(untuk pembicara, anda dapat mempertimbangkan apakah penelitian Masaru Emoto ini bisa anda letakkan di awal sekali pembahasan, atau justru di akhir sekali pembahasan, jika anda memilih di awal, itu artinya anda memakai hasil penelitian Masaru Emoto ini sebagai pembuka inspirasi, akan tetapi jika anda letakkan di belakang, anda menggunakan penelitian Masaru Emoto ini sebagai kesimpulan pembuktian di dunia science)
CERITA IMAJINASI VERSI YESUS
PENDAHULUAN:
Kata ‘merenungkan’ dalam Mazmur 1:2 ini dalam bahasa aslinya : HAGAH, memiliki banyak arti, sbb:
Sebenarnya saya ingin langsung menghadirkan tulisan itu langsung di layar ini, tetapi apa daya, sudah saya coba dan hasilnya kacau balau, karna kolom-kolom yang ada tidak bisa rapi jika di copy-paste di sini.
Baca tulisan terkait : (untuk dapat memahami lebih dalam apa yang saya sampaikan di atas, bagi anda yang masih bingung dengan tulisan di atas karna belum pernah membaca tulisan sebelumnya yang merupakan ide awal)
Saya sudah mencoba untuk membuat tautan dari setiap iklan yang ada, tetapi gagal. Jika anda ingin menyeminarkan kembali, saya sarankan anda browsing di YouTube , karna saya juga mendapatkan semua iklan dari YouTube.
Guru di atas segala guru, yaitu TUHAN ternyata adalah yang pertama kali menggunakan metode SIMULTAN/ metode mengajar serempak.
Bagi anda yang belum mengerti mengenai metode mengajar dengan cara SIMULTAN/ serempak, anda saya sarankan membaca tulisan terkait, di tulisan lain dalam blog ini yang membahas KURIKULUM.
Mari kita simak bagian Alkitab berikut ini:
Kejadian 1: 18-23 sebagai landasan pembahasan kita kali ini.
Ayat 18. Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Ayat 19. Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
Ayat 20. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Ayat 21. lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tmpat itu dengan daging.
Ayat 22. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Ayat 23. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”
Perhatikan ayat 18, dimana Tuhan memutuskan untuk menciptakan manusia kedua sebagai penolong bagi Adam, selain sebagai penolong, manusia ke dua ini harus memenuhi syarat : SEPADAN dengan Adam/ manusia.
Perhatikan bahwa ayat 18 ini tidak dilanjutkan dengan langsung ke ayat 21, lalu Tuhan membuat manusia itu tidur nyenyak….dst., tetapi dilanjutkan ke ayat 19 yang isinya : lalu Tuhan membentuk dari tanah segala binatang hutan…dst. APA HUBUNGANNYA …?
Seolah-olah tidak ada hubungan antara inisiatif Tuhan menciptakan penolong yang sepadan, dengan Tuhan memberi Adam tugas memberi nama binatang-binatang itu. Mengapa kog dari ayat 18 tidak langsung disambung ayat 21 saja? Dan mengapa harus disisipi ayat 19-20 ?