliau sendiri pernah sakit covid dan sudah sembuh dengan pertolongan Tuhan. Jadi akurasi dugaan beliau bahwa saya terserang Covid tidak lepas dari pengalaman beliau dalam menangani banyak pasien covid.

Beruntung saya sudah pernah Vaksin pertama, jadi gejala tidak memberat. Ditunggu 5-6 hari bila kondisi mereda, itu artinya hanya flue biasa, namun bila makin parah, harus bersiap ke IGD. Batas isolasi mandiri dari tanggal 2 Juli sampai dengan 16 Juli 2021 ( 14 hari terhitung dari kontrol pertama/ jadi bukan terhitung dari Selasa ketika saya mulai sakit, karena dokter tidak mau meresikokan perhitungan berdasarkan daya ingat pasien yang bisa saja salah/ kapan mulai sakitnya.)

Isolasi mandiri kini dimulai. Dokter tidak menyarankan ke rumah sakit karena rumah sakit penuh, hari itu saja menolak 3 pasien. Kami memutuskan isolasi mandiri di rumah, sampai 14 hari, dan tidak perlu test PCR. Ikuti saja petunjuk dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A yang menyarankan saya untuk isolasi mandiri saja di rumah.

#KesaksianSembuhDariSakit*6

Rumah kami bisa dibilang kecil, dan kamar mandi hanya satu. Jadi memang untuk menjadi tempat isolasi mandiri, sangat tidak memadai.

Selewat kontrol dokter, obat sudah rutin diminum, namun kondisinya saya mulai mual, menggigil, pusing, kehilangan fungsi indera penciuman, batuknya kadang berdahak, kadang juga kering, nafas agak pendek-pendek, keringat dingin, kehilangan nafsu makan, saturasi pernah mencapai 88.

Di hari -hari itu, tarikan-tarikan di otak kiri belakang, start dari leher sampai setinggi telinga, semakin intens. Bahkan 24 jam saya tidak bisa berhenti merintih. Saya ingin tahu intensnya berapa sering, maka saya rekam rintihan saya, ternyata 12 hentakan per 2 menit, itu artinya tiap 10 detik rata-rata ada satu hentakan seperti kejutan listrik di otak saya. Saya benar-benar sudah tidak tahan lagi, lantas suami saya chat dengan dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A , saya disarankan segera dilarikan ke UGD bila memang sudah tidak kuat lagi.

Namun saya menolak mentah-mentah, mengingat imun saya pasti turun bila jauh dari keluarga. Saya lebih tidak tahan jauh dari keluarga saya.

Tuhan ingatkan saya “Cari Eco Enzyme” Saya pun segera meminta suami saya ambilkan di meja kerja saya, karena biasanya saya pakai EE tersebut untuk melap komputer saya. Mulai saya semprotkan ke kulit kepala saya seperti tonik, full tiap 15 menit sekali, sampai kepala saya basah kuyub. Hari perdana serangan 24 jam itu tanpa EE, segala cara sudah saya coba; mulai dari pijit kepala, senam leher, sampai mengubah-ubah posisi tidur ataupun ketinggian bantal, semua nihil ; start besoknya saya baru pakai EE, dan benar-benar Tuhan kerjakan kesembuhan total di hari ke 5 semenjak serangan 24 jam itu, benar-benar sembuh total. Berangsur-angsur sembuh sampai benar benar tidak ada hentakan di otak sama sekali sepanjang hari. Benar-benar mujizat Tuhan.

Belakangan saya tahu; dari browsing; kemungkinan karena EE menyemprotkan Ozone ( O3) ke otak saya, dan memang itu bisa masuk ke pori-pori kulit kepala, dan memang itu yang dibutuhkan untuk penyembuhan serangan di otak. Itu kemungkinan ya, lha saya kan bukan dokter, hanya browsing saja, namun yang jelas saat itu suara Tuhan jelas untuk saya cari EE untuk semprotkan di kepala saya. Jawaban Tuhan atas jeritan doa saya, atas sakit yang tidak tertahankan di otak saya itu.

Belakangan lagi saya browsing, ternyata manivestasi Covid tidak hanya menyerang sistem pernafasan saja, tetapi juga bisa menyerang bagian otak. Lebih jarang terjadi, tetapi resiko kematian lebih tinggi prosentasinya.

