BEBERAPA MACAM ANGGUR YANG YESUS KECAP
Tulisan yang lengkap dapat dibaca di :
Shalom…
Kita berjumpa setelah dua kali sebelumnya kita bersama. Cerioooo.
Di pertemuan pertama kita sudah belajar Siapakah Sebenarnya Bapa Surgawi yang sangat mengasihi kita.
Di pertemuan ke dua kita sudah belajar berpikir yang baik-baik tentang ayah kandung kita, seperti apa pun dia.
Di pertemuan ke tiga ini, kita akan mempelajari seorang tokoh bernama Daud.
Tentu tokoh ini tidak asing kan?
Yuk kita dalami tentang dia, dengan lebih ashik lagi.
LATAR BELAKANG KEHIDUPAN DAUD
Coba kamu pikirkan, seberapa persen hidupmu mirip dengan latar belakang kehidupan Daud. Pastinya bisa lebih ringan dari Daud, atau lebih parah ya..?? Siapa tahu??
Ternyata ini perlakuan Daud pada orang tuanya:
| 1Sam 22:3 |
|
Dari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja negeri Moab: “Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku.” |
Waktu Daud memenangkan pertempuran melawan Goliat, maka semestinya keluarganya mendapat hadiah dibebaskan dari pajak.
Betapa bangganya kiranya Isai, ayah Daud memiliki anak seperti Daud.
Namun setelah Daud dikejar-kejar untuk dibunuh oleh Saul, maka orang tua dan keluarganya pun mendapat keadaan yang ikut dalam bahaya.
Waktu Daud menjadi buronan tanpa alasan kesalahan apa pun, maka keluarga daripada Daud ikut-ikutan dalam pelarian bersama Daud, hal itu bisa kita baca di :
| 1Sam 22:1 |
|
Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua u  Adulam. v  Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia. |
Waktu terus berlalu, keadaan tidak menjadi baik, sedangkan Isai , ayah Daud sudah semakin tua, demikian juga tentunya ibunya.
Bagaimana cara Daud memperlakukan orang tuanya di hari tua mereka?
Daud mencari raja Moab dan meminta mereka ikut merawat dan menjaga orang tuanya, karena pada saat itu Daud ada dalam pelarian dikejar-kejar Saul untuk dibunuh hanya karena iri hati dan dengki.
Daud sangat memperdulikan orang tuanya, walaupun sebenarnya dalam pertumbuhan Daud, dia menjadi pribadi yang sangat tertolak oleh orang tuanya.
Bagaimana kalau kita mengadopsi teladan Daud menjadi bagian dalam hidup kita?
Daud tidak pernah memikirkan apa yang orang tuanya berikan buat dia, tetapi dia memikirkan apa yang bisa dia lakukan buat mereka. Daud membalas air tuba dari orang tuanya dengan air susu. Daud membalas semua perlakuan orang tuanya dengan kebaikan kepada merekaÂ
Tidak semua dari kita orang tuanya amburadul seperti perlakuan orang tua Daud kepadanya, tetapi ada juga dari antara kita yang orang tuanya, apalagi ayahnya adalah ayah yang super baik. Ibunya juga sangat perhatian dan sangat sayang.
Tapi tidak jarang juga dari antara kita yang orang tuanya sangat parah, mungkin lebih parah daripada orangtuanya Daud.
Pikirkan hal apa yang bisa kita berikan pada orang tua kita, apa pun perlakuan mereka pada kita.
Contoh:
Kalau mengalami kesulitan untuk melakukannya, datanglah pada Tuhan, dan ijinkan Tuhan menolongmu melakukan hal ini.
Doa; Tuhan aku ingin memberikan sesuatu buat orang tuaku, berikan kau hikmat dan biarlah kekuatan yang daripadaMu memampukan aku, dalam nama Yesus, amin.
Ketika Daud beradal dalam kenyamanan dan kemapanan, semua aman, semua mapan, semua berjalan lancar, Daud memutuskan untuk tidak ikut berperang ( II Samuel 11:1) Kerana dengn mengutus Yoab saja semua sudah bisa dipastikan aman.
Kenyamanan dan kemapanan yang membuat Daud tidak berangkat berperang, ini menunjukkan bagaimana kenyamanan dan kemapanan bisa menjadi bumerang, ketika seseorang terjebak di dalamnya, sehingga Daud yang sudah bisa mengalahkan Singa dan Beruang, sudah mengalahkan Goliat, sudah menjadi pemimpin perang ribuan orang, dan sudah berhasil lolos dari kejaran Saul selama bertahun-tahun, di sinilah Daud memposisikan diri menjauhi destiny ilahi dalam hidupnya, yang memang sudah ditentukan untuk berperang. Di titik kenyamanan kemapanan, jauh dari destiny ilahi dalam hidupnya, membuat Daud ada di titik rawan sehingga dia jatuh dalam dosa pelecehan sex terhadap Batsyeba sebagai korbannya.
Mengapa Daud bisa jatuh dalam dosa itu? Karena ketika ada sebuah lubang besar dalam hidupnya, ada luka yang belum sembuh, jiwa menuntut sesuatu pelampiasan untuk menutupi lubang itu.
Sampai titik dimana Daud berkata : Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku.
Di titik inilah Daud pulih.
Ketika seseorang pulih 100 persen, di situlah dia tidak membutuhkan pelampiasan apa pun dalam hidupnya, karena Tuhan sudah menjadi Pribadi pemuas sejati yang tiada taranya.
Mari bawa setiap hidup kita alami Tuhan yang adalah pribadi segala -galanya dalam hidup kita, untuk mengatasi semua tekanan yang mendera jiwa kita.