Saya merinding saat baca-baca artikel -artikel tersebut. Rupanya hidup saya benar-benar beresiko ‘berangkat’ karena gangguan di otak sangat serius.

Tiba kontrol ke 2, saat obat dari kontrol pertama sudah habis, serangan di otak sudah berhenti/ sudah sembuh. Praise the Lord. Ketika parah-parahnya serangan di otak, saya menangis ingat mamie dan putri saya yang sudah meninggal.

Dan ketika semakin parah, saya sempat chat anak sulung saya yang pada saat itu posisi di Surabaya, saya sempatkan untuk meminta maaf atas banyak kesalahan saya sebagai seorang ibu, dan memberi nasihat-nasihat terakhir bilamana saya tidak lama akan dipanggil Tuhan pulang.

Di luar dugaan, anak saya malah menjawab “Dito tidak bisa seperti ini kalau tidak melalui semua itu Ma, mama nggak ada salah apa-apa kog.” Hati saya meleleh….meminta maaf dengan tulus namun mendapat jawaban yang tidak terduga seperti itu.

Saya sudah mempersiapkan diri bilamana saya tutup usia, bahkan sempat terpikir bell Ibu Maryetta Abdi untuk saya memberi wejangan apa yang harus dia lakukan bila saya nanti dipanggil Tuhan, untuk bagaimana meneruskan estafet pelayanan JCA. Pikiran saya sudah sampai ke arah sana.*

Bisa lihat video kesaksian saya pada kolom komentar berikut ini*

#KesaksianSembuhDariSakit*7

Kontrol ke dua di doker Dr. H. Aris Munandar. M.A tiba.

Gula saya drop menjadi 96. Saya disuruh stop obat penurun gula darah. Saturasi 94, Tensi 114/77. Kata dokter kalau fungsi indra penciuman hilang, sudah pasti manivestasi covid-19. Saat itu dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A memprediksi bisa melewati isolasi mandiri sampai hari ke 14. Diberi obat-obatan lagi. Dokter bertanya, bagaimana saya mengatasi hentakan seperti sengatan listrik di kepala, saya beritahukan saya pakai semprotan Eco Enzyme. Dokter paham, tetapi tidak berkomentar apa pun. Yang sangat bersyukur saya bisa lewati bersama pertolongan Tuhan. Hari -hari terasa lambat menunggu sampai Jumat berikutnya….

#KesaksianSembuhDariSakit*8

Selasa tanggal 13 Juli 2021 Tuhan kirimkan adik saya Hermon S Tedjakusuma untuk mendukung semua biaya test lab lengkap untuk mengetahui posisi kesehatan saya.

Praise the Lord.Alhasil, tanggal 15 Juli/ Kamis, saya test lab lengkap termasuk juga diantaranya PCR, di rumah sakit Babtis Kota Wisata Batu.

Padahal isolasi mandiri yang dokter sarankan masih sampai tanggal 16 Juli ( besoknya/ Jumat) .

Ternyata di R.S tersebut bertemu dengan Dr. H. Aris Munandar. M.A juga yang menangani pasien test lab, berhubung beliau ahli penyakit dalam.

Saya diambil sample urin, darah, dan usap di hidung dan tenggorokan. Pengambilan sample PCR sangat menyakitkan dan menakutkan buat saya, namun puji Tuhan sample bisa terambil juga. Saya sudah hampir menyerah karena hidung saya dimasukkan alat sampai 5 kali.

Dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A berkata wajah saya sudah lebih cerah. Dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A berkata kalau nanti hasil PCR bisa negatif nantinya, pastilah itu mujizat Tuhan semata. Benar saja, hasil test PCR sore itu sudah keluar, dan hasilnya negatif. Dokter buruan telepon saya, dan mengabarkan berita itu sambil berkata ” Ibu Grace memang hamba Allah yang Mahatinggi betulan. Mujizat ini, hasil test PCR kog bisa negatif.” Padahal kalau dihitung-hitung masa isolasi mandiri saja belum lagi habis, kog bisa negatif hasil PCR-nya, sungguh ajaib. Namun hasil cek lab menunjukkan saya gula darah tinggi, kolestrol tinggi, asam urat dan infeksi saluran kencing.

Alhasil saya membawa banyak obat …masih banyak PR buat hidup saya. Stop gula, harus rajin olah raga, dan pantangan makanan dengan ini -itu tidak boleh lagi dikonsumsi. Saya tahu, bahwasannya saya harus mengubah pola hidup saya menjadi pola hidup sehat bila ingin dipakai Tuhan lebih lanjut. Setidaknya secara tubuh itu.

18Titin Simangunsong, Jamhari Elijah dan 16 lainnya3 KomentarSukaKomentariBagikan

#KesaksianSembuhDariSakit*9

Apa saja yang saya lakukan selama isolasi mandiri?

Pertama saya nangis ingat mamie dan putri saya yang telah meninggal.

Ke dua saya sudah persiapkan apa saja yang harus saya pesankan saat saya nanti dipanggil Tuhan pulang.

Sejak awal isolasi mandiri, Tuhan sudah bilang di hati saya “Terapi firman, baca Mazmur sebanyak mungkin semampu kamu.” Jadi tiap berjemur saya bawa Alkitab dan selalu membaca Mazmur, kadang 2 pasal, 3 pasal, 5 pasal, semampu saya.

Saya dibangun saat membaca Mazmur.

Seorang hamba Tuhan bilang “Tuhan ingin waktu eksklusif bersama bu Grace.” Perkataan itu menancap di hati saya, jadi saya nikmati saat baca Mazmur, ingin tahu apa pesan Tuhan buat hidup saya. Ingin mendalami bagaimana pemazmur menjalani hidup normal yang juga ada suka dan dukanya.

Kami ada mezbah keluarga di keluarga kami, jadi setiap pagi kami menaikkan praise and worship kepada Tuhan bersama-sama. Namun karena saya isolasi mandiri, saya tidak ikut. Saya memilih betston sendiri di kamar. Saya putar lagu-lagu rohani, tapi hanya saya dengarkan , saya tidak ikut menyanyi.Suatu saat, saya mendengar di kamar lain suami saya dan putri saya memuji Tuhan bersama, hati saya seperti tersedot, ingin ikut. Akhirnya malamnya saya minta praise and worship di dekat kamar saya saja, di pintu duduk suami saya, putri saya duduk lebih jauh lagi, saya di pojok kamar, jadi kami terpisah 2 ruang. Kami memuji Tuhan bersama. Mulai dari saat itu roh saya bangkit. Tuhan berkata kepada saya ” Masa kamu segitunya sih. Hanya sampai di sini saja?” Saya tersentak oleh suara Tuhan itu. Saya bangkit memuji Tuhan dan saya bertekat untuk bangkit dari semua keterpurukan, belum waktunya saya pulang, karena masih banyak tugas saya di dunia yang belum terselesaikan. Tuhan masih mau pakai lebih lanjut. Sejak saat itulah semangat hidup saya bangkit.Ayo memuji Tuhan. Ada kuasa di dalam pujian.

#KesaksianSembuhDariSakit*10

Saya sangat bersyukur Tuhan berikan suami yang sangat baik merawat saya selama saya sakit.

Saya sangat bersyukur putri dan putra saya imannya sangat kuat. Mereka Tuhan pakai terus untuk menyemangati saya.

Saya sangat bersyukur suami saya selalu mendirikan mezbah keluarga di keluarga kami, sehingga melaluinya saya bangkit.

Saya sangat bersyukur semua acara Tuhan atur, sebelum saya sakit murid les semua berhenti les, dan Tuhan sudah bilang sebulan ini kamu istirahat. Dia sungguh ajaib, jadi waktu saya sakit saya tidak perlu capek-capek atur murid-murid les saya.

Tuhan yang ingatkan saya baca Mazmur, dan pakai Eco Enzyme saat saya sakit.

Bahkan persediaan Eco Enzyme Tuhan berikan lagi untuk saya pakai selama saya sakit, melalui hambaNya Ibu Titin Simangunsong, terutama juga Tuhan pakai hamba-Nya Dr. H. Aris Munandar. M.A untuk merawat saya, memberikan saya kata-kata semangat, dan mensponsori biaya kontrol saya. Haleluya !

Saya sangat bersyukur adik saya Hermon S Tedjakusuma Tuhan kirimkan untuk mengirimkan biaya test lab lengkap, kakak saya Billy Sumilat dan Yvonne Oril Sumilat sangat perhatian dalam doa, dana dan juga usaha ( kakak saya ada kirimkan obat-obatan buat saya, termasuk diantaranya camilan dan cinta kasihnya)

Semua kakak ipar dan adik ipar saya memberi perhatian penuh

Teman-teman Connect Group di gereja kami GMS Kota Wisata Batu juga ada memberikan support doa, bahkan ibu gembala kami membuatkan WA khusus buat jemaat yang sakit, untuk kami bisa saling mendoakan dan menguatkan. Gembala CG saya mengirimkan makanan lezat dan juga teman CG saya mengirimkan sayuran.

Belum lagi perhatian tiap hari dari penggiat anak Maryetta Abdi, seorang sahabat saya, tiap hari ada kasih perhatian lewat chat WA.

Saya sangat bersyukur Tes PCR di hari isoman ke 13 dinyatakan negatif sehingga tepat waktunya anak saya Dito bisa pulang ke rumah di Kota Wisata Batu, karena kegiatan di Sby sementara ini tidak intens. Dia hanya bisa pulang bila saya negatif. Tuhan sudah atur semua, dahsyat !!

Saya bersyukur suami dan putri saya baik-baik saja, walaupun rumah untuk isolman sebenarnya kuran memadai. Tuhan menjagai mereka sempurna. Ini mujizat yang luar biasa! Kalau Tuhan tidak ijinkan mereka terpapar, tetap bagaimanapun kondisi saya, mereka tetap tidak akan terpapar. Thanks Lord

Bahkan saya bersyukur ada dokter Gizi dari Jakarta membimbing saya bagaimana diet yang perlu saya lakukan, bahkan mendukung juga secara finansial. Belum lagi Tuhan ijinkan saya bisa konsultasi pasca covid dengan dokter ahli penyakit dalam dari Tobelo. Bagaimana langkah ke depan. Ternyata paru-paru saya tidak parah, termasuk ringan saja, dan dapat diobati dalam 2 minggu, tidak perlu kontrol lebih lanjut ke ahli paru. Wauuuuuuuuuu. Beliau juga meyakinkan untuk saya tidak perlu CT Scan ataupun ke ahli neurologi. Jadi dipastikan semuanya tuntas seperti yang suami saya katakan atas hikmat Tuhan. Saya tahu, bahwa Tuhan itu baik. Dia telah melalukan saya dari maut. Tuhan genggam tangan saya, karena Dia mengasihi saya.

Sebenarnya dalam perkembangan, dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A menyatakan saya gejala ringan saja, dalam perkembangan berikutnya beliau nyatakan, sebenarnya saya bisa dibilang gejala sedang sampai dengan berat, karena saturasi sampai 88 dan juga paru sudah terserang, dan ada serangan di otak, itu bisa dibilang berat, namun bila bisa lolos 14 hari berlalu, itu artinya kasih karunia Tuhan yang luar biasa buat kesembuhan saya.

Wau..cuma bisa bilang Haleluya !!

Tuhan masih beragenda panjang buat hidup saya. Semua yang saya butuhkan; bahkan alat-alat kesehatan yang saya perlukan Tuhan sediakan semuanya. Setiap kontrol dokter Dr. H. Aris Munandar. M.A.,hamba-Nya, beliau selalu gratiskan, bahkan saat di rumah sakit untuk cek Lab, beliau tidak kenakan charge biaya dokter-nya. Wau. Kemurahan Tuhan, melalui seorang dokter yang Tuhan urapi. Praise the Lord.

Pas obat dokter habis, eh dapat berkat Madu, Vitamin lengkap, Telur, Jeruk, Eco Enzyme dan masker. Timingnya bisa pas banget. Semua itu Tuhan kirimkan lewat PGPI Kota Wisata Batu. Kalau bukan Tuhan siapa lagi.

Minggu ini, start hari ini, saya mencoba kerja ringan, semampu saya, untuk persiapan debut Agustus 2021.

Saya bersyukur, ketika dinyatakan negatif dari test PCR, saya menambah lagi istirahat 14 hari untuk pemulihan, maka tiba-tibanya, diakhiri pas sekali akhir Juli. Pengaturan Tuhan sungguh dahsyat. Tepat satu bulan saya beristirahat. Seperti yang dikatakan-Nya. Haleluya………….!!!!

58Anda, Yvonne Oril Sumilat, Titin Simangunsong dan 55 lainnya19 KomentarSukaKomentariBagikan

#KesaksianSembuhDariSakit*11

Saya tahu bahwasannya Tuhan punya maksud ketika mengijinkan semua ini terjadi pada saya. Tuhan ingin saya mengubah pola hidup untuk lebih memperhatikan kesehatan saya. Tuhan juga ingin pakai lebih lanjut, jadi saya mau tidak mau sedikit dikondisikan untuk supaya saya benar-benar care terhadap kesehatan saya. Selama ini saya terlalu banyak minum manis saat mengetik dan paling malas berolah raga. Tuhan juga mengajak saya bersendirian lebih dalam bergaul dengan Dia. Tuhan juga mengajak kami sekeluarga menghargai lebih lagi nafas kehidupan yang Tuhan sediakan untuk kami dan saya secara khusus memahami rencana Tuhan ke depan untuk saya pribadi, keluarga saya dan pelayanan Jenius Cara Alkitab yang Tuhan percayakan.Tuhan menyatakan mujizat-Nya.

Ada satu hari dimana saya tertawa terbahak-bahak, dalam sambungan telephone dengan sepupu ipar saya Siwi Parwati A. Basri Kami bel-bel-an dari jam 10 pagi sampai jam setengah enam sore. Cekakak-cekikik ngobrolin apa saja. Imun saya langsung naik ke puncak gunung itu …!! Wih..!!Penghiburan dari Tuhan itu ada-ada cara-Nya.

Beberapa hari yang lalu sore hari suami saya membeli susu sapi murni. Saya minum segelas. Tidak berapa lama putri saya Melody menawari saya minum, tetapi saya bilang, saya sudah minum. Dia berujar ” Hayook pah, bikin STMJ” Tidak lama kemudian, sekitaran 2 jam kemudian datanglah madu yang dibawa oleh tim PGPI Kota Wisata Batu. Wih…pingin STMJ aja langsung Tuhan jawab, madunya Tuhan kirim, dalam waktu pas. Alhasil tinggal beli telur ayam kampung, dan pesta STMJ deh putri saya …. Juga pas sekali karena tim PGPI memberikan vitamin, padahal obat dokter yang saya minum juga pas habis. Tuhan itu memang paling jago mengatur waktu.

Saya berdecak kagumTuhan mau nyatakan, sedangkan putri saya saja ingin STMJ langsung Tuhan kerahkan madu datang , apalagi hidup kami yang begitu berharga di mata-Nya, pastinya Tuhan yang atur semua. Tuhan itu sangat mengaharukan. Saya sungguh terharu.Bersiap Agustus berjalan dalam kehendak Tuhan yang sempurna !!

Apakah saudara penasaran apa yang Dr. H. Aris Munandar. M.A tuliskan di sebuah kertas mungil buat saya, pada saat hari pertama saya kontrol di tempat praktek beliau? Covid itu kalahnya hanya sama hari/ 14 hariKalau lolos berarti HIDUP ( beliau tulis di kolom kiri) kalau tidak lolos berarti MATI ( jelas jelas beliau tulis di kolom kanan)Modalnya adalah harus banyak-banyak D.U.I.TInilah yang sering beliau kotbahkan dalam kotbah-kotbah beliau:

1. D = Doa

2. U = Usaha

3. I = Iman.

4. T = Taat

Juga ada beberapa aturan:

Jaran= Jaga Pikiran

Jahat= Jaga Hati.

Jamu= Jaga mulut

Nanti kapan-kapan bisa ngobrol dengan beliau lebih lanjut bilamana Tuhan ijinkan kita menggelar JCA Talk Show dengan beliau, seorang dokter yang diurapi Tuhan luar biasa !

Tinggalkan komentar